Chap - 01

2.5K 105 5
                                    

Remaja sma dengan tampilan yang cukup urakan terlihat baru saja melangkah keluar dari kantor polisi bersama pengacara pribadi orang tuanya.

"Revan saya mohon jangan membuat masalah lagi. Ini terakhir kali saya membantu kamu diam diam tanpa sepengetahuan papi kamu"

Peringatan itu seakan angin lalu, masuk ditelinga kanan keluar dari telinga kiri.

Dia adalah revano mahendra wijaya cowo tampan dengan sejuta masalah.

"Eum"

"Revan kamu denger tidak?"

"Iya om denger"

"Yasudah om pulang dulu. Ingat habis ini jangan kelayapan dan buat masalah lagi! "

Setelah kepergian ardan sepupu dari arka, revan tidak langsung pulang ia memilih untuk mencari sesuatu yang menyenangkan.

Revan mengendarai laju motornya melewati tongkrongan sebuah genk jalanan dan hal itu mengundang kekesalan mereka.

"Songong bener tuh orang! "

"Gimana kalo kita habisi dia bang. Udah lama nih gak liat darah"

"Ide bagus"

Revan tersenyum miring dibalik helm, rencananya berhasil membuat orang orang itu mengikutinya.

Ah revan rasa hari ini akan terasa panjang.

***
Dibandara

Gadis cantik dengan senyuman indahnya melambaikan tangan pada sosok yang dirindukannya, banyak pasang mata terpesona melihatnya.

"Abang miss you" setelah sosok itu sudah dekat, ia langsung berlari memeluknya.

"Adek abang mau pulang atau jalan jalan dulu"

"Langsung pulang"

Suasana rumah yang sudah lama ia tinggalkan ternyata masih seperti dulu, tidak ada perubahan termasuk kamarnya.

"Jeha makan dulu sayang. Mama udah buatin makanan favorit kamu"

Jeha memeluk jennifer "Sayang mama"

"Anak mama masih manja ya"

Kedatangan jennifer bersama jeha diruang makan membuat bagaskara senang, akhirnya putrinya sudah kembali artinya keluarganya sudah lengkap.

"Jeha oleh oleh buat gue mana?"

"Gak ada! "

"Lah kok"

Karel menggelengkan kepalanya menyaksikan interaksi kedua adik kembarnya. Keduanya memang suka bertengkar meski hanya karena masalah sepele namun karel tau kedua adiknya saling menyayangi.

"Udah jangan berantem dimeja makan" lerai bagaskara.

Jeha maupun gibran menurut, namun saling memberikan tatapan sengit.

Setelah makan jeha izin pamit kekamarnya. Namun ucapan bagaskara menghentikan langkahnya.

"Jeha besok berangkat bareng gibran mumpung satu sekolah"

"Papi"

"Papi"

Karel menahan tawanya mendengar rengekan kedua adiknya, lucu.

REVANO | On GoingNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ