Chap - 10

752 47 2
                                    

Revan membawa jeha menaiki motor kesayangannya.

"Kita naik motor?"

"Iya. Kenapa lo gak suka?"

Menggeleng pelan "Cuma nanya"

Ingin rasanya revan menjitak kepala jeha tapi ia takut gadis itu tambah marah padanya.

Sabar van

"Naik"

Motor revan pun melaju keluar dari pekarangan rumahnya setelah memastikan jeha sudah duduk nyaman dibelakangnya.

Diperjalanan hanya terjadi keheningan sampai revan yang membuka suara.

"Jeha alamat lo dimana"

"Jalan xxx"

Revan menangguk dibalik helmnya. Tidak sampai 30 menit motor revan sudah nangkring didepan pagar rumah jeha.

Jeha turun dan melepaskan helmnya "Makasih udah anterin gue. Nih helm lo"

"Udah sana masuk"

"Ini juga mau masuk! yakali gue nungguin lo sampe jalan"

"Galak banget" dumel revan cemberut.

"Pulang sana. Hati hati" setelah mengatakan itu jeha masuk kedalam rumahnya meninggalkan revan yang tersenyum senang.

TOK TOK

"Dek abang masuk ya" setelah mendapat izin dari sang pemilik kamar, karel masuk dan menatap jeha yang asik dengan novelnya.

"Baca novel terus, gak bosen apa?"

"Gak lah bang jeha kan emang hobi baca buku tapi bukan buku pelajaran ya hehe"

"Gemesin banget sih adek abang" karel mengusak rambut jeha "Mau ikut abang gak?"

"Kemana bang? tumben ajak jeha"

"Iya, sekali kali kita jalan bareng"

"Yaudah jeha siap siap dulu"

"Abang tunggu dibawah" karel keluar kamar jeha dan menutup pintunya.

Jeha segera beranjak dari kasurnya dan menuju lemarinya.

***
Ternyata karel membawa jeha kecafe, katanya cafe itu sangat terkenal terlihat dari pelanggannya yang banyak.

"Mau pesen apa?"

Jeha menatap menu ditangannya, bingung dengan pilihan yang tampak menggiurkan.

"Bingung bang"

"Mau disamain aja sama punya abang?"

"Boleh"

Revan tengah bersama teman temannya menikmati makanan dicafe.

"Van bengong aja" dito terkekeh ketika mendapat tatapan tajam dari revan.

"Lo sih dit ,jangan ganggu big bos kek nya dia lagi badmood" adrian menyikut lengan dito.

"Iya iya"

"Eh coba lo liat deh itu cewe cantik bener dah tapi sayang kek nya udah punya cowo" ilham tidak bisa menghilangkan sifatnya yang playboy.

"Cewe mulu lo" dito menoyor ilham yang cengengesan "Eh tapi cantik juga sih"

Adrian kepo dan ia ikut mengagumi yang kedua temannya bicarakan.

Revan yang daritadi diam merasa kesal dengan keributan teman temannya "Lo pada bisa kalem bentar gak sih"

"Ckck bos kalo lo liat tuh cewe pasti lo juga heboh kaya kita"

"Mana sih cewe yang lo hebohin, secantik apa dia" revan mengedarkan pandangannya dan matanya tertuju pada dua orang yang asik bercanda.

Seketika revan memanas, tangannya menggebrak meja membuat adit, adrian, dan ilham kaget.

"Woy van lo mau kemana! " teriak ilham.

"Jeha! "

Mendengar namanya dipanggil cukup keras, jeha kaget sampai tersedak minumannya.

Karel panik dan menatap tajam revan "Lo siapa?"

"Seharusnya gue yang nanya, lo siapa berani deketin jeha. Dia itu milik gue!"

Mata jeha membulat "Gak! jangan dengerin dia bang"

"Maksudnya apa ini? jeha bisa kamu jelasin sama abang"

"Eum dia dia" jeha tiba tiba gagap. Jika karel sedang marah seperti ini jeha agak takut.

Dito, adrian dan ilham saling melirik. Mereka pun berlari menghampiri revan sebelum teman mereka itu membuat masalah.

"Woy van kita pergi yuk"

"Kalian mending diem! "

Jeha menghela nafas "Abang dia revan teman sekolah jeha, dan revan mending lo jangan buat masalah deh sama abang gue"

"Abang?" pekik revan, adrian, dito dan ilham.

REVANO | On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang