Chap - 20

462 38 1
                                    

Jeha berangkat kesekolah dengan rasa malas dikarenakan violin yang sedang izin (sakit).

"Males banget gak ada temen tau gini gue gak sekolah aja tadi"

Jeha meletakan tasnya asal dan menelungkupkan kepalanya dimeja. Namun sesuatu terjatuh dari arah laci bawah mejanya.

"Apa nih?" jeha melirik kiri kanan dan mengambil sebuah kotak yang tampak aneh. Tanpa pikir panjang jeha membukanya "Cokelat?" hanya sebatang coklat mahal didalam kotak tersebut.

"Wih cokelat nih" rio teman sekelas jeha merebut cokelat itu dari tangan jeha "Buat gue ya je"

"Ambil aja" ucap jeha, ia juga tidak mau memakannya daripada dibuang mending dikasih.

Pelajaran terasa panjang bagi jeha karena tidak ada teman mengobrol. Ternyata sendirian itu tidak enak, apalagi melihat sekitar yang asik dengan temannya masing masing.

Karena sudah bel istirahat jeha memilih untuk pergi kekantin mengisi perutnya yang lapar.

Jeha meremas jari jarinya, ia merasa seperti ada yang mengikutinya dari arah belakang tetapi ketika jeha melihatnya hanya ada siswa yang lalu lalang dan tampak tidak ada yang mencurigakan.

"Perasaan gue aja kali ya"

***
Bakso yang baru jeha kunyah hampir keluar "Revan! sialan lo gue kaget tau"

Revan tak peduli, tangannya menarik mangkok bakso jeha dan memakannya membuat sang pemilik bakso itu tampak berapi api.

"Revan bakso gue!"

"Minta dikit elah. Pelit banget"

"Beli sendiri. Punya duit kan" jeha mengatakannya dengan nada sinis.

Wajah revan berubah melas membuat kening jeha mengerut, ada apa dengan cowo ini pikirnya.

"Kenapa lo?"

"Gue gak punya duit"

"Hah? yakali sultan kek lo gak punya duit, boong itu dipikir pikir juga kali van gak bakalan ada yang percaya"

Revan mendengus "Papi marah sama gue, terus pagi tadi semua kartu atm gue diambil dan papi juga ngelarang mami kasih uang jajan kegue"

Jeha jadi sedikit kasihan, tangannya menggeser mangkok baksonya kearah revan dengan sedikit tak ikhlas "Nih makan"

Revan jadi sumringah "Makasih sayang"

"Eh sayang sayang pala lo peyang! gue getok nih pake garpu"

"Jangan dong mending dicium aja, keg gini muach" revan memperagakan bibirnya dengan gerakan seperti mencium.

"Jijik revan" revan tertawa, senang melihat wajah kesal jeha.

REVANO | On GoingWhere stories live. Discover now