-29-

13 12 0
                                    

Kematian Viola Zunittsar seolah menjadi pertanda dari genderang perang yang tak lama lagi akan bergemuruh di seluruh penjuru negeri. Satu persatu tokoh penting negeri Kala mulai menyadari jika Viola telah tewas dengan cara yang mengenaskan. Bahkan, banyak konspirasi yang meliputi kematian Viola yang saat ini masih coba ditelusuri oleh pihak keamanan negeri yang ditugaskan oleh Palatium.

Banyak orang percaya jika kemasyhuran keluarga Candramaya itu berasal dari sosok Viola yang terkenal kejam dan tidak ramah dengan setiap orang. Meski begitu, sosoknya sangat dihormati di istana Candramaya. Banyak orang berpikir jika Adya adalah sosok kepala keluarga Candramaya yang membawa keluarga pengrajin sepatu kuda itu pada kedudukannya sekarang, namun sebenarnya itu semua berasal dari kecerdasan seorang Viola Zunittsar.

Saat Viola tewas dengan keadaan mengenaskan, anak-anaknya menangis dan tidak menerima dengan apa yang menimpa ibundanya. Kesedihan para putera Viola itu semakin menjadi-jadi karena hal buruk ini menimpa ibundanya ketika anak tertua, Galé, tidak ada di sana untuk menelusuri siapa sebenarnya yang menghabisi nyawa sang ibunda.

Dari semua hal janggal yang menimpa Viola, satu-satunya yang mengusik pikiran Isakk, putra kedua Adya Candramaya adalah tingkah laku ayahnya yang mencurigakan. Saat ia tahu ibundanya tewas dibunuh oleh seseorang, Adya Candramaya lebih memilih meninggalkan tempat kejadian dan meninggalkan anak-anaknya yang tak tahu harus bertindak apa.

Kecurigaan yang sebelumnya ada di benak Dario kini juga dirasakan oleh Isakk. Ada sesuatu yang sedang terjadi pada ayahnya. Dan Isakk merasa itu bukanlah sesuatu yang dapat menyenangkan prasangkanya.

Isakk menatap mata Dario yang tengah menenangkan Einna yang masih menangis karena mendapati dirinya beradu argument dengan Dario beberapa saat yang lalu.

"Einna, kau tunggu sebentar di sini dengan kakakmu. Aku harus melakukan sesuatu," ucap Isakk seketika melirik ke arah Dario yang paham maksud ucapan kakaknya itu.

"Kau mau pergi kemana?" ujar Einna setengah terisak.

"Aku hendak menemui ayah, berjaga-jaga jika ada sesuatu yang terjadi di sana," ucap Isakk.

"Biarkan aku ikut bersamamu," pinta Einna menarik telunjuk Isakk.

"Lebih baik kau tunggu di sini dengan kakakmu, aku tidak akan lama di sana," jawab Isakk kembali mencoba meyakinkan Einna.

"Einna, lebih baik kau di sini denganku," timpal Dario mengamini permintaan Isakk.

Einna tidak dapat memaksakan lagi keinginannya untuk ikut dengan Isakk. Ia tidak ingin memperumit keadaan yang memang saat ini sedang tidak benar-benar ada dalam kendali yang tepat.

"Baiklah, aku akan menunggu di sini dengan kak Dario. Tapi kak Isakk harus berjanji satu hal kepadaku," ucap Einna dengan mata yang terlihat agak memelas.

"Kau ingin aku berjanji apa?" timpal Isakk menanggapi ucapan adik kecilnya itu.

"Kau harus kembali lagi ke sini."

Ucapan Einna tampak seperti hal yang mengada-ada hingga membuat Isakk tersenyum. "Kau ini bicara apa Einna? Tentu saja aku akan segera kembali, aku hanya pergi mencari ayah yang tak kunjung kembali."

"Kau janji?" ucap Einna meneruskan perkataannya.

"Aku berjanji," ucap Isakk sembari mengelus puncak kepala Einna yang kini berdiri di samping Dario.

Satu lagi kakak tertua setelah Galé meninggalkan istana Candramaya. Tidak ada perasaan apapun yang terbesit dalam pikiran Dario ketika Isakk menitipkan Einna kepada dirinya. Ini adalah sebuah langkah awal dari sebuah relikui kematian dan runtuhnya garis keluarga Candramaya.

The Tale Of GaléWhere stories live. Discover now