BAB-24

2.2K 83 0
                                    

Katrina tengah berada di ruang makan bersama Suaminya dan Deyza yang tengah mengambil minum.

Katrina menghabiskan makanannya dengan cepat. Karena ia tidak ingin melihat wajah Deyza saat ini juga. Tapi tanpa Katrina sadari, Neo menatapnya dingin + datar sedari tadi. Entahlah ada apa dengan pria itu, author juga tidak faham.

"Aku selesai." Setelah mengatakan itu Katrina langsung bangkit.

"Berhenti." Ucap Neo Dingin. Katrina berhenti, ia menatap suaminya bingung.

"Bersihkan 2 lantai Mansion ini sendiri." Ucap Neo dingin. Katrina menatap Neo bingung, kenapa ia di hukum? Apa yang ia lakukan memang sampai harus di hukum?

"K-kok? A-aku memang salah apa kak?" Tanya Katrina gugup.

"Kau tidak ingat apa yang kau lakukan kemarin?" Ucap Neo dingin. Katrina menatap Neo bingung, lalu ia menggeleng.

Neo tersenyum Smirk.

"Deyza?" Panggil Neo. Deyza menghampiri Neo sembari membawa air di tangannya. Neo menunjuk pipi Deyza yang masih sedikit memerah.

"Kau menamparnya tanpa sebab."
Katrina menatap Neo dingin saat mendengar ucapan pria itu.

"Kau menamparnya bukan?"
Katrina menatap ke arah lain dengan mata berkaca kaca. Katrina menghela nafas dengan kasar. Lalu ia menatap suaminya itu dingin.

"Ya aku menamparnya."

"Bersihkan." Ucap Neo. Deyza mengangkat alisnya. Walaupun sebenarnya kasian, tapi. Ia harus melakukannya! Harus!

"Berikan Katrina Alat Alat pembersih!" Teriak Neo. Katrina menatap suaminya tidak percaya.
Ibu mana yang tidak akan marah jika anaknya di sebut anak Haram?!

"Sky?" Panggil Deyza dengan nada Manja.

"Um?"

"Aku mau kamu temenin aku ya?"

"Katakan."

"Aku ingin pergi ke Mall untuk membeli Baju keluaran terbaru." Ucap Deyza, Neo mengangguk. Lalu ia pergi dari sana.

Katrina menatap kepergian Suaminya dengan sedih. Kenapaaaa! Rasanya aku ingin pergi! Aku harus kuat!

"Permisi Nyonya." Panggil Maid yang membawa alat alat kebersihan. Katrina tersenyum tipis. Lalu ia mengangguk menerima dan berjalan menuju Lift untuk ke lantai 2.

~o0o~

"Heh! Kita harus bantu Katrina!"

"Betul! Kasian! Ini semua gara gara si Porotan! Awas aja kamu ya! Tunggu Nura berhasil mencari bukti! Kamu bakalan di Depak!"

"Hu'um! Aku setuju! Ayo kita bantu Katrina."

"Iyaa, Gue juga udah bawa alat alatnya kok."

"Kita perlu pake baju Maid juga gak Hau?"

"Menurut lo?"

"Kayaknya butuh deh, soalnya Biar kita kaya Babu gitu." Ucap Gea senang. Nara dan Haura menatap Gea Horor.

"B-babu?"

"Iyaa, kata Kak Gehan. Babu itu perkerjaan Mulia. Aku di jadiin babu sama dia. Berarti aku Mulia." Ucap Gea senang tanpa tau arti dari Babu.

"Tapi Haura, aku gak mau jadi Babu." Bisik Nara tepat di telinga Haura.

"Gak pape Nar. Kan cuman nyamar. Siapa tau nanti ada abang lo, terus kita di omelin manja lita gimana?"

"Iyaa juga ya."

"Abang lo bodoh banget si. Di kasih Yang bening, milih yang item." Kesal Haura saat melihat Katrina hendak menangis tadi.

"Emang. Orang bodoh mah diem aja." Ucap Nara. Gea yang merasa tersindir karena ia diam dan mendengarkan celotehan Nara dan Haura pun langsung menatap Nara penuh permusuhan.

"Gea gak bodoh ya!" Ucap Gea. Nara dan Haura menatap Gea. Lalu mereka tersenyum terpaksa.

"Hihihi, Iyaa. Lo kaga bodoh kok." Ucap Haura.

"Udah ayo! Kita bantuin Katrina. Kasian dia kalo kecapean terus ponakan Nara tar kenapa napa lagi. Nanti Nara sedih kalian ikutan sedih loh." Gea dan Haura bergidik ngeri. Lalu ia mulai memasuki Mansion.

Katrina membersihkan Lantai lantai. Walaupun melelahkan, tapi ia harus cepat selesai. Entah kenapa Hukuman yang Neo berikan berbeda dari hukuman biasanya. Ingat Chapter sebelumnya?

Ia mendesah lelah. Merasakan seluruh tubuhnya sangat lelah. Tangan pegal, keringat bercucuran.

Gedebug!

"ADUHHH!"

"ADOHHH!"

"AWWWW!"

Katrina berbalik. Melihat siapa yang meringis. Ia terkejut saat melihat 3 orang Maid terjatuh karena lantai yang masih basah. Katrina mendekat, lalu membantu mereka.

"Kalian gak papa?" Tanya Katrina sembari membantu mereka berdiri.

Loh?

"Haura? Nara? Gea? Kalian ngapain di sini?"

"Ini juga? Kenapa pake baju Maid?" Tanya Katrina. Gea langsung memeluk sebelah tangan Katrina. Ia lalu berucap dengan bangga.

"Ih, kita lagi jadi Babu loh. Babu kan perkerjaan mulia. Nah sekarang kita jadi mulia. Aku, Haura, sama Nara mau bantuin kamu. Kita babu kamu sekarang." Ucap Gea. Nara rasanya ingin menangis kencang. Jatuh sudah harga dirinya. Haura, bibirnya berkedut saat mendengar ucapan Gea.

"Ya ampun. Tapi kalian gak papa? Ada yang sakit gak?" Tanya Katrina panik.

"Kita gak papa, justru kita mau bantu kamu!" Ucap Nara. Katrina tersenyum lalu menggeleng.

"Gak papa. Aku bisa sendiri kok. Liat aja, udah mau selesai juga kan?" Haura menggeleng, masih keras ginjal nih bocah!

"Udah! Ini tuh buat keponakan Gue. Lo anteng anteng bae lah di sono." Ucap Haura angkat suara.

"Iyaa, nanti keponakan Nara berojol duluan sebelum Nara Liat kamu perut gede gimana? Kan gak lucu loh!" Ucap Nara. Katrina tersenyum lalu ia berkata.

"Yaudah, tapi aku ikut bantu kalian." Mereka mengangguk. Sudahlah, Katrina memang keras kepala.

Tanpa mereka sadari, terdapat seorang Pria tersenyum melihat mereka semua.

"Jangan khawatir Katrina. Mereka semua akan membantu Tuan Sky sadar. Pria itu akan tersadar sebentar lagi. Dan kamu, akan mendapatkan kebahagiaan mu sebentar lagi." Pria itu tersenyum manis kepada seorang wanita berkuncir dua.

"Little Girl."

Gea mengelap Keringatnya.
Ia lalu melepas topi yang ia pakai.

"Nara kamu pake ini nih!" Ucap Gea memberikan Topinya.

"Gimana pakenya loh? Aku kan kuncir dua. Suruh Haura aja tuh, kalo gak Kakak Ipar. Mereka kan di cempol." Ucap Nara, Gea mengangguk. Lalu ia memberikan Topi itu pada Haura.

Nara mengepel Lantai sembari bernyanyi nyanyi ringan.

"Tuli abadi tuli abudi!
Na na na na na!

Na nena na nenana na na na na na naaaa!
Hobah! Bersih!"











_____
Nexttt!!!

Beautiful Deed [Neo&Katrina]Where stories live. Discover now