Extrachapter

31 6 6
                                    

Perihal nikah itu semua tidak bisa dipaksakan, bukan? Semua itu harus tercipta dari hati yang paling dalam bahwa pernikahan itu tak hanya satu hari. Jadi, bisakan kita lewati semuanya dan menggapai apa yang kita mau?

-Trying To Stay-
_Nblaasyfaa🍂

Hari hari berlalu, tak terasa telah lima tahun berjalan setelah peristiwa yang melibatkan beberapa pihak. Kini kedamaian tercipta begitu saja, beberapa orang kembali sibuk dengan cita citanya sendiri.

"Amran!! Cepat ajak itu istrimu masa dibiarkan begitu saja, baru saja kalian menikah beberapa hari." suruh Rifky dengan tegas.

"Hehe iya, Pah. Aku udah ajak dia, katanya dia nyusul, tadi bersih-bersih dulu," balas Amran dengan tersenyum.

Alisha yang melihat jawaban putranya hanya menggelengkan kepala. "Nit, coba kamu panggilkan kakak iparmu itu. Nanti takutnya malah nyariin," suruh Alisha pada putrinya.

Mendengar suruhan dari Alisha, Qanita mencuci tangannya lalu segera menemui kakak iparnya itu.

"Kamu itu bagaimana sih, Ran? Masa kamu tinggalin istri kamu gitu aja? Katanya sayang tapi malah ditinggal," sindir Rifky kepada putranya.

"Hehe... aku lupa," kekeh pelan Amran.

"Baru juga nikah lho, Ran." balas Alisha.

Dilain tempat Qanita telah menemui kakak iparnya. Ia tersenyum tipis lalu dibalas dengan senyuman hangat darinya.

"Sudah, Kak?" tanya Qanita padanya.

"Iya, ayok. Oh ya aku mau tanya ke kamu boleh, kan?" tanya kakak iparnya itu.

Qanita mengangguk setuju mendengarnya. "Kamu sekarang praktek dimana?" tanyanya.

"Salah satu rumah sakit di Bogor, Kak."

"Oh ya? Waktu itu Amran pernah cerita, katanya kamu punya usaha sendiri ya? Apa namanya? Shancafe benar kan?"

"Iya, Kak."

"Bagus lho, kamu kapan menyusul?"

Qanita yang mendengar pertanyaan itu hanya terdiam, lidahnya kelu namun Ia memaksakan untuk membalasnya dengan senyuman tipis.

"Ayok makan sekarang! Bagaimana kamu disini Akifah? Amran gak macam-macam kan?" ajak Alisha kepada putra putrinya diakhiri tanya kepada Istri Amran.

Note : istri Amran itu bernama Akifah Nailah, seorang wanita sopan dan memiliki akhlaq yang baik. Sosok yang dikagumi Amran sejak lama akhirnya telah menjadi pasangan yang halal.

Alesha yang mendengar pertanyaan dari mertuanya menampilkan senyuman hangat. "Tidak, Mah. Kak Amran memperlakukanku dengan baik kok,"

"Kamu kapan, Nit? Tahun kemarin kamu menolak teman kecilmu sendiri hingga akhirnya dia menikah dengan temanmu," pertanyaan Rifky membuat Qanita terdiam.

Alisha yang mendengar pertanyaan itu menyenggol tangan Rifky, bermaksud menegurnya. "Insyaa Allah, jika Allah telah mengizinkan dan mempertemukanku dengan pilihan-Nya." jawab Qanita dengan tersenyum tipis.

"Azwar ngajak ta'aruf kamu tolak, trus sama siapa Nit? Teman kamu kayaknya udah pada nikah deh," ucap Amran menyahut.

"Ngga kok, minggu depan Kinara yang mau nikah  bulan depannya Keyra yang nikah. Jadi masih ada teman yang belum nikah," balas Qanita dengan tenang.

"Sama aja, Nit. Kan mereka sebentar lagi mau nikah, kamu sibuk terus sama praktek di RS, kayaknya banyak banget pasien yang ngantri diperiksa sama kamu," pungkas Amran namun ditegur oleh Akifah.

Trying To Stay [END]Where stories live. Discover now