-3-

153 108 49
                                    

Negeri Kala adalah sebuah negeri yang masih menganut paham-paham perbedaan kasta. Setiap orang memiliki kedudukan penting tidak didasarkan pada kecakapan atau mahir tidaknya orang tersebut, melainkan ada darah bangsawan yang mengalir dalam dirinya. Maka tidak heran banyak bangsawan yang perilakunya berbanding terbalik dengan kedudukan yang ia peroleh.

Galé tidak asing dengan dunia seperti ini. Sebelum ia dilahirkan kembali, ia sering menonton berbagai kisah yang menganut sistem perbedaan kasta sebagai salah satu unsur menarik dalam sebuah tayangan dan pertunjukkan serial televisi yang digemari Galé.

Perbudakan yang merajalela juga semakin meyakinkan Galé jika ia harus bisa memanfaatkan kedudukannya sebagai anak pertama dari keluarga pembuat sepatu kuda terbaik di negeri Kala. Galé hanya tinggal mengenali keluarga barunya sekarang untuk menyempurnakan kehidupan barunya ini.

Tak boleh ada satupun yang mencurigai keberadaan Galé yang tidak bisa dijelaskan ini. Itu sebabnya ia membunuh pelayan yang berbaik hati padanya. Galé tahu betul, manusia tetaplah manusia. Mereka mudah berubah dan tak bisa memegang ucapan mereka sendiri. Galé melakukan tindakan preventif dengan menghabisi nyawa si pelayan dengan pedangnya.

Setibanya ia di istana keluarga Candramaya, ia sudah ditunggu oleh sosok perempuan yang menyelamatkannya di jamuan makan siang tadi.

Galé turun dari punggung Kuro, menyilahkan jubah yang sedikit menghambat laju kakinya. Ia melihat Ursula sedang berdiri di depan pilar istana dengan raut wajah yang gelisah. Melihat kakaknya tiba dari perjalanan, Ursula berlari kecil lalu lekas memeluk Galé.

Galé sudah tahu harus bersikap seperti apa. Ia hendak mendalami perannya di negeri Kala, mendalami perannya sebagai seorang kakak dari empat adik yang memiliki misterinya masing-masing.

"Aku tidak ingin dijadikan taruhan sayembara seperti ini, Kak. Tolong lakukan sesuatu agar semua kegilaan ini bisa dihentikan secepat mungkin!" Ursula memeluk Galé dengan linangan air mata yang tidak tertahankan.

Galé yang memang tidak senang dengan adanya sayembara itu mencoba menenangkan Ursula. "Tenanglah, biar nanti aku bicara dengan ayah tentang hal ini. Aku juga tidak suka adikku disamakan dengan benda yang bisa diperlelangkan."

Mendengar Galé berbicara seperti itu, Ursula merasa sedikit tenang. Entah sebuah kebetulan atau bukan, Ursula hanya dekat dengan Galé dibandingkan saudaranya yang lain. Perasaan dan firasat itu yang dirasakan Galé ketika melihat Ursula. Galé meyakini jika Ursula adalah seseorang yang mesti ia lindungi dari siapapun bahkan dari keluarganya sendiri.

Setelah agak tenang, Galé menemani Ursula berjalan-jalan di sekitar istana Candramaya. Langit yang mulai mendung menjadi payung keduanya malam itu. Ursula menggenggam tangan Galé seolah tak ingin dipisahkan.

"Kau tahu Ursula, kau tidak harus menuruti apa yang menjadi titah ayah dan ibu. Kau berhak atas hidupmu sendiri," ucap Galé sembari menuntun langkah demi langkah disamping Ursula.

"Ucapanmu sungguh membuatku bahagia, Kak. Sayangnya aku tidak seberani dan setangguh kau dalam hal memperjuangkan apa yang kita maui."

Galé tidak pernah merasakan rasanya memiliki adik perempuan. Ia tidak begitu ahli dalam hal memahami perasaan seseorang apalagi perempuan.

"Kau tidak harus tangguh untuk mencapai apa yang kau mau, Ursula. Cukup yakin dengan apa yang menurutmu benar, maka semuanya akan menjadi mudah," ucap Galé mengusap-usap puncak kepala Ursula.

Ursula begitu nyaman disamping Galé. Jika ada seseorang yang ia ingin cintai itu pastilah Galé, sebuah gambaran laki-laki idaman yang ada di benak Ursula hingga saat ini.

"Kakak, apa kau pernah jatuh cinta pada seseorang?"

Pertanyaan yang dilontarkan Ursula membuat Galé tersenyum. Meskipun ia telah hidup untuk waktu yang cukup lama di kehidupannya yang dulu, ia tidak pernah diberi waktu untuk jatuh cinta pada seseorang.

The Tale Of GaléTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang