NEO-43

2.2K 90 0
                                    

Jovan terjatuh. Ya, ia tertembak. Bahkan bukan hanya dia. Kedua anak buahnya juga Tertembak.

Gea masih menangis, ia menangis semakin kencang, saat melihat darah yang bercucuran.

Jovan ambruk, ia memegang dadanya yang tertembak. Tidak, bukan di depan yang tertembak. Melainkan di bagian belakang. Ya, punggungnya yang tertembak. Tapi pria itu malah memegang dadanya.

"Shit!" Umpat Jovan. Ia merasakan dadanya nyeri.

"Jovin." Gumam Gea.

Jovin berjalan ke arah Gea. maksudnya setengah berlari.

Ya, Jovin lah yang menembak Jovan. Jovan datang, karena ia ingin membantu. Tapi sayangnya, ia tertinggal. Sebelum datang ke sini. Ia memang izin untuk pergi terlebih dulu. Tapi nyatanya ia malah di tinggal. Huftt~ untungnya ia mengikuti mobil Seorang Pria. Yang tak lain adalah Neo dan Deyza.

Ia sempat tertinggal jejak. Tapi, saat ia sudah benar benar kehilangan Jejak. Jovin langsung menghubungi Erick.

Saat ia tiba, ia melihat punggung tegap seseorang di depannya. Jovin tau, pria itu pasti Jovan. Karena di tengkuknya terdapat sebuah Tato, bergambar Kupu Kupu berwarna Hitam.

Gehan pernah menceritakan tentang Blackflay padanya. Jadi ia tau. Tanpa Fikir panjang Jovin langsung melepaskan Pelurunya, tepat di punggung Jovan.

Jovin menghampiri Gea. Ia menatap Wanita di depannya dengan Panik.

Jovan menatap Kembarannya itu sengit. Ia tersenyum Sinis, lalu berkata.

"I dead, you dead!."

Tut!

Jovan tersenyum sebelum dia menutup matanya. Bom waktu di tubuh Gea bergerak Dengan Cepat. Arsya dan Nura menatap ke arah Jovan yang kebingungan.

"Tidakkkk! Adek guaaa!" Panik Gehan.

Arsya dan Neo berusaha membuka ikatan pada tubuh mereka.

Tidak terlepas.

"Jinakkan Bom itu!" Ucap Neo. Jovin menatap Neo, lalu ia kembali menatap Bom di depannya.

"Gua gak tau gimana caranya?" Tanya Jovin ikut panik. Neo menatap ke arah bom waktu itu. Ia cukup bisa menjinakkan Bom. Tapi masalahnya ia Di ikat.

"Hiksss! Gimana ini?" Tanya Gea ketakutan. Wajah gadis itu sudah di basahi dengan cairan bening, yang tak lain adalah air mata gadis itu.

Jovin menatap Gea, ia tidak tega melihat gadis yang ia sayangi menangis.

"Tolong! Kakak Hiksss! Gea minta maaf ya kalo---

"Lo gak usah ngaco!" Ucap Jovin.

"Putuskan Kabel berwarna Biru itu!" Ucap Neo. Nura menatap kakaknya. Apakah benar? Bagaimana jika malah meledak.

"Lu yang bener aja Sky? Adek gua yang di sandra itu!" Ucap Gehan takut Gea kenapa napa.

"Just trust him." Ucap Nura.

Jovin berdoa, lalu ia mendekatkan kepalanya pada Perut Gea.
Gea bergidik ngeri, Huaaaa! Ini pelecehannnnn! Mamaaaa!

"Lo tenang aja." Ucap Jovin yang tau Fikiran tidak bermutu Gea. Gea berdehm pelan. Ia seakan melupakan ketakutannya tadi.

Jovin menghela nafas, lalu ia memegang kabel berwarna Biru. Ia lalu memutuskan Kabel itu menggunakan Giginya.

Susah, tapi Jovin tetap Berusaha.

"Hiksss! Jovin----

"Lo tenang gua gak akan biarin lo kenapa napa." Ucap Jovin menenangkan Gea.

"Tapi--- angkanya gak berhenti." Ucap Gea Lirih. Jovin menatap Neo, Pria itu tengah menatap Bom waktu itu.

Beautiful Deed [Neo&Katrina]Onde histórias criam vida. Descubra agora