-5-

110 78 36
                                    

- Namuna / Muna Mengesha - 

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

- Namuna / Muna Mengesha - 

Seluruh orang kaget dan terlihat tidak mengira jika Raja Mengesha memperbolehkan mereka untuk menyerukan namanya di aula istana yang selalu dianggap sebagai tempat suci yang tidak boleh tercampuri dengan segala macam hal yang bersifat gaduh.

Tentu saja setiap mata tertuju pada sosok yang mengenakan jubah putih dengan pedang yang ia acungkan ke atas langit-langit istana yang begitu tinggi. Sebuah bentuk penghormatan yang mampu membuat Raja Mengesha merasa dihormati dan merasakan betapa nikmatnya berkuasa.

Galé tidak mengira tingkah cerobohnya itu akan diamini oleh Raja Mengesha yang sudah menduduki kursi tahtanya. Sementara di kursi lainnya yang tidak kalah megah, Putri Muna tampak mengamati mimik wajah Galé yang terlihat puas.

"Sungguh sebuah seruan yang membuat candu. Aku tidak pernah merasa sekuat ini sebelumnya setiap kali duduk dan menghadap ke arah kalian semua, rakyatku."

Raja Mengesha dengan suaranya yang menggema membuat raut wajah seisi aula istana itu tampak lega. Kegaduhan yang dipicu oleh seorang pemuda itu ternyata membuat mereka mendapat sebuah pujian dan ulasan positif dari Mengesha.

Kedua mata Mengesha langsung tertuju pada Galé yang kini sudah menyarungkan pedangnya. Mengesha yang baru duduk di kursinya tiba-tiba bangkit kembali dan menyerukan sebuah panggilan untuk memanggil Galé ke hadapannya.

"Lelaki berjubah putih, siapa namamu?"

Seisi aula tak kuasa menahan kegugupan ketika Mengesha yang terkenal kejam dan tidak pandai berkata halus itu menanyakan nama dari seorang lelaki yang menggaduhi aulanya.

Sadar dirinya yang dijatuh pertanyaan, Galé hanya tersenyum sembari berjalan pelan menuju arah singgasana tempat Mengesha dan putrinya berada.

"Namaku Galé, Yang Mulia." Langkah Galé yang menghasilkan bunyi hentakan di setiap iringan kakinya semakin membuat Mengesha tersenyum lebar.

"Lalu siapa yang menyuruhmu mendekat? Aku tidak memberimu perintah untuk datang menghampiriku," ujar Mengesha tak bisa melepaskan tatapannya dari lelaki yang cukup bernyali untuk bisa berbicara secara langsung padanya seperti ini. "Apa kau tidak takut padaku?"

Meski orang lain merasa terintimidasi oleh suara dan pertanyaan Mengesha, Galé tidak berhenti memapahkan kakinya.

"Aku tidak perlu takut padamu, Yang Mulia. Aku hanya perlu tunduk pada setiap titahmu."

Mengesha tidak bisa berhenti terkesima dengan keberanian Galé yang tidak seorangpun pernah melakukannya sebelumnya. Hal ini membuat Mengesha ikut berjalan mendekat ke arah Galé yang mencoba menghampirinya.

"Satu orang yang tunduk padamu lebih baik daripada seribu orang yang takut kepadamu. Kau tahu kenapa, Yang Mulia?"

"Kenapa?" tanya Mengesha.

The Tale Of GaléWhere stories live. Discover now