Bab 39

3 1 0
                                    

Katakanlah jika seorang Nino Paulo tidak pernah kenal dengan rasa takut. Tidak peduli seberapa besar resiko yang akan dirinya ambil, pemuda itu selalu menyanggupi hal itu. Orang awam mungkin akan melihat pertemanannya dengan Mark sebagai sebuah hubungan yang toxic, dengan Mark yang selalu memanfaatkan. Tapi Nino sendiri tidak pernah keberatan atas hal itu. Katanya hanya untuk bersenang-senang, melepas penat, atau mencari pemandangan baru.

Nino suka tantangan dan berada di sekitar Mark sama dengan mengundang bahaya.

Di besarkan di dunia bawah dengan orang tua angkat berjenis vampir, Nino terbiasa untuk menahan dirinya. Menahan sisi aslinya di balik ribuan wajah ataupun topeng. Dirinya baru merasa sedikit lebih bebas kala sampai di Soul dan membiarkan diri untuk tumbuh selayaknya seorang berandalan. Salah satu tokoh yang cukup menarik, setidaknya itulah yang dia pikirkan hingga bertemu dengan Mark dan Jimmy.

"Mulutmu lebih berharga dari sebuah tinju." Kalimat itu terlontar dari mulut Mark kala Nino selesai menghajarnya, membuat yang bersangkutan merasa sedikit terejek. Namun menatap kagum pada Mark yang menatapnya tanpa ada rasa takut, berlawanan dengan Jimmy yang dalam diam sudah mengeluarkan aura tidak ingin ikut campur.

"Aku tahu ini bukan dirimu yang sebenarnya." Agak aneh memang kala seorang yang dibully mengatakan hal itu. Dengan kondisi sudut bibir yang berdarah dan beberapa lebam di area mata. "Namaku Mark, aku mungkin tidak bisa membantumu, tapi aku bisa membuatmu untuk menolong dirimu sendiri. Aku tahu kau suka tantangan."

Katakanlah saat itu Nino gila karena dengan mudah melepaskan tahta peringkat pertama hanya untuk menyanggupi ucapan si peringkat bawah. Sesuatu yang awalnya hanya dianggap sebagai tantangan tapi justru keasikan hingga berakhir pada sebuah pertemanan rumit. Nino yang selalu anti terhadap hubungan secara perlahan mulai menumbuh minat untuk mempertahankan pertemanannya dengan Mark, kemudian Jimmy, dan yang terakhir adalah Yere. Bahkan menatap tidak minat lagi pada bekas tahtanya yang diambil alih oleh Castiel.

Nino secara perlahan mulai merasa nyaman dan menemukan tempatnya. Tempat dimana tidak akan ada yang bertanya dari mana dan akan kemana dirinya pergi. Sesuatu yang tanpa disadari justru berbalik selain menjadi kekuatan juga menjadi kelemahan baginya.

Nino tidak lagi seperti dahulu meski dirinya tetap saja menyanggupi semua perintah Mark. Dia kini memiliki ketakutan. Dan sialnya, Otoritas Tertinggi tahu apa itu.

"Hey, Buddy!"

Nino bisa merasakan adanya beban lain di kepalanya. Tubuhnya kini berbaring dalam posisi tengkurap, luka-luka yang tubuhnya terima mungkin sudah mengering atau mungkin menutup. Namun luka di telapak tangannya yang terasa perih menjadi penanda jika permukaan tempatnya berada ditutupi oleh pasir.

"Aku tahu kau sudah sadar son of Aphrodite."

Si pelaku semakin menekan kepala Nino, yang menurut perkiraan Nino menggunakan sepatu bersol tipis. Menciptakan sedikit suara geraman dan gigi yang bergemeletuk. Sedikit gemma yang terjadi akibat interaksi suara itu cukup membuktikan jika dirinya dikurung di sebuah ruangan. Mungkin ruangan isolasi Explorers. Ingin sekali pemuda itu memberontak, melakukan perlawanan dan membalikkan kondisi, tapi tidak terlampau bodoh untuk tidak menyadari keberadaan pengekangan sihir yang diikat kuat di kedua pergelangan tangannya.

Sesuatu yang dirinya sadari ketika tidak dapat lagi menghubungi Jimmy.

"Kau mulut mereka, bukan?" Si pelaku menghentikan kegiatannya, berganti dengan berjongkok. Memegang kedua sisi pipi Nino, memaksa si pemuda yang masih setia memejamkan matanya untuk menghadap ke arahnya. "Oh boy, kau tampan. Mungkin aku bisa jadi kekasihmu jika kau berada di pihak yang menguntungkanku."

Nino akui dia bukan Jimmy yang suka menghapalkan nada bicara seseorang, otaknya lemah begitu juga daya ingatnya. Tapi suara ini familiar. "Tapi aku tidak ingin memiliki kekasih yang lebih tua dariku," ucapnya dengan sebuah senyuman. Masih enggan untuk membuka mata, takut prediksinya benar. Takut jika sosok yang ada di hadapannya kini nantinya akan menjadi sosok yang akan dia anggap pengkhianat. "Kau tahu sendiri aku tidak tertarik dengan makhluk seperti dirimu, aku seorang pendosa yang akan berpasangan dengan pendosa."

Take Over The Moonlight Where stories live. Discover now