-7-

87 55 14
                                    

Hari mulai gelap ketika Galé menginjakkan kakinya lagi di istana Candramaya. Istana itu kini terlihat lebih hangat karena lampu-lampu yang menyala di setiap sudut bangunan yang sudah tua. Orang-orang berlalu-lalang di hadapan Galé, mereka adalah orang-orang yang sedang membeli sepatu-sepatu kuda yang dibuat Adya.

Banyak wajah bahagia meninggalkan tempat keluarga Candramaya dengan senyuman yang tidak dapat dibeli atau ditukar dengan apapun. Galé bahkan melihat seorang anak kecil yang melompat kegirangan ketika pria tua didepannya yang mungkin adalah ayahnya memberikan sepasang sepatu kuda untuk kuda kecilnya yang amat lucu. Tanpa sadar Galé tersenyum melihat hangatnya berkeluarga, sesuatu yang ia tidak miliki ketika hidup sebagai seorang walikota diktator.

"Hei! Kenapa dengan senyuman menjijikkan itu?"

Galé terkejut ketika mendengar suara terdengar dari balik tubuhnya yang sedang khidmat melihat sosok anak dan ayah itu bercengkrama.

Galé mendapati sosok yang mengagetkannya itu adalah Isakk, adiknya yang sedang membawa peti-peti berisi peralatan ayahnya untuk bekerja.

"Kau mengagetkanku, Isakk. Apa yang sedang kau bawa?" tanya Galé.

"Bertanya saja tidak akan membuat bebannya berkurang, bantulah aku sebentar," jawab Isakk sembari menyerahkan dua peti yang ia serahkan secara paksa pada Galé.

Galé menerimanya tentu saja dengan raut terpaksa. "Bukan begitu caramu meminta bantuan."

Isakk tertawa melihat ekspresi kakaknya yang tampak kesal. "Kau selalu menunjukkan wajah yang lucu setiap kali kau kesal, kakak."

Galé tahu betul jika dirinya yang lain yang sudah lama berada di negeri pastilah seorang kakak yang menyayangi adik-adiknya. "Kau pikir begitu?"

Isakk mengangguk sembari masih tersenyum karena raut wajah Galé. "Tentu saja, kau tidak pernah gagal membuatku tertawa. Ngomong-ngomong, ada angin apa tiba-tiba kau memutuskan untuk mengikuti Overlven? Bukankah kau membenci pertarungan?"

Sembari berjalan membawa peti-peti, Galé dan Isakk berbincang dengan hangat. Kesempatan ini juga dimanfaatkan Galé untuk mengetahui hal lainnya tentang dirinya yang sudah lama berada di negeri Kala ini. Bagaimana sifat dan karakternya selama ini? Semuanya ingin Galé pelajari sembari memainkan perannya dengan baik tanpa membuat siapapun curiga.

"Kapan aku berkata jika aku membenci pertarungan? Aku tidak ingat pernah mengatakannya," ucap Galé.

"Aku rasa pemikiranku tentang kau yang lupa ingatan mungkin ada benarnya," sahut Isakk membuat Galé merasa dirinya mengatakan sesuatu yang bisa membuat Isakk curiga.

"Hah? Apa maksudmu lupa ingatan?" timpal Galé yang berusaha bertingkah sealami mungkin.

"Apa kau benar-benar lupa apa yang membuatmu menentang kompetisi Overlven dan tak ingin mengikutinya seumur hidupmu?" Isakk mulai membuat Galé terpojok dengan pertanyannya.

Galé diam saja. Ia tidak berusaha menjawab sesuatu yang ia tidak ketahui, ia lebih memilih diam dan melangkah beriringan dengan Isakk yang masih menunggu jawaban dari pertanyaannya.

Melihat kakaknya yang diam, Isakk pun menjelaskan apa yang ia maksud. "Apa kau benar-benar lupa dengan apa yang menimpa keluarga Cormac?"

Galé semakin bingung karena ia tidak mengetahui siapa itu keluarga Cormac.

"Empat tahun lalu, Overleven menimbulkan satu kehilangan besar setelah Danny Cormac menghilang dalam rintangan yang mengharuskannya untuk membunuh naga. Sebuah pertarungan yang bahkan seorang dengan excess terkuatpun perlu keajaiban untuk melakukannya."

The Tale Of GaléWhere stories live. Discover now