-1-

287 175 210
                                    

Matanya terbuka tatkala sebuah suara memanggilnya berulang kali. Laki-laki dengan permintaan yang serakah itu bisa mendengar namanya dipanggil, ia berusaha mengembalikan kesadarannya yang hilang bersamaan dengan redupnya cahaya misterius yang menyilaukan pandangannya tadi.

"Galé, bisa tolong bantu kekacauan yang dilakukan saudaramu di bawah? Lekas turun!"

Galé terperanjat dari tidurnya yang lelap, tubuhnya bisa dibangkitkan dengan mudah tanpa harus menahan rasa sakit dan nyeri di berbagai sendi seperti biasa ia rasakan. Pandangan Gale terasa asing dengan tempat ia bangun.

Dimana ini?

Rasa bingung yang ia alami semakin menjadi-jadi ketika suara perempuan serak itu kembali memanggil namanya dengan lantang.

"Galé! Apa kau tuli?!"

Seseorang memanggil namanya, namun ia tidak bisa mengenali siapa pemilik suara itu. Galé pun bangkit dari tempat tidurnya yang amat besar dengan kasur yang empuk. Galé mampu berdiri dengan tegak, rasa sakit yang selama ini membuatnya muak hilang entah kemana.

"Apa yang terjadi dengan tubuhku?!"

Sembari menggerak-gerakkan kakinya sendiri, Galé merasa takjub dengan apa yang ia alami. Ia melihat ke bawah lantai tempat kakinya berpijak, kakinya tampak kembali muda. Semua penuaan yang ia lihat dan rasakan seakan hilang ditelan angin yang berhembus.

Galé meraba-raba wajahnya sendiri, mengusap-usapnya berulang kali. Ia semakin merasa aneh karena semua kerutan dan kutil-kutil di wajahnya lenyap tak bersisa. Ia pun menghadap ke sebuah cermin besar yang amat mewah dengan model klasik yang biasa ia jumpai di toko perkakas rumah yang harganya bisa mencapai ratusan juta.

"APA YANG TERJADI PADAKU?!"

Galé semakin kaget karena apa yang selama ini ia impikan tampak menjadi kenyataan. Wajahnya yang menua kini kembali merekah menjadi seorang pemuda tampan yang terlihat bugar. Ia kembali mengusap pipi dan seluruh anggota tubuh yang ada di wajahnya, ini nyata. Ini ajaib!

Setelah rasa takjub yang tiba-tiba itu mengagetkan dirinya, Galé kini bertanya-tanya.

Dimana ini?

***

Galé berjalan perlahan menuju sumber suara yang memanggilnya tadi. Ia masih memandangi tempatnya terbangun dari tidur tadi, sebuah kamar besar dengan ranjang yang dilapisi manik-manik serta kilauan yang ia kira adalah emas. Gaya klasik yang melekat di model ranjangnya itupun membuatnya kebingungan. Ini seperti ranjang di kerajaan-kerajaan Inggris zaman dulu.

Galé berjalan keluar dari kamarnya, mendengar sayup-sayup orang yang sedang berbicara. Ia menyadari ada orang yang sedang bercakap-cakap di bawah sana. Galé berjalan mendekat menuju sumber suara yang ia dengar. Alangkah kagetnya ia ketika menyadari jika dia berada di lantai teratas dari tempat asing yang ia berusaha eksplorasi.

Lukisan-lukisan orang-orang dengan pakaian ala kerajaan zaman dulu kala memajang rapi di sepanjang dinding yang Galé lalui. Beberapa orang yang ia temui di lorong itu menundukkan kepalanya ketika melihatnya berlalu. Semakin terasa aneh ketika orang-orang dengan pakaian yang terlihat seperti seorang pelayan itu memanggilnya 'Yang Mulia'.

Galé tidak dapat memperkirakan dimana ia berada. Ia semakin cepat berjalan, semua kebingungan ini bisa membuatnya gila.

Anak tangga yang begitu banyak dituruni satu persatu, membawanya pada lantai-lantai yang memiliki tema berbeda. Sampai pada akhirnya ia mencapai sumber suara yang ia maksudkan. Sebuah jamuan makan siang yang diadakan di meja makan besar dengan anggota keluarga yang teramat besar.

The Tale Of GaléWhere stories live. Discover now