Chapter 2

44.4K 4.8K 1.2K
                                    

P E M B U K A

P E M B U K A

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Absen emot dulu

***


"Yuda ninggalin lo lagi?" tanya Janu begitu sampai di hadapan Kanina. Jas yang ditenteng langsung digunakan untuk membungkus tubuh mungil gadis yang nampak kedinginan.

"Yuda nggak ninggalin gue, Nu. Emang gue-nya aja yang minta diturunin di sini," koreksi Kanina berusaha menyelamatkan Yuda. Benar. Yuda memang meninggalkannya demi urusan yang ia sendiri tidak tahu. Sudah ditanya, Yuda tidak memberi jawaban memuaskan, dan pergi begitu saja usai menurunkannya di halte. Meski seperti itu, Kanina tetap berusaha melindungi  pria itu dari amukan Janu. "Soalnya tadi Yuda keliatan buru-buru banget. Ternyata emang ada urusan dan gue minta diturunin di sini aja biar Yuda bisa segera nyelesein urusannya."

"Lo belain Yuda lagi?"
Dari nada bicaranya, Janu terang-terangan menunjukkan rasa tidak suka ketika Kanina selalu membela Yuda yang sudah jelas bersalah.

Kenapa selalu dibela?

"Nggak lagi belain, Janu. Kejadiannya emang kayak gitu. Lagian gue nggak kenapa-kenapa, kan?" Kanina mendongak untuk menunjukkan senyum pada pria dengan rahang yang masih saja mengeras. Beranjak, gadis itu memposisikan diri di sisi kiri Janu sebelum akhirnya meraih lengan pria itu untuk dipeluk. "Dan yang terpenting sekarang ada lo di sini."

"Lain kali kalo Yuda bilang mau jemput, tolak. Kejadian kayak gini nggak cuma sekali dua kali."

Kanina hanya menanggapi dengan senyuman. Ia tidak berterus terang kalau sebenarnya dirinya lah yang meminta dengan sedikit memaksa agar Yuda menjemput. Yuda tidak pernah menjemput atas inisiatif sendiri. "Malem ini sibuk nggak, Nu?"

"Mau ditemenin begadang lagi?"

"Iya hehehe. Itu, sih, kalo lo nggak sibuk."

"Kebetulan gue nggak sibuk. Gue bakal temenin lo."

"Aaaa makasih, ya? Mau dimasakin apa buat temen begadang nanti? Mau nemenin belanja dulu nggak? Belum ngisi kulkas, dari kemarin nggak sempet terus."

"Mau berangkat sekarang?"

"Ayo!"

Dengan kedua lengannya, Janu berusaha semaksimal mungkin untuk melindungi kepala Kanina dari gerimis.

"Sabuk pengaman jangan lupa," kata Janu mengingatkan begitu duduk di kursi kemudi.

Mendapat perlakuan tiba-tiba dari Kanina, Janu menahan napas ketika gadis itu mencondongkan badan dan mulai mengusapkan tisu kering ke pelipisnya.

"Pelan-pelan aja bawa mobilnya, licin," nasihat Kanina yang dilaksanakan dengan baik oleh Janu.

Sampai di tempat tujuan, Janu-lah yang banyak mengambil peran meski tubuhnya terasa lemas. Pria itu mendorong troli sembari terus memasukkan barang tanpa pertimbangan. Kanina beberapa kali menegur, tapi Janu tetap bertindak semau sendiri. Terlalu membuang banyak waktu kalau mengandalkan Kanina yang bingung ketika memilih barang, terlalu banyak pertimbangan.

Baby GirlWhere stories live. Discover now