Chapter 41

7 6 4
                                    

Akhirnya setelah sekian lamanya waktu, kini semuanya terungkap.

Trying To Stay
_Nblaasyfaa🍂

Gedung tua yang telah lama tak diisi memang memikiki aura yang berbeda, kata orang sekarang terkesan mistis. Tapi, berbeda dengan beberapa orang ini, mereka tak takut dengan mitos itu, mereka lebih mementingkan bagaimana rencana selanjutnya yang akan mereka lakukan.

Mereka kini sedang menunggu seseorang yang penting di antara mereka. Memang diantara mereka tidaklah banyak, tetapi isi dari yang akan mereka bahas sangatlah penting.

"Haha... enak aja, gue udah cape kali ngerjain ini itu, trus elu ngeremehin gue? Cih! Gagu lu!" umpatnya dengan lantang.

Seseorang berlari menghampiri mereka dengan nafas terengah-engah. "Lu kenapa? Kek dah dikejar setan gitu?" tanya salah satu orang yabg ada disana.

"Hehe... gapapa, sorry ya gue agak telat. Tadi ada nenek nenek dorong gerobak, kirain apaan ternyata suaminya di dalem gerobak itu, trus katanya dia mau bawa ke rumah sakit. Yaudah gue bantu aja, eh ternyata tadi macet jadi gue telat deh," keluh orang itu dengan tersenyum.

"Dih lu mah buang buang waktu aja," sahut yang lain dengan tersenyum kecut.

"Oke. Gue ngumpulin kalian semua disini untuk ngerencanain semua yang baru, ini gue yakin sangat 100% akan berhasil. Pertama, gue tunjuk Fandra buat kekacauan di sekolah, tapi jangan sampai ketahuan sama guru guru atau lu pojokin ke orang lain," ucapnya lalu menghembuskan nafas sebentar.

Seseorang mengangkat tangannya, meminta izin untuk berpendapat lalu diangguki oleh yang lain. "Saran gue, pelan pelan aja jangan langsung bikin keributan, menurut gue kalau langsung bikin keributan itu bakal ngundang semuanya terungkap," sarannya.

"Yap, bagus saran lo. Kini kita mulai dari yang paling kecil aja, gak perlu yang gede gede, kabar baiknya kita udah mulai berjalan dari dalam," lanjutnya dengan tersenyum devil.

Orang orang yang disana kaget dengan ucapannya itu, sebab mereka belum tahu apa apa tentang hal ini, melihat para kawannya kebingungan ia kembali tersenyum, lalu memanggil seseorang yang berada diantara mereka. "Rai! Sini!" suruhnya, tak lama seseorang yang dipanggil pun datang.

Sosoknya adalah seorang perempuan dengan postur tubuh yang imut bagi orang yang melihatnya, tubuhnya kecil tingginya pun sedang. "Ya, ini adalah orang yang paling utama dalam aksi kita,"

Ia tersenyum simpul mendengar perkataan itu, tak ada sepatah kata yang ia keluarkan namun ia hanya terdiam mendengar semua rencana mereka. "San! Sini bentar!" Panggil seseorang membuatnya terhenti berbicara lalu menemui orang itu.

Dilain tempat, beberapa orang telah merangsek ke gedung tua itu, mereka bergerak dengan kedap suara, dua orang diantaranya adalah seorang adik kakak sedangkan yang lainnya adalah polisi. Mereka telah ada disana sejak pembicaraan dimulai, namun dengan sabar mereka menunggu pembicaraan itu selesai, jangan lupakan pembicaraan itu sudah pasti direkam.

Setelah dirasa pembicaraan itu selesai, serta terdengar tawa dari dalam gedung, disitu pula mereka masuk ke dalam gedung itu. Mereka yang melihat kedatangan sekelompok orang itu terdiam seketika. Polisi segera menangkap orang orang yang ada disana.

"Bu, lepas aja dia. Biar saya yang berbicara dengannya," pinta Qanita pada polwan yang menangkap seorang perempuan.

Polwan itu mengangguk lalu meninggalkannya dan mengurus yang lain. "Gak nyangka, hebat banget," ucap Qanita singkat dengan nada terkesan dingin.

Trying To Stay [END]Where stories live. Discover now