Chapter 36

21 16 10
                                    

Jangan lagi kamu menangis atas hal yang tak penting, untuk apa kamu menangisi mereka? Memangnya mereka memikirkanmu? Tentu saja tidak.

_Trying To Stay

Beberapa bulan berlalu, kini sudah saatnya angkatan Reza dan kawan kawannya untuk pelepasan putih abu dan menempuh jalan yang lebih tinggi.

Suasana SMA Antrika sangat ramai, mereka memperhatikan bagaimana proses perpisahan dengan kakak kelas mereka, yang ditandai dengan mewarnai seragam putih abu dengan berbagai warna dan dihiasi oleh tanda tangan seangkatan. Memang ini khasnya, aneh si tapi ini menarik untuk mereka, katanya untuk kenangan dibangku putih abu.

Semua tentang organisasi telah diurus beberapa minggu lalu, mulai dari pemilihan ketos, dan banyak lagi. Mereka melepas kakak kelasnya dengan berat, karena sangat banyak cerita yang diciptakan para kakak kelasnya itu.

Berbagai ucapan selamat ditujukan pada angkatan ini, mereka bercengkrama sana sini, membahas pendidikan mana yang akan mereka tempuh selanjutnya.

"Gak kerasa kita bakal bubar secepat ini ya," ucap Gilang.

Reza mengangguk mendengar ucapan Gilang. "Gue harap kita selalu ngabarin dalam hal apapun,"

"Gue harap begitu," ucap yang lain dengan kompak.

Gilang membisikkan sesuatu pada Reza, mendengar pernyataan Gilang, Reza sangat terkejut. "Lu beneran? Gak mirikin resikonya?" tanya Reza dengan kaget.

"Tenang aja, gue udah urus semuanya. Kita mau ngumpul gak dimana gitu, terakhiran dibangku SMA tapi khusus buat kita aja," ucap Gilang dengan santai, sedangkan Reza masih terkejut.

"Gas ae gue mah, asal ditraktirin aja." timpal Bisma.

"Yaudah gue traktir nih," tawar Gilang pada teman temannya.

"Gue traktir minumannya," ucap Farid.

Aldi masih terdiam, dia juga bingung bagaimana bisa lidahnya ini kelu disaat hari bagus untuknya. Farid menyenggol Aldi yang masih melamun.

Reza yang melihat pandangan Aldi yang fokus ke arah belakangnya segera menoleh ke belakang, setelahnya ia paham kenapa Aldi bisa diam seperti ini.

Reza
Gak usah dipikirin, lu nikmatin dulu aja hari ini. Anggap pemandangan yang lu liat itu gak ada.

Setelah memberi chat itu, Aldi segera melihatnya. Lalu membalas chat kepada Reza.

Aldi
Gue gak mikirin apapun, cuman keinget aja.

Reza yang melihat balasan Aldi hanya terkekeh pelan, lucu sekali temannya ini, tak mau mengakui padahal ia tau sebenarnya.

****

Flashback on

Amran dan Qanita berada di gazebo rumahnya, terlihat Qanita masih tak mengganti pakaiannya, serta jeket itu masih tetap ada pada tubuhnya.

"Buka aja jaketnya, lagian dah dirumah. Kamu juga pake baju panjang, buat apa pake jaket?" tanya Amran dipenuhi dengan keheranan.

Qanita hanya tersenyum tipis lalu beranjak dri duduknya. "Aku ganti baju dulu aja ya," ucap Qanita dengan melangkahkan kakinya.

Baru juga selangkah, Amran menahan tangan Qanita, lalu mengambil alih jaket itu. Setelahnya ia terkejut dengan keadaan adiknya, sebuah robekan dibajunya itu terlihat didepan mata Amran.

Trying To Stay [END]Where stories live. Discover now