NEO-19

2.4K 101 0
                                    

Kali ini, hari di mana mereka sedang Healing untuk merayakan ulang tahun Mamud banyak gaya itu.

Mereka semua sudah tiba di sebuah Mansion milik Neo. Neo, Pria itulah yang mendirikan Mansion itu di tengah tengah sebuah Gunung yang menjulang tinggi.

Bahkan Mereka harus menaiki Gondola agar cepat sampai ke atas.

"Oke, jadi nanti Nara yang nyalahin lampu nih?" Ucap Nara. Nura menghela nafas Malas. Neo, pria itu hanya menatap semua orang malas.

Teplak!

Merasakan seseorang Menempeleng kepalanya, Neo langsung mendongak ke arah samping.

"Heh! Bukannya bantuin lo! Malah nunggu enak jadi aja di sini ya!" Neo memutar bola matanya malas. Biasalah, Kakeknya satu ini sangat Ribet.

"Heh! Agusssssss~"

"Argus!" Ucap Argus membenarkan namanya.

"Iyaa, Argus! Enak aja lo ye nempeleng pala cucuk kuh!" Ucap Citra Dramatis.

"Ah?"

"Aduhhh! Kasian ada yang benjol gak? Jangan sampe kamu gagar otak."

"Geger otak." Ucap Argus membenari.

"Iya Agusss~" Argus menghela nafas. Sudahlah, berdebat dengan istrinya tidak akan ada yang benar.

"Nyonya siap masuk." Ucap Erick dari monitor.

"Siap Siap. Buaya satu siap!" Balas Gehan.

"Balon siap meledos." Ucap Haura.

"Dan Lilin! Siap Nara tiup." Ucap Nara. Nura menggeleng gelengkan kepalanya.

.

.

.

"Katanya sama anak anak! Mana mereka!"

"Ada mansion sana." Ucap Steven sambil menunjuk sebuah Gunung.

"Kok gak nungguin!" Ucap Arthea marah.

"Biarin mereka gue kutuk jadi Lontong!" Gumam Arthea.

Saat Gondola sudah sampai di paling Atas. Steven berjalan bersama istrinya memasuki sebuah mobil yang sudah di sediakan Neo di sana.

Mobil menuju Mansion Neo. Hingga akhirnya mereka tiba di sana. Semua Bodyguard yang ada di sana menunduk hormat pada Tuan dan Nyonya mereka.

Ceklek!

Steven membuka pintu, ia sengaja ia yang membukakan pintu sendiri.

Saat masuk, Ruang tengah Mansion itu masih aman aman saja. Tapi saat pintu sudah tertutup. Tiba tiba, lampu Mansion mati. Arthea terlonjat kaget. Ia langsung memeluk sebelah tangan suaminya itu.

"Aduh? Ini yang bener aja lah. Masa gue di suruh main petak umpet sambil gelap gelapan begindang."

"Stepen ini gimana?" Tanya Arthea.

"Aku tidak tau. Dimana mereka?" Steven berjalan perlahan.

"Heh! Mao kemane? Jangan di lepas! Kamu tau kan ini gelap!" Ucap Arthea.

"Aku akan mencari Senter sebentar." Ucap Steven. Dan Bodohnya Arthea di sana. Mereka-kan memiliki bodyguard. Kenapa bodyguard nya tidak di suruh membenarkan Saklar listrik?

"Cepetan."

"Um." Balas Steven.

Arthea menatap sesekitar yang sangat Gelap.

"Mana si? Kaga dateng dateng."

"Kan gue takut." Beo nya.

1 Menit.

Beautiful Deed [Neo&Katrina]Where stories live. Discover now