-20-

39 23 10
                                    

Hening dan tidak mengeluarkan suara sekecil apapun, Galé membuka matanya dan melihat laut yang tak betepi serta langit yang tak memiliki ujung kembali di hadapannya. Ini adalah keadaan yang sama ketika dirinya terkena serangan Dimitri dan membuatnya bertemu dengan suara yang mengaku bernama Higan.

Perbedaannya kali ini,. Galé datang dengan keinginannya sendiri untuk bertemu dengan sosok Higan yang masih tidak memperdengarkan suaranya.

Galé tidak ketakutan lagi ketika ia berhasil memasuki zona atau dimensi khusus yang bisa membuatnya berbicara panjang lebar dengan sosok bernama Higan ini.

"Higan! Aku datang untuk menemuimu, kali ini aku datang atas naluriku sendiri!"

Galé berteriak sekencang-kencangnya untuk membuat Higan mau menjawab teriakannya. Akan tetapi tidak seperti yang Galé pikirkan, bahwa menemui Higan bisa jadi tidak dapat dilakukan sesuka hatinya, Higan malah langsung menjawab dan menyahuti ucapan Galé.

"Aku tidak perlu diteriaki seperti itu untuk dirayu berbicara denganmu, Galé." Sebuah suara yang misterius itu kembali muncul dan terdengar di seisi ruang berisi lautan dan langit yang disinggahi Galé.

Galé tersenyum. "Sudah kuduga, kau memang hidup di dalam tubuhku!"

"Aku tidak hidup di dalam tubuhmu, dasar bodoh. Aku hanya sedang berinang di tubuhmu dan itupun bukan karena aku mau." Suara itu kembali menimpali ucapan Galé.

"Berbicara dengan langit tidak membuatku terkesan akan kehadiranmu, Higan. Bisakah kau menampilkan wujudmu untuk sekedar berbicara denganku?" tanya Galé.

"HA HA HA ..."

Suara itu membalas perkataan Galé dengan sebuah tertawaan saja.

"Apa keberadaanmu memang hanya dapat diwakilkan oleh sebuah suara saja?" tanya Galé.

"Tentu saja aku bisa memperlihatkan keberadaanku dan tidak hanya sekedar dengan sebuah suara saja. Hanya saja aku sedang tidak ingin memperlihatkan wujudku padamu, Galé. " Suara itu kembali menimpali pertanyaan Galé.

"Ya terserahlah, aku tidak akan memaksamu melakukan sesuatu yang nantinya malah membuatmu tidak nyaman. Ngomong-ngomong, apakah kau sudah menemukan apa yang kau cari?" tanya Galé.

"Aku tidak menduga kau bisa menyadari dengan cepat jika kembali ke tempat Oberon adalah keinginanku dan bukan keinginanmu, kerja bagus. Seperti yang wanita itu katakan, ada tulisan yang tersimpan di jepitan rambut yang ia temukan. Itu adalah sesuatu yang sedang aku cari," ucap Higan.

"Kau merasuk ke dalam tubuhku hanya untuk mencari sebuah jepitan rambut? Bukankah itu disebut memperumit diri sendiri?" ujar Galé seperti sedang memperolok Higan.

"Bukan jepitannya yang penting akan tetapi pesan yang tertulis di sana. Lagipula aku juga tidak akan mampu membacanya karena satu-satunya yang dapat melihat tulisan itu adalah teman wanitamu itu," jawab Higan.

"Tulisan itu sudah kau ketahui, sekarang apa yang ingin kau lakukan? Bukankah seharusnya kau segera keluar dari dalam tubuhku?" tanya Galé.

"Kau tidak tahu apa-apa, sebaiknya kau tidak mempertanyakan tentang diriku terlebih dahulu sebelum kita menemukan seseorang bernama Saul Soloman itu," ucap Higan.

"Setiap kali aku berbicara dengan seseorang, ia selalu menyebutkan nama orang yang tidak aku kenali. Siapa lagi orang bernama Saul ini?" tanya Galé dengan wajah penuh kegusaran.

"Seseorang yang membuatku bersemayam di dalam tubuhmu," ucap Higan.

Tentu saja Galé merasa kebingungan ketika ia mendengar perkataan Higan yang terkesan mengada-ada. Ia belum pernah bertemu dengan orang bernama Saul Soloman, bagaimana mungkin dia bisa membuat sosok yang mewakili keberadaannya dengan sebuah suara ada di dalam tubuhnya?

The Tale Of GaléWhere stories live. Discover now