Chapter 19

147 129 28
                                    

Yang punya masalah itu bukan cuman gue! Gue juga tau lo punya masalah tapi lo lebih mentingin gue, itu yang gue gak suka. Lo juga gak mikirin gimana keadaan lo sendiri, jangan egois lagi sama diri lo sendiri bisakan?
_Qanita Afshan

Trying To Stay
_Nblasyfa02🍂

******

Seseorang terbaring lemah diatas brankar dengan membuka matanya perlahan, Ia melihat di sekelilingnya ini bernuansa warna putih dan penuh bau obat obatan, terlihat seorang lelaki berdiri tak jauh dari tempatnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seseorang terbaring lemah diatas brankar dengan membuka matanya perlahan, Ia melihat di sekelilingnya ini bernuansa warna putih dan penuh bau obat obatan, terlihat seorang lelaki berdiri tak jauh dari tempatnya.

"Pak Rama." Lirih Qanita pada lelaki itu.

"Alhamdulillah kamu udah bangun, saya panggilkan dokter dulu ya?" Katanya pada Qanita.

"Jangan Pak," tolak Qanita kemudian mencoba untuk duduk.

"Tapi-" ucapnya namun terpotong oleh Qanita.

"Saya gapapa," sela Qanita.

"Yasudah kalau begitu," ucapnya pasrah.

"Apa yang terjadi?" Tanya Qanita to the point.

"Saya menemukanmu pingsan di jalan, ortu kamu juga mencarimu, namun saya masih belum mengatakan apa apa pada mereka," jawabnya jujur.

"Mereka sudah tau tentang cafe ?" Tanya Qanita dingin.

"Tidak, sesuai pesanmu saya tak memberitahu mereka kecuali kamu sendiri," timpalnya lagi.

"Kita pulang." Singkat Qanita.

"Tapi kondisi kamu belum stabil,"

"Saya baik baik saja." Terang Qanita.

"Baiklah," pasrah Rama atas perkataan Qanita.

Kini Qanita dengan Pak Rama dalam perjalanan, memang di dahi Qanita masih terlihat luka goresan namun Qanita tetap bungkam, menganggao itu semua hanyalah luka kecil.

"Assalamualaikum," ucap Rama memasuki rumah Qanita, namun Qanita masih memakai masker menutupi wajahnya dan hoddie hitam yang melekat di tubuhnya.

"Waalaikumsalam," jawab mereka yang ada di rumah, Qanita tak menyangka jika rumahnya akan seramai ini.

"Itu siapa Pak?" Tanya Amran yang duduk di antara mereka, terlihat dari keadaanya seperti frustasi dengan tatapannya yang sendu.

"Ini Qanita." Jawab Rama membuat respon mereka segera menoleh pada seseorang yang di sampingnya.

Amran segera menghampirinya lalu membuka maskernya secara perlahan, ketika tau bahwa Ia adalah Qanita. Amran langsung memeluknya erat, siapa yang tidak rindu pada adik kulkasnya itu? Pastinya sangat merindukannya bukan, ditambah Amran selalu menyalahkan dirinya atas hilangnya Qanita.

Mendapatkan pelukan secara tiba tiba membuatnya terkejut, ditambah pelukannya yang erat, mungkin Ia sangat merindukan nya, Qanita pun membalas pelukannya.

Trying To Stay [END]Where stories live. Discover now