Chapter 16

180 156 56
                                    

Untuk apa kamu membalasnya? Memangnya bermanfaat? Lebih baik biarkan saja, lebih baik lagi maafkan. Biarkan dia seperti itu, asalkan kamu jangan seperti itu.

'Trying To Stay'

*******

Jam menunjukkan pukul 03.00. Qanita terbangun di jam ini, tak seperti biasanya, Ia bangun lebih awal, siapa sangka alasan Ia bangun awal karena rasa pusingnya yang semakin menjalar, Ia memutuskan untuk duduk sebentar kemudian ke kamar mandi melakukan wudhu untuk shalat tahajud.

Ya seperti biasa di sisi lain Amran pun melakukan rutinitas sehari harinya. Amran terbiasa bangun lebih awal dari kebiasaan Qanita yakni jam 03.00. Namun kali ini mereka bangun dijam yang sama, tanpa diketahui oleh Amran. 

Kamar mereka berdampingan, sehingga jika ada apa apa pasti terdengar dan tahu. Amran mendengar  air dikamar mandi Qanita nyala, ya dia juga tau mungkin Qanita memang bangun awal yakan.

Jam menunjukan pukul 06.00, keluarga Qanita sudah kumpul diruang makan yang hendak sarapan bersama, namun Qanita masih belum turun dari kamarnya, Ia lebih telat turun dari kamarnya 5 menit.

"Eh nak, kenapa tumben telat kebawahnya?" Tanya Alisha tersenyum, ya Ia tak curiga pada Qanita.

"Gapapa Mah," ucap Qanita seraya tersenyum tipis, mereka tak menyadari keadaanya karna Ia menutupi pucat wajahnya dengan sedikit make up.

"Udah sekarang makan dulu, mau sekolah juga kan?" Ucap Rifky.

"Iya," jawab Qanita dan Amran beriringan.

"Nit sekarang kamu bareng sama aku aja ya." Ucap Amran disela sela kegiatan sarapan mereka.

"E-h gak usah Kak, aku bawa mobil sendiri aja," ucap Qanita dengan keterkejutan yang diucapkan Amran.

"Beneran?" Tanya Amran lagi.

"Iya," jawab Qanita singkat. Sedangkan Rifky dengan Alisha hanya bertukar pandang melihat kedua anak mereka berbicara walaupun hanya singkat.

"Yaudah kalo gitu Amran duluan aja. Takut ada kelas dadakan." Ucap Amran berpamitan.

"Iya, hati hati jalannya." Ucap Alisha diangguki Rifky dan Amran.

"Inget belajarnya fokus!" Ucap Rifky memperingatkan.

"Asiap Mah, Pah. Assalamualaikum." Ucap Amran lalu salam kepada mereka.

"Waalaikumsalam."

"Nita juga duluan ya Mah," ucap Qanita beranjak.

"Iya sayang." Ucap Alisha pada Qanita.

"Sama Papah aja kamu berangkatnya." Ucap Rifky.

"Ta-pi Pah--" belum juga selesai Qanita berkata Rifky sudah memotong pembicaraanya.

"Gak ada tapi tapian. Mah, Papah berangkat dulu ya." Ucap Rifky pada Alisha kemudian mengecup kening Alisha sebentar, ya ini yang pasti akan Qanita lihat, pasti Rifky memberi kecupan untuk Alisha.

"Iya Pah, hati hati." Ucap Alisha.

"Iyaa Assalamualikum." Ucap Rifky, kemudian Qanita pun salam ke Alisha dan segera menyusul Rifky.

"Waalaikumsalam." Ucap Alisha menatap kepergian mereka.

****

"Gimana sekolah kamu? Kamu betah gak?" Tanya Rifky pada Qanita membuka pembicaraan.

"Alhamdulillah baik Pah, insyaa allah Qanita betah," ucap Qanita tersenyum.

'Papah harap kamu bisa lebih baik lagi Nit, kamu gak sedih lagi, maafin Papah waktu dulu ya,' batin Rifky mengatakan seraya mengingat apa yang terjadi ada putrinya dulu.

Trying To Stay [END]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ