-12-

46 40 13
                                    

"Iathis?"

Galé kembali mendengar nama yang sama dengan nama yang diucapkan oleh pelayan yang ia bunuh tempo hari lalu. Kali ini nama itu muncul dari seorang wanita tua yang hidup di sebuah menara tepi laut bersama dengan anak perempuannya.

"Ya, Iathis. Ia adalah sosok yang sering dibicarakan oleh orang-orang yang meyakini adanya makhluk lain selain kita manusia di dunia ini," jelas Liar.

"Aku tidak tahu mengenai itu, terlebih aku tidak melihat adanya putri duyung yang anakmu bicarakan," jawab Galé.

"Aku tahu, tuanku. Haru memang selalu melihat ada kejadian aneh setiap kali mendekat ke arah tepi pantai bagian selatan. Ia seperti mendapat semacam penglihatan yang tidak wajar. Itu sebabnya, aku seringkali membuat orang-orang ketakutan setiap kali aku mengira mereka adalah Iathis yang dinanti-nantikan," papar Liar Oberon.

"Aku tidak berbohong, ibu. Aku melihat jelas jika lelaki itu berada dalam pangkuan seeekor duyung. Duyung itu melihatku lalu aku tak sadarkan diri begitu saja," timpal Haru mencoba meyakinkan Galé dan ibunya jika ia tidak berbohong dengan apa yang ia saksikan.

Galé meregah napasnya. "Aku sudah mendengar nama itu dua kali dalam beberapa hari ini. Kau bukanlah orang pertama yang mengira aku adalah sosok bernama Iathis, ada satu orang yang mengira aku adalah sosok itu."

Liar Oberon tampak tak kaget mendengar ucapan Galé. "Tentu saja, tuanku. Iathis adalah harapan semua orang yang menentang pemerintahan raja Mengesha, siapapun akan sangat senang jika kedatangan Iathis yang dijelaskan dalam buku kitab besar itu benar-benar menjadi kenyataan."

"Maksudmu buku reinkarnasi dan penaklukkan?" timpal Galé kembali teringat cerita dari si pelayan.

"Ya, buku itu. Kenapa kau tahu tentang buku itu?" tanya Liar Oberon.

"Aku mendengarnya dari salah satu pelayanku di istana. Dia senang membaca dan tak sengaja membaca buku itu, ia bilang buku itu kini menjadi sesuatu yang tidak boleh disebarkan. Mengapa demikian?" tanya Galé.

"Setiap hal yang tercipta di dunia ini memiliki rahasia dan nilainya sendiri, tuanku. Buku itu pada awalnya hanyalah sebuah kisah untuk menghibur hati para budak dan pekerja yang dipaksa bekerja untuk membangun negeri yang saat ini terlihat begitu maju dan makmur," ucap Liar.

"Maksudmu negeri Kala?" timpal Galé.

"Ya, tuanku. Negeri ini tidak akan menjadi seperti ini jika tidak dibangun secara besar-besaran dan tanpa berhenti. Keinginan raja Mengesha agar negeri ini bisa bangkit dan maju secepat mungkin membuat orang-orang yang tidak memiliki kedudukan apapun di negeri ini dipaksa menjadi budak dan pekerja dengan upah yang sedikit."

Galé tampak tak senang mendengar cerita Liar.

"Para budak itu tidak bisa kembali kepada keluarganya lagi. Hidupnya sudah menjadi milik kerajaan, kebebasannya sudah hilang. Hidup mereka hanya ditujukan untuk membangun negeri ini hingga tubuh mereka mongering dan menyatu kembali dengan tanah yang selama ini mereka pijak," papar Liar Oberon.

Einna memegang erat telapak tangan Galé, ia ketakutan. Haru ikut mendengarkan kisah yang sering ibunya ceritakan padanya berulang-ulang.

"Lalu apa hubungannya ini semua dengan Iathis?" tanya Galé.

Liar Oberon tersenyum mendengar Galé terus bertanya tentang Iathis dan negeri Kala. "Kau tahu, tuanku? Keingin-tahuanmu membuatku merasa jika kau bukanlah seseorang yang berasal dari negeri ini. Aku semakin merasa bahwa kau memang datang kemari untuk satu alasan yang kau sendiri belum ketahui."

Galé tersenyum. "Sejujurnya aku ke sini diminta oleh ibuku, Viola Zunittsar. Ia menginginkanku untuk menjadikan puterimu sebagai rekanku di Overleven."

The Tale Of GaléTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang