-17-

46 29 17
                                    

Galé masih merasakan sedikit pusing di kepalanya setelah beberapa saat tak sadarkan diri di ranjang yang disediakan oleh Dimitri. Ia masih tidak mengerti apa yang terjadi padanya dan bayang-bayang suara yang ia dengar dalam ketidaksadarannya beberapa saat yang lalu.

"Galé, apa kau sudah merasa lebih baik?" tanya Namuna masih mencemaskan keadaan Galé.

"Aku hanya sedikit merasa pusing, memangnya apa yang menimpaku hingga aku hanya bisa terbaring di ranjang ini?" tanya Galé dengan raut kebingungan.

Dimitri melihat ekspresi Namuna yang seperti ragu untuk menjelaskan apa yang sebenarnya menimpa Galé di padang rumput.

"Aku tidak sengaja menyerangmu, aku pikir kau seorang mata-mata atau seseorang yang sedang berniat jahat. Namun ternyata kau adalah teman dari sahabatku, maafkan atas sikapku yang sudah melukaimu seperti ini, tuan Galé," ucap Dimitri.

"Ah, ya aku bisa mengingatnya meski samar-samar. Tak apa, teman. Lagipula kau tidak sengaja bukan?" ucap Galé melirik ke arah wajah Dimitri.

"Tentu saja aku tidak sengaja. Sekali lagi aku mohon maaf atas perbuatanku yang merugikanmu. Jika kau menginginkan sesuatu sebagai ganti rugi, maka aku akan mengupayakannya semampuku."

Tawaran ganti rugi yang sangat menggiurkan itu membuat Galé cukup tertarik. Ia tidak yakin pasti apa nantinya Dimitri akan benar-benar menuruti permintaannya akan tetapi setidaknya ia mesti mencoba untuk meminta apa yang ia inginkan.

"Kau bersungguh-sungguh dengan ucapanmu?" tanya Galé menatap wajah Dimitri yang tak mengira ucapannya akan direspon secepat itu.

"Aku seorang Teague dan Teague tidak pernah mengingkari janjinya," tegas Dimitri membuat Galé tersenyum mendengarnya.

"Sungguh sebuah prinsip yang sangat agung. Kalau begitu aku akan mengambil apa yang menurutmu bisa kuperoleh," ucap Galé.

"Galé, bukankah kau harus lebih istrirahat dulu daripada memikirkan janji manis lelaki yang baru kau temui ini?" ucap Namuna menengahi perbincangan Galé dan Dimitri.

Galé melirik ke arah Namuna, tangannya menggenggam telapak tangan Namuna. "Diam dan jangan menyela ketika aku sedang berbicara. Paham?"

Namuna terdiam ketika Galé berkata dengan intonasi sinis yang mendadak muncul di wajahnya. Ia tidak bisa menimpali ucapan Galé yang memandangnya dengan wajah tegas dan sinisnya.

"Katakan apa yang kau inginkan? Aku akan memenuhi apapun yang berada dalam kemampuanku," ucap Dimitri melanjutkan ucapannya.

Galé tersenyum picik, ia sepertinya sudah tahu apa yang ia ingin minta pada Dimitri. "Aku ingin menyimpan permintaanku ini untuk nanti saja. Sepertinya aku tidak membutuhkannya saat ini."

Namuna tampak seperti merasakan kelegaan yang amat sangat tatkala mendengar Galé mengurungkan permintaannya.

"Kau yakin?" ucap Dimitri.

"Aku akan menagih janjimu untuk lain kesempatan. Kesempatan yang mungkin lebih berharga daripada hari ini," ucap Galé.

"Baiklah kalau begitu, aku akan selalu mengingat janjiku hari ini." Dimitri berusaha tersenyum ramah.

"Untuk saat ini kau harus beristirahat, jangan terlalu banyak bergerak!" Namuna memarahi Galé yang selalu mengabaikan ucapannya.

"Tenang saja, Namuna. Bukankah kau tahu lukaku sembuh dengan sendirinya?" ucap Galé membuat Namuna serta Dimitri terkejut. Mereka tentu terkejut karena Galé menyadari lukanya yang sembuh dengan sendirinya.

"Bagaimana kau bisa berkata demikian?" tanya Dimitri.

"Sesuatu didalam tubuhku berkata demikian. Apakah aku benar?" ungkap Galé.

The Tale Of GaléWhere stories live. Discover now