Bab 28

16 4 0
                                    

Seorang Explorers berbadan besar berulang kali mencoba untuk mendobrak pintu masuk pohon yang sama sekali tidak berdecit apalagi berpindah posisi menjadi terbuka. Baru tersungkur ke depan kala si pemilik pohon membuka pintu itu dari dalam, membuatnya mau tidak mau harus mencium permukaan kayu yang dijadikan alas lantai teratas pohon itu. Mentor Yizuan yang melihat itu mencoba untuk tidak terganggu meski itu adalah sambutan yang tidak sopan bagi juru bicara fraksi seperti dirinya.

"Apa?" tanyanya dengan nada suara berat khas orang baru bangun tidur. Tidak memberikan rasa curiga karena si juru bicara fraksi itu masih terlihat mengenakan piyama tidurnya, ditambah matahari masih belum juga terbit dari barat. "Ini wilayahku maaf, tidak ada wajib militer tiap pukul empat pagi di sini." Memberikan sebuah interupsi yang cukup pedas terhitung dari seorang Diplomats yang tidak begitu suka memancing masalah. "Ini wilayah Barat, tidak ada kekerasan, tidak ada senjata tajam. Aku pikir kalian tidak cukup bodoh untuk tidak membaca aturan pokok yang tertulis di tata aturan sebelum masuk ke wilayah ini."

Salah seorang Explorers terlihat membungkukkan badannya, memberikan hormat sekaligus maaf atas salah satu anggotanya yang mungkin saja bersikap tidak sopan di tempat baru. "Semalam kami mendapatkan surat penugasan untuk mendisiplinkan wilayah Barat sebelum matahari terbenam hari ini. Pendisiplinan secara terjadwal dimulai pagi ini, berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku kami diperbolehkan untuk menggeledah semua pemukiman maupun bangunan yang ada di wilayah ini."

"Pendisiplinan? Sepagi ini? Memang tikus mana yang coba kalian kejar?" Mentor Yizuan terdengar tidak begitu ramah, lagi pula siapa yang tidak akan marah saat tidur nyenyakmu diganggu oleh keributan yang tidak jelas asal usulnya. "Ini Diplomats, pendisiplinan hanya akan melukai ideologi kami. Di sini kami hidup dengan damai dengan ada atau tidaknya pemerintah dan aturan, kami tidak seliar fraksi lainnya."

"Kami mengetahui hal itu." Namun Explorers itu tidak beranjak, justru memberi kode pada salah satu rekannya untuk memberikan sesuatu. Sebuah map berwarna hitam yang tentunya Mentor Yizuan tahu darimana asalnya. "Itu adalah surat perintah langsung dari Otoritas Tertinggi, kami ditugaskan untuk mengambil kembali hadiah yang sebelumnya diberikan kepada Castiel Rafael. Selain itu kami juga akan menarik dua orang anak dari fraksi ini, Yere Adora dan Nino Paulo."

Beberapa Explorers hampir memasuki pohon jika saja Mentor Yizuan tidak merentangkan tangannya menahan. Memberi kode jika dia belum setuju pohonnya disiplinkan, dalam artian digeledah. "Sudah berapa pohon yang  kalian nodai dengan warna kuning?" tanyanya.

"Rumah Anda yang pertama."

"Aku tidak peduli dengan seorang yang bernama Nino itu karena seingatku tidak ada anak bernama itu di sini. Tapi Yere Adora? Kemana kalian akan membawanya? Dia bukan lagi salah satu anak di sekolah yang dengan mudah kalian tarik atau buang, dia kini milik fraksi, bahkan fraksi sendiri tidak dapat ikut campur dengan urusan pribadi semacam ini." Jika bisa Mentor Yizuan mungkin sudah akan meremat atau merobek semua surat alasan yang ada di dalam map itu. "Dan untuk hadiah yang terlanjur diberikan pada Castiel, bukanlah sangat tidak beradap bagi kalian untuk memintanya kembali?"

Explorers yang kini ada berhadapan dengan Mentor Yizuan mungkin berpikir jika ini adalah hari tersialnya karena harus beradu mulut dengan seorang juru bicara yang tentunya terbiasa untuk menyusun kata-kata demi mempertahankan ego dan idealisme. "Tapi kami rasa Anda sudah salah paham. Alasan kenapa kami diperintahkan untuk mengambil kembali hadiah yang diberikan kepada Castiel adalah karena anak itu menculik Yere Adora dan Nino Paulo. Kemarin selama badai kami kehilangan seorang personil dan saat melakukan penyesuaian data antara yang berhasil kami amankan dengan data anak yang bertugas di Inner Circle Diplomats, seorang anak lainnya telah hilang."

Raut wajah terkejut tentu saja muncul di wajah Mentor Yizuan, refleks menurunkan tangannya. Sedikit memiringkan badannya guna memberi celah bagi para Explorers itu untuk masuk ke dalam pohonnya. "Terima kasih atas pengertiannya, kami tahu jika ini cukup mengejutkan terlebih Anda mengenal tersangka cukup dekat." Tidak menyadari jika itu bukanlah alasan raut terkejut itu muncul.

Mentor Yizuan bukanlah tipikal seseorang yang sangat ekspresif sehingga bisa menipu dengan bertingkah seorang dia tertarik atas sesuatu. Raut wajah itu memang asli. Wujud dari perasaan terkejutnya atas usaha Otoritas Tertinggi untuk menutupi kebusukan mereka dan mengalihkan kata tersangka kepada Castiel. Suatu hal sulit yang terasa mudah bagai membalikkan telapak tangan bagi Otoritas Tertinggi. Seingin itukah mereka untuk mendapatkan Castiel?

"Aku tahu kenapa kalian menjadikan rumahku sebagai yang pertama." Menyinggung rahasia umum di antara para orang dewasa di Soul tentang dirinya yang berstatus memihak keluarga Dawn. "Tapi tenang, aku bukan seorang yang senang menaruh dendam. Jadi begini, pohonku sedikit berbeda dengan pohon kebanyakan di sini. Kalian mungkin tidak akan menemukan sesuatu yang mencurigakan jadi aku memberitahukan hal ini, ada loteng di atas dan sejenis brankar di bawah, jika kalian memeriksanya kalian akan bertemu dengan beberapa senjata entah itu berapi atau sekedar pisau."

Pengakuan yang cukup mencengangkan itu tentunya menarik sebuah pertanyaan biasa yang sering Mentor Yizuan dengar. "Mengapa seorang Diplomats memiliki senjata?"

"Untuk berjaga-jaga," jawab Mentor Yizuan dengan senyuman sebelum menambahkan, "Menjadi juru bicara membuatku secara tidak langsung menjadi pengembala sebuah kawanan domba, aku belajar dari kisah penggembala dan serigala untuk tidak meminta tolong pada yang lainnya. Bukankah lebih aman bagi penggembala untuk menggembalakan dombanya sambil membawa senapan? Itu mungkin tidak wajar tapi itu patut dicoba sesekali."

"Aku rasa kepemilikan senjata di luar wilayah Explorers tidak akan jadi masalah selama pihak yang berwenang memberi izin."

"Tentu saja aku sudah mengantonginya." Mentor Yizuan tertawa. "Aku adalah juru bicara fraksi ini, keputusanku adalah hukum di sini. Tapi jika yang kau maksud adalah pihak berwenang lain, aku mengantongi izin dari Seraphina dan Matteo. Suratnya ada di kamarku."

"Maksudku Otoritas Tertinggi, mereka pihak berwenang di tempat ini."

"Benarkah? Kau berniat melakukan protokol pengecekan padaku? Baik, aku akan menurut pada kalian, tapi tidak ada salahnya jika kalian mengingat sesuatu." Mencondongkan sedikit tubuhnya agar cukup dekat dengan si Explorers mengingat kalimat selanjutnya yang akan Mentor Yizuan bersifat layaknya sebuah rahasia yang dibisikkan. "Kau mungkin belum bertugas saat itu tapi percayalah ini adalah rumor panas sekitar satu abad yang lalu. Pengetahuanmu tentang diriku mungkin hanya sebatas Ayahku yang seorang Malaikat Maut bukannya salah seorang anggota Otoritas Tertinggi untuk bagian Utopis." Mengangkat kembali rahasia umum tentang bagaimana bisa seorang Dawn yang diangkat menjadi juru bicara, tentu saja jika dia memiliki orang dalam di jajaran Otoritas Tertinggi.

Mentor Yizuan menjauhkan tubuhnya, menikmati pemandangan raut wajah antara tegang dan juga tidak percaya selama beberapa waktu. Karena beberapa saat kemudian kaki kanannya sudah lebih dahulu terangkat untuk menendang si Explorers, membanting tubuh yang lebih besar untuk masuk ke dalam pohon dan menguncinya secara otormatis. Ada sedikit poin keberuntungan bagi Mentor Yizuan mengingat meski refleks seorang Explorers itu cepat, pikiran mereka cukup mudah untuk dibuat bingung hingga memperlambat hal itu.

Meski tidak begitu membantu Mentor Yizuan untuk sekedar menarik napas. Suara langkah kaki yang mendekat sudah lebih dahulu terdengar baik dari mereka yang menyisir bagian dalam pohon maupun yang menunggu di luar. Suara tubuh manusia ukuran dewasa yang menghantam kayu pohon barusan pastilah cukup keras dan ribut untuk menarik perhatian mereka. Hanya saja masih terlalu lambat bagi Mentor Yizuan dan pengalaman hidupnya yang bahkan jauh lebih tua daripada kota Soul.

Para Explorers tentunya diajari jika dalam penugasan mereka, satu detik bisa berarti banyak hal. Dan beberapa detik yang seorang Explorers habiskan untuk berbincang-bincang dengan Mentor Yizuan adalah sebuah kesalahan, meski tidak begitu fatal. Tidak akan benar-benar jadi masalah fatal jika saja para Explorers lain bisa datang ke pintu masuk pohon satu detik lebih cepat, saat dimana Mentor Yizuan belum sampai selesai melukiskan sebuah simbol di lengan tangan kirinya yang dihiasi oleh beragam simbol layaknya tato.

Seandainya juga para Explorers itu bisa satu detik lebih cepat menyadari jika itu bukan simbol ataupun tato biasa. Idiot mana yang akan dengan santai mencoret-coret tubuhnya saat dua kelompok bersenjata mengepungnya? Seandainya saja ada satu orang dari mereka yang berpikiran seperti itu, mungkin masih ada kesempatan bagi kedua kelompok itu untuk tidak terjebak dalam lautan dinding ilusi emosional yang membuat dua puluhan manusia dewasa itu terdiam di tempat masing-masing.

"Penghianat ya?" gumam Mentor Yizuan menyadari perbedaan keterangan yang Explorers itu katakan mengenai kondisi Inner Circle kemarin dengan data presensi yang dirinya ingat.

Take Over The Moonlight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang