Chap - 19

434 39 3
                                    

Jeha dan gibran tengah rebutan remote tv, membuat seisi rumah gaduh akan suara mereka.

"Siniin gak"

"Gue duluan yang ambil nih remote"

"Gibran gue mau nonton"

"Bodo! gue yang duluan"

Bibir jeha melengkung kebawah pertanda sebentar lagi akan hujan.

"Lo pikir dengan muka melas yang lo perlihatin kegue bakal bikin gue luluh? gak bakal mempan jehani"

Karel menuruni tangga dan menghampiri sofa dimana jeha dan gibran duduk. Remote itu kini sudah berada ditangan karel.

"Belajar sana" titah karel dengan muka serius, hal itu tentu membuat jeha dan gibran tidak bisa berkutik.

"Lo sih gagal kan gue nonton" jeha menyalahkan gibran tak lupa tangannya menyenggol tubuh gibran sampai gibran hampir oleng.

Gibran membalas jeha dengan mengacak ngacak rambutnya dan setelah itu berlari kabur.

"Gibrannn" teriak jeha membahana.

"Jehani raquella siapa yang ngajarin kamu kurang sopan sama abang kamu"

"Eng maaf bang" jeha menunduk.

Karel mendekati jeha dan mengelus kepalanya "Sana kekamar, istirahat"

***
Dikediaman wijaya tengah terjadi keributan. Pasalnya putra tunggal mereka kembali berulah.

Revan pulang dengan keadaan babak belur entah apa yang cowo itu lakukan.

"Revan kamu bisa gak sekali aja gak usah buat masalah. Hidup kamu gini gini aja berantem terus, sekarang kasih tau papi sama siapa lagi kamu berantem"

Revan mengorek kupingnya tak lupa raut datarnya seakan tidak punya salah "Biasalah pi anak muda, berantem itu hal yang biasa"

Arka menarik nafasnya kasar. Lelah menghadapi kelakuan revan yang menurutnya sangatlah bandel "Kamu dikasih tau malah ngejawab terus!"

"Mas jangan terlalu keras sama revan" peringat erza mengelus lengan arka lembut.

"Revan gak bisa dilembutin sayang, anaknya bandel gini"

Erza menatap revan dan menghampirinya "Setiap masalah gak harus diselesain dengan cara berantem sayang. Kamu harus bisa menahan emosi jangan sampai emosi yang menguasai kamu, mami cuma gak mau kamu kenapa napa nak"

"Mami harus tau revan itu jago karate, tenang aja revan bisa jaga diri"

"Mami tau kamu jago karate. Tapi mami cuma gak mau semua kelakuan kamu ini bakal jadi boomerang dimasa depan mu nanti"

Arka menarik erza "Biarin aja dia sayang, percuma dikasih tau ucapan kita gak bakal masuk kekupingnya"

Revan mengendikan bahunya tak peduli, lalu melangkah menuju kamarnya yang berada dilantai dua.

REVANO | On GoingWhere stories live. Discover now