Prolog

57 10 0
                                    

Seorang anak kecil bersenandung ria, Ia menikmati hembusan angin di kota kembang ini. Senyumnya terukir di wajahnya yang imut. Ia melangkahkan kakinya dengan riang berjumpa dengan teman sebayanya bermain bersama.

"Ih aku pengen jajan dulu ya, kamu tunggu disini," suruh temannya, Ia menurut dan melanjutkan aktivitas.

Temannya datang dengan membawa jajanan yang Ia beli, "Kamu mau ga?" tawar yang dengan memberikan jajanan yang Ia bawa.

Anak itu menggelenngkan kepala, lalu tetap fokus dengan aktivitasnya. "Kamu beneran gak mau jajan, Nit?" tanya temannya  memastikan.

Anak itu kembali menggelengkan kepalanya. Tak lama setelah itu, pedagang lain datang membuat  keduanya melirik dan menginginkan beli jajanan itu.

Anak yang tadi tak berkeinginan jajanemutuskan untuk jajan karena ada makanan kesukaannya. Melihat temannya yang terdiam, Ia menawarkan untuk jajan bersama.

"Kamu jajan aja sama aku, Dra. Nanti uangnya dari aku aja, yuk!!" ajaknya dengan menarik lengan temannya.

Keduanya pun memakan makanan bersama di taman itu, canda tawa itu terlihat jelas dari kedua wajahnya.

"Nit!! Ayo pulang!" ajak Kakak dari salah satu anak.

Salah satu anak itupun berpamitan lalu mengikuti kakaknya yang berjalan lebih depan. Anak yang disapa Dra itu menangis sendirian, Ibunya datang menghampiri lalu menanyakan kepadanya.

"Kamu kenapa?"

"Uang aku dipake sama Nita!" tangisnya pecah begitu saja.

'Makasi dan selamat ya, Nit.' Batin dia bersorak dengan senang.

"Kok bisa?" tanya balik Ibunya dengan penuh heran.

***

"Oh ya, tadi kamu gimana mainnya?" tanya Kakaknya dengan penasaran.

"Gitulah rame kalau kata aku, tapi gak tau sih," balasnya dengan acuh.

"Eh, terang teu? Kita punya tetangga baru," lontar  kakaknya.
* (terang teu = tau ga?)

Adiknya menatap dengan saksama, "Ah tong ngabohong, Aa. Trus Aa terang ti saha?
*(ah, jangan ngebohong, Kak. Trus, Kakak tau dari siapa?)

"Teranglah orang tadi Aa main sareng anaknya, namanya Idar," bisiknya ke telinga adiknya.
*(taulah orang tadi Kakak main sama anaknya.)

Mereka telah sampai dirumahnya, Kakaknya lekas menarik tangan Adiknya untuk segera masuk ke kamar tanpa sepengetahuan orangtuanya.

"Asyad! Biarkan mamah bicara dahulu dengan Nita!" seru mamahnya dengan tegas.

Yang dipanggil menengok lalu segera menarik lengan adiknya. "Mamah kalau mau marahin, Nita gak usah. Aku aja yang dimarahin, dia gak ada salah apa apa kenapa harus terus Nita yang jadi korban? Kalau mamah tetap ingin begitu, aku pun akan sama tetap begitu." teganya dengan cepat lalu pergi tanpa mempedulikan mamanya.

"Asyad!" panggil mamanya dengan lebih tinggi, Ia segera menarik tubuh mungil adiknya dari genggaman kakaknya.

"Kamu tak usah ikut campur, ini urusan mama sama anak ini." geram mamanya.

"Gak!! Aku gak bakal tinggalin adik aku gitu aja, kalau mama ingin berbicara dengan adik aku maka aku juga akan menemaninya. Aku gak mau, Adik aku terluka lagi tanpa aku jaga." kekeuh sang Kakak dengan kuat.











Oke semua. Disini saya telat bikin prolog wkwkw. Mohon maklum penulis dadakan si. Semoga suka sama karyanya, makasih semua......

_Nbllaasyfaa🍂

Trying To Stay [END]Där berättelser lever. Upptäck nu