-24-

34 23 25
                                    

Galé memasuki portal yang membuatnya seperti tidak sadarkan diri. Dalam hitungan detik ketika ia mengedipkan matanya kembali, ia sudah berada di sebuah gua besar yang kemungkinan besar merupakan tempat yang Higan jelaskan padanya, Meteora.

"Higan, apakah ini tempat yang bernama Meteora?" tanya Galé.

"Ini adalah tempatnya, bocah. Kau berhasil membawaku kembali ke tempat pertama kali aku dilahirkan," ucap Higan yang tampak senang.

"Jadi ini adalah tempat yang menjadi asal muasalmu?" ucap Galé sembari memandangi mulut gua yang amat gelap di hadapannya.

"Meteora adalah tempat berkumpulnya kaumku dahulu. Kini tempat ini tidak berpenghuni dan hanya diisi oleh jiwa-jiwa pendahuluku," papar Higan.

"Kaummu?" Galé terheran-heran.

"Aku adalah seekor naga, Galé. Hanya aku yang tersisa dari kaumku yang dulu tinggal di benua ini."

"Bukankah empat tahun lalu masih ada naga yang menjadi salah satu rintangan untuk kompetisi Overleven itu?" tanya Galé mengingat pertarungan yang menghilangkan Danny Cormac.

"Itu adalah kali terakhir naga terlihat di negeri ini, bocah. Ketika Danny Corcam menghilang, naga yang menjadi lawannya pun menghilang tanpa jejak."

"Lalu bagaimana kau dapat bertahan hidup hingga saat ini? Bukankah seharusnya kau juga ikut menghilang dengan kaummu yang lain?" Galé berspekulasi dengan semua informasi yang ia dapatkan.

"Yang tersisa dariku hari ini hanyalah jiwa dan beberapa energi yang hampir hilang. Itulah alasan mengapa aku ingin kau membawaku kembali ke tempat ini," ucap Higan.

"Jika aku dapat membangkitkanmu dan membuatmu kembali ke wujud aslimu, apakah kau akan hidup kembali?" tanya Galé.

"Tentu saja aku akan hidup kembali. Meski begitu, aku akan tetap tinggal di dalam tubuhmu. Selama aku berinang padamu, aku hanya dapat keluar dari tubuhmu ketika kau menghendaki saja," ucap Higan menjelaskan.

"Aku mengerti, baiklah. Aku juga tidak sabar ingin melihat rupamu yang sesungguhnya," jawab Galé.

"Ha ha ha apa kau juga belum pernah melihat naga secara langsung sebelumnya?" tanya Higan.

"Tentu saja belum. Mungkin kau akan menjadi naga pertama yang aku lihat!" Galé tertawa.

"Baiklah, aku hanya perlu beberapa dorongan dari energi yang ada di gua ini untuk bisa kembali pada wujud asliku," jelas Higan.

"Apa yang harus aku lakukan?" tanya Galé.

"Kau harus mencari beberapa kerikil yang ada di dalam gua itu. Kerikil itu berwarna hitam dan sangat keras," ucap Higan menjelaskan.

"Lalu setelah aku menemukannya apa yang harus kulakukan?" tanya Galé.

"Kau harus memakannya," ucap Higan singkat.

"Kenapa aku harus memakan kerikil?!" Galé menyangkal tiba-tiba. "Kau pikir aku datang jauh-jauh ke sini hanya untuk mencicipi bagaimana rasanya memakan kerikil?!"

"Dengarkan aku dulu, bocah. Gunakan logikamu, aku saat ini berada di dalam tubuhmu bukan?" ucap Higan.

"Ya," timpal Galé singkat.

"Untuk dapat mengkonsumsi batu itu tentu saja aku harus membuat kerikil itu masuk dan dapat kuserap ketika sudah masuk organ pencernaanmu. Sampai di situ apa kau mengerti?" tanya Higan.

Galé hanya diam dan tidak mencoba merespon penjelasan Higan.

"Agar kerikil itu dapat masuk ke dalam tubuhmu dan diserap oleh organ pencernaanmu, tentu saja itu harus kau makan. Bagaimana kau bisa tidak mengerti hal sesimpel itu?" Higan seperti sedang memberikan sebuah penjelasan tentang pelajaran dasar kepada Galé yang geram.

The Tale Of GaléWhere stories live. Discover now