Chap - 17

483 38 2
                                    

Jeha kembali menginjakan kakinya kesebuah club atas paksaan violin.

"Vio gue rasa baju yang lo kasih kegue terlalu seksi deh"  jeha bahkan sampai harus menarik ujung gaun mininya agar pahanya tertutup meski hanya sedikit.

"Jeha ku sayang baju yang gue pilih udah cocok kok ditubuh lo, lo malahan makin cantik malam ini"

Jeha cemberut mendengarnya "Jangan cemberut dong baby kita kan malam ini mau seneng seneng"

"Hem" balas jeha cuek.

"Eh je coba deh lo liat itu bukannya azka ya? beuh makin hari makin cakep aja tuh cowo moga aja jadi jodoh gue"

"Ngarep lo" ejek jeha.

"Hehe jodohkan gak ada yang tau je, lo mah bukannya aminin malah ngeledek"

Violin membawa jeha bergabung dengan orang orang yang tampak menari sambil berpelukan dengan pasangannya masing masing.

Jeha sudah menari mengikuti musik dj yang menggema diruangan itu.

Revan memecah kerumunan setelah matanya menangkap siluet gadis yang  akhir akhir ini mencuri perhatiannya.

Jeha menggoyangkan kepalanya kekiri kekanan, kakinya bergerak mundur dan menabrak dada bidang seseorang.

Revan menangkap tubuh jeha dengan cara memeluknya dari belakang. Tubuh itu berbalik dan menatapnya dengan ekspresi kaget.

"Revan"

"Hem" revan menikmati kehangatan tubuh jeha, kepalanya bersandar dibahu jeha.

"Revan lepasin gue"

Revan menggeleng tangannya malah makin erat memeluk jeha "Biarin kaya gini. Gue butuh lo jeha"

Jeha diam dan membiarkan revan yang memeluknya.

"hay azka" sapa violin dan duduk disebelah azka.

Azka hanya meliriknya sebentar dan kembali pada kegiatannya menatap revan dengan raut kesal.

Violin mengerucutkan bibirnya karena diacuhkan "Lo minum apa? boleh minta"

"Apasih lo! " azka mulai risih.

Tiba tiba violin memeluk lengan azka dan menyandarkan kepalanya "Azka jangan galak violin gak suka"

"Lepasin tangan gue! lo mabuk mending pulang deh"

"Anterin"

Azka melepas kasar tangan violin yang memeluknya erat. Tanpa berperasaan azka meninggalkan violin.

"Azka" teriak violin "Jangan tinggalin gue"

Azka yang belum terlalu jauh masih mampu mendengar ucapan violin. Menghela nafas ia pun kembali ketempat duduk violin "Lo nyusahin"

Jeha mendorong revan "Gue saranin jangan sksd sama gue. Karena kita gak sedekat itu"

Revan bungkam sambil menatap punggung jeha yang mulai menjauh.

"Sebenci itu lo sama gue jeha"

Diluar club jeha memegang dadanya. Jantungnya kembali bereaksi atas tindakan revan tadi.

"Gue gak mungkin suka sama dia. Itu gak boleh terjadi, ingat jeha revan itu musuh lo! " ucap jeha pada dirinya sendiri "Dan mungkin aja ini jebakan revan buat gue"

REVANO | On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang