-33-

28 8 14
                                    

Istana Candramaya, Kediaman Keluarga Candramaya

Langit yang mengerudungi istana Candramaya menggambarkan suasana dan keadaan yang kini tengah dialami oleh keluarga yang tidak pernah terdengar memiliki masalah selama puluhan tahun belakangan ini. Langit itu seolah berkata jika kali ini keluarga yang bersahabat dengan kedamaian itu sudah tidak ada.

Awan-awan yang bergerak pelan, kini menyatu menjadi satu dengan mendung yang semakin membuat istana itu tak tersinari cahaya matahari pagi. Matahari saja tahu jika keluarga Candramaya telah kehilangan keutuhannya.

Langit mendung seolah mewakili perasaan Ursula dan Dario ketika melihat Galé kembali dengan memopong sebuah tubuh yang ditutupi kain seadanya. Darah yang mengalir dari tubuh itu tidak dapat Galé hentikan sepenuhnya hingga membuat Ursula dan Dario tak kuasa menahan keterkejutannya.

Ursula tidak dapat bergerak bebas karena Einna sedang tertidur di pangkuannya. Sementara Dario seketika itu juga berdiri dengan wajah tercengang.

"Siapa yang kau bawa itu, kak?" ucap Dario yang sebenarnya sudah mengenali betul siapa jasad yang ada di dekapan Galé.

"Dilihat saja kau sudah tahu bukan? Ini jasad kakakmu," ucap Galé suaranya getir.

Dario tidak dapat berkata apa-apa lagi ketika mendengar ucapan Galé yang mengisyaratkan rasa terkejut yang amat dahsyat.

"Dario, apa yang sebenarnya terjadi di sini? Bagaimana bisa dua orang mati dengan keadaan seperti ini sekaligus?" ucap Galé menurunkan jasad Isakk yang wajahnya langsung ditutupi kain yang Galé selipkan di pakaiannya.

"Apa yang rerjadi, kak Galé? Apa yang terjadi dengan kak Isakk?" Ursula merintih melihat kondisi yang dialami Isakk yang ada tepat di depannya.

Galé menoleh dengan tatapan tajam ke arah Ursula. Ia seperti tidak suka ketika pertanyaannya pada Dario diselingin oleh rintihan Ursula. "Apa kau tidak melihat dengan siapa aku berbicara sekarang?"

Sinis, ketus dan tampak tak berperasaan. Begitulah tatapan Galé pada Ursula ketika pembicaraannya dengan Dario ia sela.

"Dario, aku bertanya padamu. Apa yang sebenarnya terjadi di sini? Apa kau tidak bisa menjaga keluargamu sendiri saat aku tidak ada di sini? Apa itu sulit untuk kau lakukan?"

Dario menelan ludahnya sendiri. Melihat Galé yang tampak kesal dan marah membuat Dario tak bisa menjawab pertanyaan Galé dengan tenang. Ia hanya bisa termenung dan diam mendengarkan Galé yang mengulangi pertanyaannya beberapa kali.

Setelah Galé meletakkan jasad Dario, ia menatap wajah Ursula dan Einna yang berada di kursi yang beberapa langkah di depannya. "Mengapa kau membawa perempuan itu ke sini, Ursula? Bukankah dia orang asing yang tadi tak sengaja bertemu di jalan?"

Ursula dengan gemetar berusaha menenangkan dirinya agar bisa menjawab pertanyaan kakaknya. "Aku hanya membantu mengantarkannya ke ibukota. Kebetulan tadi kita satu arah jadi aku memperbolehkannya untuk ikut."

"Urus jasad Isakk, kita akan memakamkannya bersama dengan jenazah ibunda," ucap Galé sembari berlalu melewati Ursula dan Dario yang masih tidak bergeming.

"Apa kau hanya akan memakamkannya begitu saja tanpa ingin mengetahui siapa yang melakukan semua ini pada ibunda dan saudaramu sendiri?" ucap Dario membuat Galé berhenti melangkah dan menoleh sekali lagi ke arahnya dengan tatapan yang sama yang ia berikan kepada Ursula.

Sinis, ketus dan tampak tak berperasaan.

"Apa kau sedang membantah ucapanku, Dario?" ucap Galé dengan nada getirnya.

"Aku tidak sedang membantahmu, hanya saja aku merasa bingung. Kenapa kau seperti tidak perduli dengan apa yang menimpa Isakk dan juga ibunda?"

Galé membalikkan badannya, ia kembali berjalan ke arah Dario dengan perlahan hingga ia berdiri di depannya sekali lagi.

The Tale Of GaléTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon