NEO-51

2K 76 1
                                    

Di bandara. Seorang Wanita bersama Seorang Pria tengah berjalan ke arah Mobil Phantom Extended hitam.

Sang Pria membukakan Pintu untuk sang wanita, yang tak lain adalah Istrinya.

Wanita itu tersenyum, lalu masuk ke dalam Mobil di ikuti Suaminya.

"Mami beneran gak tau kan kak?" Sang Suami menoleh, ia mengangguk pelan. Neo mengelus rambut panjang Istrinya.

Ya, mereka kedua pasutri itu sudah tiba di Jakarta. Tepat, hari ini. Hari apa ini? Tanggal berapa?

"Tidurlah dulu." Ucap Neo. Katrina mengangguk, Wanita itu menyandarkan tubuhnya pada Jok Mobil. Neo meletakkan Kepala Istrinya di pundaknya.

Neo menatap Istrinya lekat lekat. Ia tersenyum Kecil.

Mereka akan tinggal di Apartemen Neo sebelumnya selama 1 hari. Jika di Mansion Boleh saja. Tapi Katrina tidak mau ke sana. Entahlah Kenapa.

...

Katrina menguap Lebar. Sekarang Mereka sudah berada di Apartemen.
Katrina menatap Sekeliling. Ia mencari keberadaan Suaminya. Ternyata suaminya itu tidak ada di kamar ini.

Katrina menuju Kamar mandi untuk berganti Pakaian dan mencuci mukanya.

Sementara di tempat lain. Neo tengah berbincang dengan seorang Pria.

"Bagus. Jangan buat Projek ini gagal."

"Kita bisa rugi." Ucap Neo sembari membaca Dokumen.

"Baik Sir."

"Apakah Kat--- Nyonya sudah pulang?" Tanya Erick. Neo menatap Asisten sekaligus Sekretarisnya itu.

"Um." Ucap Neo sembari kembali membaca Dokumen. Erick tersenyum kecil, syukurlah wanita itu sekarang baik baik saja. Ia senang, jika wanita yang ia anggap adiknya itu baik baik saja.

Brak!

Erick menatap ke arah Neo yang membanting Dokumen di tangannya.

Erick bingung, ada apa dengan Tuannya ini?

Neo menatap Erick tajam. Lalu ia berkata dengan Tegas.

"Jangan membuat harapan bagi Nara." Ucap Neo. Ucapan itu seakan memohok Erick agar Pria itu tidak mendekat pada adiknya.

Erick sadar, ia hanyalah asisten Neo. Ia bisa apa? Ia mengabdi, bukan berarti ia bisa memiliki Nara. Nona nya sendiri.

Erick tau, Neo pasti tidak akan membolehkan atau mengizinkan Nara bersamanya.

Walaupun Pria itu tau, bagaimana Sifat Erick sendiri.

Neo menatap Erick yang menatapnya tapi dengan tatapan Kosong.

"Jangan membuat harapan pada anak itu, Erick." Ucap Neo lagi. Erick mengangguk pelan.

Benar, ia tidak boleh seperti ini.
Ia tidak boleh menyukai seseorang yang seharusnya tidak ia sukai.

"Jangan-----

"Kakakkkk!" Neo menoleh ke arah Pintu. Yang di mana, terlihatlah Istrinya tengah membawa Kostum Babi.

Neo membelakkan matanya. Tapi, ia langsung menormalkan kembali Ekspresinya.

"Ada apa? Hm?" Tanya Neo sembari mengelus Surai istrinya.

"Ini apaan? Kamu kok nyimpen Kostum yang Nana kasih? Kamu udah liat ya?" Tanya Katrina dengan nada gembira.

Neo menatap Istrinya.

Ia ingin bersuara, tapi terpotong karena Ucapan Katrina.

"Sayang banget. Aku udah gak suka Kostum Babi. Aku mau kita pake kostum baru nanti. Mau ya?" Tawar Katrina. Walaupun tidak mengerti, Neo tetap memanggut panggutkan kepalanya Sok paham.

Beautiful Deed [Neo&Katrina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang