Chap - 25

420 32 7
                                    

Jeha dan violin tengah mengobrol serius, terlihat dari wajah mereka.

Sepulang mereka dari pantai. Malamnya jeha memaksa violin untuk ketemuan dicafe, meminta penjelasan tentang azka.

Dan violin terpaksa akan jujur pada jeha tentang dirinya dan azka yang pernah melakukan itu.

"Dan lo setuju! lo gila vio"

"Gue gak ada pilihan lain je"

"Kenapa lo gak paksa dia buat nikahin lo? gak harus nunggu lo hamil, azka udah ambil keperawanan lo"

Violin memilih menghabiskan minumannya. Melihat itu jeha menghela nafasnya.

"Gue akan selalu ada buat lo vio. Kita bakal sama sama cari jalan keluarnya, sampe gue tau azka jahatin lo dia bakal berurusan sama gue"

Seketika violin tersenyum cerah "Lo emang sahabat baik gue jeha"

"Lo juga" balas jeha tersenyum.

"Hay"

Jeha dan violin menatap gadis asing itu dengan mengernyit.

"Hem siapa ya?" tanya violin ramah.

Gadis asing itu tersenyum, membuat jeha dan violin terpana akan kecantikannya.

"Boleh gabung gak? soalnya temen aku gak jadi kesini"

"Boleh, duduk aja"

"Makasih" gadis asing itu duduk disebelah jeha "Kenalin nama aku rachel"

"Gue jeha"

"Gue violin"

Tidak menunggu waktu lama, jeha violin dan rachel sudah terlihat akrab dalam obrolan.

"Oh jadi jeha udah punya pacar nih" tanya rachel dengan tatapan senang.

Jeha memaksa senyumannya "Iya lebih tepatnya gue kepaksa punya pacar" batinnya "Kalo lo hel udah punya?"

Rachel menggeleng "Belum, tapi aku udah punya seseorang dihati aku"

"Siapa?" tanya jeha dan violin.

Rachel hanya membalasnya dengan senyuman.

***
Keesokan harinya..

Jeha menunggu revan dengan kesal karena sudah hampir setengah jam tapi revan belum juga menjemputnya.

"Lama banget anjir! tau gini mending gue ikut gibran aja" dumel jeha.

Tin tin

Jeha menutup pintu mobil revan kasar. Biar saja revan marah jeha tidak peduli.

Revan terkekeh dan mencubit pipi jeha gemas "Marah hem? maaf ya telat jemputnya soalnya tadi ada urusan bentar"

"Urusan apa? "

"Kamu gak perlu tau"

"Yaudah" jeha tambah kesal pada revan.

Revan mengeluarkan jepitan rambut berbentuk kupu kupu dari dalam tasnya.

"Ngapain?" jeha siap siaga ketika revan mengikis jarak antara mereka.

"Aku mau masang ini dirambut kamu"

Jeha menatap jepitan ditangan revan "Jepit rambut?"

"Hu'um buat kamu, tadi gak sengaja liat orang jualan ini dan aku beli deh. Soalnya jepitan ini cocok sama kamu cantik"

Semburat merah muncul dikedua pipi jeha tidak menyangka revan bisa semanis ini.

"Kalo dikasih hadiah bilang apa?"

"Makasih revan aku suka"

"Heum sama sama"

Setelah itu baru revan menjalankan mobilnya, tidak membutuhkan waktu lama mereka sudah tiba disekolah.

Revan membukakan pintu untuk jeha. Dan langsung merangkul bahu jeha mesra.

Mata jeha menangkap sosok tak asing didepannya.

"Rachel"

Gadis itu menoleh ketika namanya dipanggil namun tatapannya bukan untuk jeha tetapi pada orang disebelah jeha yaitu revan, seketika senyumannya mengembang.

REVANO | On GoingWhere stories live. Discover now