-15-

57 35 14
                                    

 Galé mungkin masih bisa merasa aman dari setiap langkah yang ia ambil ketika berhadapan dengan orang-orang yang sebenarnya tidak ia kenali sebelumnya. Keahliannya beradaptasi sungguh patut mendapat pujian lebih dari kita yang menikmati kisahnya. Keberhasilan Galé kali ini ia pertaruhkan pada sosok Namuna, wanita yang ia temui di Minne beberapa hari yang lalu.

Namuna masih berjalan di hadapan Galé yang kini tengah berada di sebuah wilayah khusus dengan orang-orang yang mengenakan pakaian serba merah lengkap dengan semua aksesorinya. Semakin diperhatikan Galé semakin takjub karena bangunan yang ada di sepanjang jalan yang ia lalui bersama Namuna corak dan motifnya selalu memperlihatkan warna merah.

"Tempat apa ini Namuna? Mengapa semua berwarna merah dan motifnya tampak seperti bara api?" tanya Galé.

"Ini adalah distrik yang ditempati keluarga Teague, mereka memang identik dengan api. Kau tahu kenapa?" ucap Namuna balik bertanya.

"Kenapa?"

"Karena excess yang dimiliki oleh keluarga Teague adalah excess yang memungkinkan penggunanya untuk membuat, mengeluarkan dan memanipulasi api sesuka hatinya."

"Maksudmu orang ini bisa mengendalikan api sesuka hatinya?" ucap Galé yang wajahnya kini tampak sumringah mendengar sesuatu yang tidak mungkin dia temui di dunianya.

"Ya, keluarga Teague dianggap kuat bukan karena gelarnya sebagai Dodeka Agrios saja. Mereka memang memiliki excess yang memenuhi syarat untuk menjadi seorang raja," papar Namuna.

Namuna menatap ekspresi wajah Galé setelah mendengar penjelasan singkat dari dirinya. "Bagaimana? Apa kau masih menganggap kompetisi ini biasa-biasa saja?"

Galé menggelengkan kepalanya. "Aku tidak pernah menganggap kompetisi ini mudah, aku hanya merasa jika kompetisi ini dapat diikuti oleh siapapun yang memiliki keberanian."

"Melihatku saja kau sering gemetar, apa jadinya jika Dimitri berdiri di hadapanmu?" ucap Namuna dengan wajah yang meremehkan keberanian Galé.

"Selama orang itu masih bernafas dengan cara yang sama denganku, aku tidak akan mundur sedikitpun."

Galé dengan sikap angkuhnya tidak gentar mendengar Namuna yang seakan memperingatkan betapa berbahayanya seorang Dimitri Teague.

"Dia memang bernafas dengan cara yang sama denganmu. Tapi sesekali dia bisa mengeluarkan api dari hembusan nafas yang kau anggap sepele itu, tuan gemetar," ucap Namuna masih berusaha membuat Galé gugup.

"Aku tidak takut! Sudahlah, daripada kau terus berupaya membuatku ciut lebih baik tunjukkan padaku dimana orang bernama Dimitri itu berada?" tantang Galé.

Namuna menghela napasnya. "Begini, tuan gemetar. Kita kesini bukan untuk bertemu secara langsung dengan Dimitri atau anggota keluarga Teague lainnya. Aku hanya membawamu ke tempat dimana Dimitri sering mengasah kemampuannya, setidaknya itu bisa membuatmu terbiasa dengan suhu panas yang mungkin akan membakarmu nanti."

Galé mendecikkan mulutnya. "Sepanas apapun api tetap saja akan padam jika disirami air yang banyak."

"Logikanya begitu, namun excess bukanlah kemampuan yang bisa disamakan dengan hal-hal ilmiah semacam itu, Galé."

Galé dan Namuna masih menyusuri distrik dengan segala atribut berwarna merah di sepanjang perjalanan. Galé berjalan sembari mendengarkan setiap hal yang Namuna jelaskan ketika ia memerhatikan berbagai macam benda, ukiran dan hal lainnya yang mengandung informasi tersendiri.

Sampai pada akhirnya Galé dan Namuna tiba pada sebuah padang rumput luas yang menghampar menghadap ke atas langit yang begitu lapang.

"Tempat apa ini, bayi ajaib?" tanya Galé pada Namuna yang sedikit gusar mendengar umpatan yang keluar dari mulut Galé.

The Tale Of GaléWhere stories live. Discover now