Chap - 18

443 38 6
                                    

Jeha menatap makanannya tanpa minat. Kepalanya pusing akibat selalu berdebat dengan isi hatinya.

"Huftt"

Violin melirik jeha "Lo kenapa sih je? ada masalah sini cerita. Daritadi lo ngehela nafas terus"

"Eum gue gue eum gu.."

"Apasih jeha! ngomong itu yang bener jangan gue gue mulu, kek gak ada kata lain aja"

Jeha mengurungkan niatnya untuk cerita. Takutnya nanti simulut ember violin malah membuat masalahnya makin runyam.

"Gak jadi deh"

"Kok gitu. Gak boleh gak jadi harus cerita!"

"Ih maksa" gerutu jeha sebal, dan mulai memasukan makanannya yang sudah dingin kedalam mulutnya.

Violin merangkul bahu jeha "Mungkin masalah lo gak seberat masalah gue je"

Dahi jeha mengernyit bingung "Emang lo lagi ada masalah berat?"

"Hu'um berat banget malah sampe kepala gue mau pecah mikirinnya"

"Emang apa vio? gue siap kok denger cerita lo"

"Belum saatnya lo tau. Entar gue pasti cerita"

***
Jeha tengah membersihkan kelasnya pada jam pulang sekolah.

Mengingat hari rabu adalah hari piketnya. Namun masalahnya jeha bernasib sial harus sekelompok piket bersama cowo cowo yang pasti tidak mau membantunya mereka malah langsung pulang.

"Kotor banget lagi" dengan tidak sabaran jeha menyapunya, karena suasana sudah agak sepi jeha jadi agak takut.

Kepala jeha langsung menoleh kepintu kelas yang terbuka lebar karena tadi jeha merasa seperti ada seseorang yang mengawasinya dari arah situ "Siapa ya?" teriaknya dengan sedikit gemetar karena takut.

"Huftt jeha lo harus tenang" ucap jeha menenangkan dirinya, kakinya melangkah pelan menuju pintu kelas.

Setelah jeha mengeceknya disana sepi tidak ada satu orang pun "Terus tadi apa dong?" jantung jeha mulai berdetak cepat "Apa mungkin"

"Hantu"

"Arghh" teriak jeha kaget dan mengayunkan sapunya keberbagai arah "Jangan ganggu gue mas hantu !"

Pecah sudah tawa revan. Melihat ekspresi berlebihan dari jeha membuatnya tidak bisa menahan tawanya.

"Ihh revan! anjing banget bikin orang jantungan aja"

"Sorry je tapi lo lucu banget sumpah haha"

"Tawa aja terus sampe gigi lo kering! "

Jeha kembali masuk kedalam kelas diikuti revan.

"Ngapain ikut masuk?"

"Nemenin lo lah"

"Gak perlu" dalam hatinya jeha bersyukur karena ada revan, jadi dirinya tidak perlu takut lagi.

"Halah bilang aja lo seneng gue temenin, iyakan? ngaku aja deh gengsi amat" ucap revan dan duduk diatas meja.

"Terserah lo deh"

"Kenapa cuma sendirian aja? teman lo yang lain mana?"

"Udah pada pulang"

"Entar gue kasih hadiah buat mereka yang gak bantu lo bersihin kelas"

"Apasih van! gak usah macam macam"

"Menurut lo gue bakal diem aja gitu. Mereka seenaknya sama lo gak bantu sama sekali"

"Tapi udahlah gue aja gak permasalahin ini semua kenapa jadi lo yang ribet sih"

"Karena gue.. "

"Gue apa hah?! "

"Gak jadi. Sini gue bantu lo"

Revan merebut penghapus dari tangan jeha, dan mulai membersihkan papan tulis.

REVANO | On GoingWhere stories live. Discover now