Chap - 22

406 37 2
                                    

Melihat ada azka, vio seketika bersembunyi dipunggung jeha.

"Kenapa?"

"Tutupin gue je. Gue gak mau ketemu azka"

"Sejak kapan lo deket sama azka?"

"Panjang ceritanya"

Azka berjalan melewati jeha dan berdiri tepat dibelakang violin.

"Bisa ngomong bentar?" bisik azka.

Lantas violin langsung menggeleng cepat "Gak ada yang perlu diomongin lagi! "

Azka malah tersenyum miring, tangannya dengan sigap mencekal pergelangan tangan violin dan memaksanya untuk ikut.

"Eh mau lo bawa kemana temen gue!" jeha tampak berpikir keras, ada sesuatu yang tidak ia ketahui dari violin pasti temannya itu tengah menyembunyikan rahasia darinya "Lo hutang penjelasan sama gue vio"

***
Revan tengah berkumpul bersama teman temannya dibelakang sekolah. Disana adalah tempat mereka biasa nongkrong ataupun bolos.

"Tristan"

Semua mata menatap kearah revan termasuk tristan.

Mata tajam revan membuat mereka takut, sepertinya tristan melakukan kesalahan besar pikir mereka.

"Kenapa van?"

"Balikin duit mereka"

Tristan sempat kaget namun sebisa mungkin ia tidak menunjukannya "Maksud lo apa van? gue gak ngerti"

"Lo masih malak mereka kan tanpa sepengetahuan gue! lo lupa gue udah ngelarang lo ngelakuin itu lagi"

Tristan memutar matanya malas "Van gue cuma ambil duit mereka dikit doang dan reaksi lo berlebihan gini terus gimana sama lo yang sering hajar anak orang kita diem aja tuh gak pernah komen"

"Gue ngehajar orang ada sebabnya gak kaya lo malak duit adek kelas dan bully mereka tiap hari. Lo pikir gue gak tau! "

"Ayolah men lo serius amat" tristan terkekeh seakan hanya menganggap gurauan kemarahan revan.

"Anjing lo! "

Tristan langsung melayangkan tatapan tajamnya pada revan "Lo ngumpat gue? lo pikir karena lo kaya gue bakal takut sama lo! gak ada sejarahnya seorang tristan takut sama seseorang termasuk lo tristan! "

Teman teman mereka sudah mulai takut, mungkin sebentar lagi akan terjadi baku hantam.

"Tristan udah lah, revan kan teman kita"

"Temen? lo pikir dia anggep kita teman hah! enggak. Dia cuma anggep kita sebagai anak buahnya aja yang bisa dia suruh suruh"

Revan berdiri dari tempat duduknya. Menatap tristan nyalang, ternyata ia memilih teman yang salah.

"Apa! lo pasti mau mukul gue kan karena udah berani sama lo! sini gue gak takut sama lo"

Revan mengisyaratkan kepada yang lainnya untuk diam. Otomatis mereka berjalan mundur memberi jalan untuk revan menghampiri tristan.

"Pecundang"

Setelah mengatakan itu revan memberikan pukulannya pada perut tristan. Tidak terlalu kuat tapi mampu membuat tristan kesakitan.

Tristan membalas pukulan revan, dengan santai revan menghindar dan memberikan pukulan bertubi tubi pada tristan sampai cowo itu kehilangan kesadaran.

"Bawa dia kerumah sakit! " titah revan yang langsung dilaksanakan oleh teman temannya "Jangan lupa, kasih tau tristan dia udah gue keluarin dari genk kita"

REVANO | On GoingWhere stories live. Discover now