Bab 3

276 73 5
                                    

Pembelajaran hari ini diakhiri lebih awal dari jadwal. Semua anak dikembalikan ke dalam asrama masing-masing, tidak terkecuali Castiel. Meski beberapa anak berpikiran untuk menyelidiki kasus bunuh diri pertama di Soul, Castiel lebih memilih untuk mengurung dirinya di kamar. Bergelung di dalam selimut dengan jendela yang ditutup rapat, entah itu kunci ataupun kordennya. Bayangan tubuh Jimmy yang tertarik gravitasi untuk jatuh ke bawah masih terekam dengan jelas.

Jimmy mati.

Pemikiran itu selalu terlintas di otaknya.

Dan orang terakhir yang melihatnya adalah aku.

Meski itu adalah sebuah ketidaksengajaan. Sebuah kebetulan jika Castiel berada di ruangan di bawah atap tempat Jimmy melakukan tindakan bunuh diri. Dan kebetulan lain jika mata keduanya sempat saling bertemu selama beberapa saat. Tatapan mata yang sarat akan keputusaasaan dengan sedikit sinar harapan meminta pertolongan. Sesuatu yang tidak segera Castiel sadari karena tertutupi oleh raut ekspresi ketakutan.

Takut untuk bunuh diri?

Atau ada seseorang yang mendorongnya?

Buku kuduk Castiel sontak berdiri kala mendengar suara pintu kamar yang dibuka dari luar. Jika Jimmy memang didorong oleh seseorang dari atap, kemungkinan terbesarnya adalah memang sudah direncanakan. Castiel mengabaikan beberapa persen kemungkinan ketidaksengajaan untuk berjaga-jaga. Ada pembunuhan terencana di Soul, menewaskan seorang anak, dan pembunuhnya masih berkeliaran. Dengan kemungkinan lain jika pembunuh itu berniat untuk membunuhnya.

"Jangan berpikiran aneh Cas, aku bisa mendengarnya." Suara yang familiar menyapa indra pendengarannya, memberi Castiel sedikit kepercayaan diri untuk membuka selimut dan mendudukkan diri. "It's me, Jackson Xavier in your room. Mentor Yi mengatakan padaku jika kau termasuk dalam salah satu anak yang melihat Jimmy secara langsung. Aku minta maaf untuk hal itu."

"Kenapa kau minta maaf? It's not your fault, kau aneh Jack. Kau bersikap seakan kau adalah seseorang yang mendorong Jimmy untuk jatuh dari atap sekolah." Castiel kemudian tertawa hambar, mencoba mencairkan suasana meski akhirnya justru menjadi canggung. Benar-benar basa basi yang terlewat basi. "Perasaanku saja atau leluconmu memang tidak lucu, atau kau-"

"Aku sedang serius Cas," potong Jackson menyambung satu kemungkinan lain yang Castiel harap salah. "Kepindahanku dari Soul dipercepat, aku akan pindah besok. Aku tidak bisa mengucapkan sampai jumpa lagi karena para Mentor mencabut hakku untuk tinggal di tempat ini. Aku tidak berjanji tapi aku akan mengusahakan agar kita tetap bisa bertukar kabar." Jackson merogoh sesuatu dari sakunya, sebuah cincin. "Mentor Yi ada di depan, waktuku tidak banyak. Tapi bisa aku minta tolong?"

Castiel yang masih cukup terkejut dengan apa yang terjadi padanya tidak dapat memberikan reaksi lain selain bertanya, "Apa?"

"Tolong jaga anak-anak yang hampir dilupakan. Terutama Yere Adora." Menyerahkan cincin itu pada Castiel, sebuah cincin polos dengan permata setengah lingkaran sebagai mahkota. "Kau boleh mengingat hal ini atau tidak, tapi kau harus percaya padaku. Tidak ada yang tidak palsu di sini, mungkin ada beberapa yang tidak, dan kau harus mencari mereka."

Castiel tidak menolak gagasan itu. Soul memang penuh dengan kepalsuan, Jackson sendiri yang mengajarkannya akan hal itu. Termasuk fakta jika alasan awal Jackson dekat dengannya hanyalah untuk membuat Castiel tertarik dengan fraksi Analysts, menjadi salah satu senjata di sana. Awalnya, tapi kini dia membelot dan berakhir menjadi seorang Diplomats yang akan diasingkan.

"Jimmy dibunuh." Castiel asal menyeletuk. Dirinya sendiri tidak paham apakah kalimat barusan bermakna pertanyaan atau pernyataan.

Namun reaksi Jackson yang menganggukkan kepalanya membuat dua makna itu terasa sama saja. "Aku sudah mengurus pemakamannya dengan Mentor Yi dan beberapa anak. Para Mentor memberikan catatan keterangan jika dia meninggal bunuh diri." Jackson meremat pundak Castiel keras. "Aku tidak memintamu menyelidikinya karena tidak ada yang menganggap kasus pembunuhan ini menarik. Aku ingin kau menjaga adikku, sekali lagi, jaga anak-anak yang semalam kau temui terlebih Yere Adora."

Take Over The Moonlight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang