Chap - 08

811 49 2
                                    

Jeha mengutuki revan dalam hati. Karena ulahnya jeha harus menerima hukuman membersihkan gudang yang lumayan kotor.

"Jeha"

"Gak usah manggil manggil gue! "

"Galak banget sih"

"Sial banget gue harus ketemu lo lagi. Dari dulu lo emang gak pernah berubah selalu bikin gue kesel"

Revan melipat tangannya didada mendengar keluhan jeha tentang dirinya "Lo masih dendam sama gue?"

"Iya! karena lo gue harus pindah sekolah dan ninggalin teman teman gue yang ada disana"

"Gue gak pernah nyuruh lo pindah sekolah"

"Emang. Tapi kelakuan lo yang tiap hari selalu ganggu gue itu sangat menganggu sampe gue udah muak dan memilih pindah sekolah"

"Maaf buat kelakuan gue waktu itu"

"Gue gak mau maafin lo"

"Sayangnya gue gak terima penolakan. Mau lo maafin gue atau gak itu gak akan ngalangin gue buat selalu deketin lo"

"Cowo gila arghhhhh" jeha rasa tidak lama lagi ia akan stroke, karena selalu darah tinggi.

***
Violin mengejar jeha yang baru saja menyelesaikan hukumannya "Jeha lo kenapa? kusut amat tuh muka padahal habis berduaan sama kak revan yang super ganteng"

"Vio gue masih emosi jadi jangan nambah lagi"

"Astaga emosian banget deh bestie gue" violin merangkul jeha.

Langkah revan terhenti ketika azka musuh bebuyutannya berdiri tak jauh didepannya.

"Gak usah mulai. Gue lagi males ladenin lo"

Azka menyeringai "Jehani cewe yang lumayan menarik"

Mendengar nama jeha disebut. Emosi revan naik, kakinya melangkah cepat dan langsung menarik kuat kerah seragam azka "Jangan bawa bawa dia! ini masalah gue sama lo"

"Segitu pentingnya cewe itu buat lo" azka menepis tangan revan "Apapun yang bikin lo seneng bakal gue singkirin, karena lo gak pantes buat bahagia sialan"

BUGH

Revan meninju wajah azka, dan mulai menghajarnya membabi buta "Anjing lo! sampe lo berani nyentuh dia habis lo ditangan gue brengsek.

Azka diam saja enggan membalas pukulan revan. Membuat revan sedikit curiga, karena tidak biasanya azka mengalah.

"Revan berhenti! "

Kepalan tangan revan terhenti, matanya menoleh kebelakang tepat disana jeha berlari kearahnya.

"Ternyata lo bukan manusia. Selalu nyakitin orang lain"

Azka menyeringai. Hal itu tidak luput dari penglihatan revan, sialan ternyata dirinya dijebak.

"Dia duluan yang ganggu gue! lo mau belain dia"

"Gue disini bukan mau belain lo ataupun dia, tapi kalian udah salah berantem disekolah"

Azka mendorong revan dari tubuhnya, tangannya menepuk dua kali bahu revan dan tersenyum miring.

"Lo jeha kan?"

"Iya"

"Kenalin gue azka"

Melihat itu revan amat kesal "Gak usah sok asik, dia milik gue!"

"Sekarang ataupun nanti dia gak bakal jadi milik lo"

Revan kembali tersulut emosi, tangannya kembali memukul revan. Dan azka tidak tinggal diam ia membalas pukulan revan.

Jeha berniat melerai mereka karena teriakannya sama sekali tidak digubris namun sepertinya jeha tengah bernasib sial sebuah tonjokan melayang diwajahnya membuat penglihatannya memburam.

"Jeha! "

- Azka Fahrizal -

- Azka Fahrizal -

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.
REVANO | On GoingWo Geschichten leben. Entdecke jetzt