Bab 42

1 0 0
                                    

Hazeline ingin memberikan catatan tersendiri bagi dirinya untuk dimasa depan. "Ingatlah agar selalu mengenakan arlogi."

Setidaknya dengan begitu dia tidak perlu merasa kebosanan karena harus berdiri di tengah-tengah halaman yang sungguh astaga panas mana kala matahari mulai tergelincir. Menatap sambil mengamati tiap jarum yang saling mendekat selayaknya telah menahan rindu dan kemudian saling menjauh seakan tidak lagi ingin bertemu agaknya akan jauh lebih menghibur Hazeline yang sejak beberapa waktu lalu sudah mendudukkan dirinya pada salah satu patung. Dia tahu bila tindakannya ini bisa disalahartikan dengan merusak properti sekolah, masa bodoh juga bila ada salah seorang dari para Explorers ini yang melaporkan kelakuannya pada Otoritas Tertinggi. Sungguh, yang diinginkan Hazeline hanyalah duduk.

Dia tentu tahu. Mana kala Otoritas Tertinggi mengirimkan surat pada tangan-tangan mereka di Soul, surat itu pastinya berisikan panduan permainan sandiwara terbaru yang mereka ingin saksikan. Hazeline hanya tidak tahu bila peran yang dia ambil akan membutuhkan banyak kerja keras, tahu begitu dia akan mengambil peran yang sedikit lebih sudah namun tidak banyak mengeluarkan tenaga. Tapi apakah bisa? Karena sosok rekannya sudah pasti tidak mau berurusan dengan banyak kegiatan di luar ruangan.

Panas. Tidak sesuai dengan citranya.

Sudah pasti akan ada dalih bila Hazeline pasti akan lebih cocok dengan tugas ini karena gadis itu memang seorang yang sporty, anak luar ruangan. Selain itu, Hazeline juga malas untuk diajak berdebat.

Mengabaikan tatapan tidak suka dari para Explorers yang Hazeline yakin dalam batin mereka tengah bergunjing pasal dirinya, yang bersangkutan justru melirik pada arah lain. Toh, normal bagi mereka untuk memberikan respon seperti itu. Memangnya siapa yang akan mau tunduk di bawah perintah seorang gadis muda yang entah datang dari mana? Meskipun itu adalah perintah langsung dari Otoritas Tertinggi bagi mereka untuk patuh pada Hazeline.

Oh, sedikit meralat. Hazeline bukanlah seorang gadis yang datang dari antah berantah. Dia sudah jelas berasal dari fraksi Diplomats.

Dan itu jauh lebih buruk.

Ke arah Nino yang tubuhnya dirantai dengan kondisi mirip seperti gelandangan. Bila biasanya adalah berandalan, maka kali ini dia adalah gelandang dengan baju yang alih-alih sengaja dibuat compang-camping, sobekan maupun noda yang ada di atas kain itu adalah sesuatu yang tidak diharapkan oleh si pemakai. Luka-luka yang diterima juga begitu.

"Aku harap kau benar, akan sangat lucu bila nyatanya mereka justru pergi dan meninggalkanmu di sini." Memberikan sedikit rasa empati untuk kawan lama tentu tidak ada salahnya. Hazeline menatap lurus pada area asrama, selama bertahun-tahun dia tinggal di tempat itu. Menghabiskan malam dengan menguping pembicaraan anak-anak lantai teratas melalui celah kayu dengan sebuah pertanyaan, apakah mereka sengaja melakukannya?

Membocorkan sedikit rancangan awal perihal pembentukan Avatar pada Hazeline. Sesuatu yang entah di sengaja atau tidak. Sesuatu yang hari ini mungkin ingin dibuktikan oleh gadis itu.

Bila Castiel adalah Anomali dengan kode penghenti segala macam program yang berada di Soul dikarenakan memenuhi kriteria untuk masuk ke dalam tiga fraksi, maka Avatar adalah sebuah Anomali dengan kode khusus yang jauh lebih berbahaya. "Dia adalah kiamat bagi kota ini," ucap pembina Hazeline di Otoritas Tertinggi mana kala dirinya memberikan laporan. "Bila program itu sampai berhasil maka itu tidak jauh lebih berarti kiamat bagi kota Soul."

"Kiamat?"

"Bila program itu berhasil dan dia memang benar-benar seperti apa yang kau gambarkan, maka bukan hanya memenuhi kriteria bagi keempat fraksi, dia adalah individu superior yang para pendiri kota Soul cari-cari. Sang juru selamat bagi masa depan setiap Kantung Dunia, tujuan dari dibentuknya Soul." Dalam satu tarikan napas, Hazeline merasa takjub mengingat Castiel yang sejauh ini menjadi sang Primadona nyatanya tidak pernah disebut dengan kalimat pujian yang seperti itu.

Take Over The Moonlight Where stories live. Discover now