Chap - 26

307 19 1
                                    

"Siapa? " tanya revan menatap jeha dan kemudian menatap rachel yang berjalan kearah mereka.

Jeha tersenyum pada rachel dan mengacuhkan revan.

"Kamu sekolah disini?" rachel bertanya pada jeha tetapi matanya mengarah pada revan.

"Iya hel eum lo juga sekolah disini? kok gue gak pernah liat ya"

Rachel tersenyum sampai terlihat lesung pipinya "Enggak jeha, aku baru pindah sekolah disini eh taunya kita malah ketemu"

Bosan itulah yang tengah dirasakan revan. Akhirnya ia pamit untuk pergi duluan.

"Gue duluan" kepala revan menunduk "Sayang" berbisik sambil mengusap rambut jeha.

"Pacar kamu?" goda rachel dengan alis naik turun.

Jeha tertawa sambil memukul pelan lengan rachel "Apasih hel"

"Ish aku serius jeha. Dia pacar kamu ya?" rachel bergelayut ditangan jeha.

"Iya hel" balas jeha dengan senyumannya.

Perlahan senyuman yang menghiasi diwajah rachel menghilang.

***
Kelas jeha tengah kosong alias gurunya tidak masuk. Hal itu membuat kelas menjadi rusuh tak terkendali.

Violin menyangga dagunya menggunakan tangannya "Je keluar yuk. Bosen gue disini"

"Ayo gue juga bosen nih"

Violin langsung nyengir. Ia lantas menarik tangan jeha agar bergegas keluar.

"Eh je itu bukannya revan tapi sama siapa, kok gue agak familiar ya sama ceweknya"

Jeha menatap kearah rachel yang membawa tumpukan buku bersama revan. Sejak kapan mereka jadi dekat, seketika mood jeha anjlok.

"Itu rachel cewe kemaren yang nyamperin kita dicafe" jelas jeha.

Violin melebarkan matanya dengan mulut terbuka lebar "Oh cewe yang kemaren. Lah kok dia sekolah disini je terus kenapa dia bisa dekat sama revan"

Kepala jeha pusing karena terus diberi pertanyaan oleh violin "Gak tau juga gue vio"

"Lo gak cemburu je?"

"Ngapain gue cemburu. Biasa aja kali"

"Gedein aja terus gengsi lo, entar kalo revan udah diambil jangan nangis ya"

Jeha langsung melotot tajam pada violin "Gak bakalan! " dengan nada sedikit ngegas.

Jeha berjalan cepat meninggalkan violin, diselingi tawa violin mengejar jeha "Cemburu bilang sayang jangan ngegas gitu" goda violin berteriak.

Revan sangat risih didekat rachel. Jika bukan teman jeha mungkin revan akan mengusirnya dengan kasar. Tadi guru mereka meminta tolong pada revan dan rachel untuk membawakan  buku tugas kekantor.

Dengan senang hati rachel setuju, sedangkan revan sangat terpaksa. Tak habis pikir kenapa rachel harus sekelas dengannya.

"Revan kamu ingatkan, aku rachel teman jeha yang pagi tadi kita ketemu dekat parkiran"

"Hm"

"Kok cuek sih balasnya"

Mata revan tanpa sengaja melihat jeha yang juga tengah menatap kearahnya, namun tak lama jeha pergi dengan violin yang mengejarnya.

"Bawain bukunya, gue ada urusan" revan dengan tega memberikan buku yang dibawanya kepada rachel, membuat wajah rachel hampir tertutupi buku.

"Tapi van kamu mau kemana? aku gak sanggup bawa ini sendirian"

"Pasti sanggup kok. Bukannya tadi lo yang semangat pengen bawa buku itu"

Revan berlari entah kemana. Rachel membawa bukunya dengan pelan, tak lupa bibirnya cemberut.

REVANO | On GoingWhere stories live. Discover now