Bab 11

112 21 2
                                    

"Apa kau bisa menurunkan hujan?"

Pertanyaan itu mungkin terkesan konyol dan terdengar seperti pertanyaan yang dilontarkan oleh seorang anak TK. Tapi karena seorang seperti Yere yang mengatakan hal itu. Terlebih kini keduanya adalah seorang penyelinap, Castiel yakin jika ada sesuatu yang membuatnya harus berpikir jika itu pertanyaan yang serius.

"Kau bisa mendatangkan petir, seharusnya cukup mudah juga bagimu untuk sekedar mendatangkan hujan."

Tidak ada hal yang membuat Castiel merasa cukup payah seperti ini. "Aku tidak bisa." Jackson pernah melatihnya untuk mengembangkan kekuatannya sehingga tidak melulu berbau dengan petir. Kegiatan yang berujung dengan dirinya yang segera kembali ke asrama dan beristirahat. Sesuatu yang bagi Castiel cukup memalukan kala putra seorang dewa Zeus tidak bisa melakukan sesuatu selain mendatangkan petir.

Memang tidak ada yang secara terang-terangan menuntutnya untuk menguasai segala hal. Awalnya Castiel cukup sadar diri jika setidaknya harus ada sesuatu yang bisa dia lakukan dan Jackson adalah seseorang yang tepat untuk melatihnya. Meski akhirnya, dia justru pasrah dan menjalani hidup tanpa ada perkembangan yang jelas.

"Hanya perempatan itu jalan menuju Rak Buku Besar Selatan, jikalaupun ada itu pasti harus memutar. Resikonya bisa jadi lebih besar jika kita memutar, we don't know ada hal lain apa yang bisa menghadang." Yere merapatkan blazer-nya, udara malam di wilayah Sentinels memang terasa dingin hingga cukup membuat tulang terasa ngilu. "Mari bertaruh dengan keberuntungan jika para Explorers itu sudah pergi dari perempatan."

Castiel hanya mengangguk. Bagaimanapun juga salahnya karena tidak bisa mendatangkan hujan. Setidaknya jika hujan kondisi jalanan akan cukup lengang. Tidak ada seseorang yang cukup nekat keluar ke jalanan saat hujan, dan akan sangat mudah bagi dia dan Yere untuk menyelinap di antara orang dewasa yang berteduh di halte atau di depan toko yang masih muka.

Shit.

Castiel tidak tahu apakah Yere juga merasakannya tapi bulu kuduknya kini merinding. Jalanan di depan mereka sepi, entah bagaimana ceritanya orang-orang yang seingatnya beberapa saat yang lalu saling sibuk dengan urusan masing-masing bisa menghilang begitu saja. Hanya ada keduanya dan kondisi menuju perempatan menjadi sedikit lebih mencekam karena adanya sesuatu di belakang mereka.

"Aku tahu, rasanya seperti makanan yang siap dihancurkan oleh asam klorida." Yere berucap pelan, mendekatkan diri ke arah Castiel. Menyatukan kedua tangan mereka yang terasa dingin karena takut dan khawatir. "Lebih baik jika itu adalah hantu."

Castiel setuju akan hal itu. Jauh lebih menakutkan untuk tertangkap orang dewasa daripada tertangkap oleh hantu. "Apa kau punya rencana?" tanya Castiel mengingat keduanya benar-benar terlihat seperti mangsa yang empuk karena kondisi jalanan yang benar-benar sepi.

Bersamaan dengan itu terdengar suara bisikan dari belakang, membuat keduanya cukup yakin jika sosok itu tidak sendirian. Atau bisa jadi sendirian dan tengah memanggil temannya untuk datang. Dan selama sosok itu sibuk Castiel buru-buru berlari ke arah sebuah gang kecil di antara gedung, membuat Yere ikut melangkahkan kakinya cepat karena genggaman tangan keduanya yang belum terlepas.

"Cas, mereka mengikuti kita," bisik Yere pelan pada Castiel yang tidak berani menoleh ke belakang.

Sesuatu mengikuti mereka dengan gerakan yang halus tanpa suara langkah kaki, tapi tidak cukup untuk menipu Yere. "Tidak hanya satu." Dapat gadis itu rasakan jika mereka tidak berjalan secara perlahan maupun berlari, mereka terdiam, kemudian dalam sekejam seakan berdiri tepat di belakang keduanya. Cukup sulit untuk memprediksi jumlah mereka.

Sedangkan Castiel mencoba untuk bersikap tenang dan tidak memperdulikan hal itu. Berusaha untuk mencari jalan keluar dari kejaran sesuatu yang tidak jelas karena cepat atau lambat keduanya pasti akan tertangkap. "Kemana perginya semua orang?"

Take Over The Moonlight Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin