Chapter 30

52 40 39
                                    

Mon maaf jika banyak typo. Tlg ksh tau aja y klo kalian menemukannya.
________________

Mungkin memang benar semuanya akan terus berjalan, masalah kuat atau nggak nya pasti akan tetap berjalan, dan gak tau sampai kapan.

Trying to stay

"Hshh," helaan nafasnya diikuti pergerakan matanya perlahan terbuka.

Sang istri yang dilanda kegelisahan disampingnya segera memastikan bahwa suaminya telah sadar. Azwar yang masih terdiam sejak kejadian kemarin yang menimpanya, segera memanggil dokter.

"Bagaimana keadaanya dok?" tanya sang istri penuh khawatir.

"Alhamdulillah pasien sudah membaik, dia juga sudah sadar." ucap sang dokter membuat kelegaan memenuhi Azqar dengan sang istri pasien.

"Boleh kami menemuinya?" tanya Azwar ragu.

"Boleh, kalau gitu saya pamit dulu," pamit sang dokter.

Didalam ruangan inap ini terdapat 3 orang manusia-termasuk pasien, sisanya sang istri dengan Azwar.

"Maafkan saya pak, atas kejadian kemarin bapak menjadi seperti ini," ucap Azwar dengan menunduk.

Sang korban hanya tersenyum- senyuman dengn guratan kulit tuanya dan wajah yang masih pucat. "Tak apa nak, saya baik baik saja. Kamu sudah bertanggung jawab saja saya senang," ucapnya dengan tersenyum.

"Terimakasih pak, saya sangat meminta maaf," ujar Azwar lagi.

"Sama sama, kau sudah makan? Ibu sudah makan?" tanya sang bapak itu.

Azwar menggeleng lalu mengatakan. "Belum pak, tapi tidak apa. Yang penting sekarang bapak baik baik saja," jawab Azwar dengan tersenyum.

"Belum pak, nanti Jaka kesini bawa sarapan, memangnya kenapa?" tanya sang istri.

"Tak apa bu, kalau boleh ajak anak ini makan bersama ya bu," balasnya dengan tersenyum.

Azwar menoleh-tidak, dia tidak perlu sarapan, perutnya ini masih malas untuk makan. "Tak usah pak, saya ada keperluan mendadak soalnya. Bolehkah saya pamit? Biayanya sudah saya tanggung pak," pamit Azwar.

"Lho nak, gapapa makan disini aja dulu," pinta bapak itu namun Azwar menggeleng tegas.

"Tak usah pak. Kalau gitu saya pamit ya?" izin Azwar lembut.

"Iya nak, hati hati dijalan ya," balas ibu yang sejak tadi diam.

Azwar mengangguk dengan tersenyum, lalu melangkahkan kakinya keluar dari ruangan tersebut. Tujuannya hanya satu, tempat yang akan menjadi pertemuannya. Ya tempat itu.

***

"Lif, jangan ngebut ya Allah!" pekik Kinara dengan lantang.

Alif hanya terkekeh, malah sengaja menjahili Kinara. "Iya nggak kok," kekehnya.

"Ngga dari mana!! Ini malah ngebut!!" Pekiknya semakin lantang. "Stop!!" Lanjutnya membuat Alif memarkirkan motornya.

"E-eh mau kemana?" tanya Alif bingung ketika Kinara menjaduh darinya.

"Naek angkot!" Desisnya lalu segera menaiki angkot yang berhenti didepannya.

Alif mengekorinya dri belakang angkot, membuat Kinara semakin kesal. "Ngapain si tu orang?" gerutunya pelan dengan wajah yang tak terkondisikan.

"Yaelah Nara pake naek angkot segala, ntar gimana nasib saya?" gumam Alif yang masih seetia mengejar angkot tersebut.

Hayoh? Alif kenapa si? Hh coba tebak dah!

Trying To Stay [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang