Chap - 09

706 48 2
                                    

Revan membawa jeha kerumahnya karena revan tidak tau dimana alamat rumah jeha.

"Jeha bangun, maaf gue gak sengaja nonjok lo" revan menempelkan pipinya ditangan mungil jeha yang berada digenggamannya.

Mata jeha perlahan terbuka membuat revan lega sekaligus senang "Jeha"

Setelah matanya benar benar terbuka, jeha menatap sengit kearah revan "Lo bener bener ya revan! pipi gue sakit gara gara lo awas aja sampe gue gak cantik lagi gue hancurin muka lo"

Revan hanya bisa bersabar menghadapi singa betina yang sedang marah "Maaf tapi siapa suruh lo maju kan jadi lo yang kena tonjokan gue seharusnya azka yang kena"

"Lo nyalahin gue hah! kalian tuh yang salah berantem disekolah mana didepan gue lagi! "

"Eum gue ngaku salah, pipi lo masih sakit mau diobatin?"

"Gak usah. Gue bisa sendiri"

"Oke gue ambil dulu kotak obatnya"

Lah. Bukannya tadi jeha menolak tawaran revan tapi kenapa? huh dasar revan jeha hanya bisa bersabar menghadapi sifat pemaksanya.

"Misalnya sakit bilang ya" revan menuangkan obat alkohol kekapas dan menempelkannya keluka jeha.

"Auw ssh"

Mendengar ringisan jeha revan makin memelankan gerakan tangannya.

"Revan" erza terkejut ketika membuka pintu kamar putranya "Astaga revan kamu berani bawa cewe kekamar kamu!"

Revan bereskpresi santai sedangkan erza ketar ketur. Padahal erza terlihat marah sekali.

"Arka" teriak erza membahana, arka yang tengah duduk bersantai didepan tv terkejut mendengar teriakan istri tercintanya.

"Kenapa sayang? " arka tampak ngos ngosan memasuki kamar revan.

"Liat kelakuan revan. Dia bawa cewe kekamarnya tanpa sepengetahuan kita"

Jeha terperangah menatap papi revan, pantas saja revan tampan sepertinya itu ia warisi dari kedua orang tuanya.

"Anak papi yang nakalnya naudzubillah kamu mau bikin papi sama mami mu mati muda hah! kelakuan kamu makin hari makin gak terkendali"

Revan memutar matanya malas "Maksudnya mati tua kali" koreksinya.

"Revan! " teriak arka dan erza.

Erza menarik kuping revan "Jelasin semuanya sekarang! "

***
Jeha sedaritadi menunduk takut. Ia sangat gelisah ditempat duduknya.

"Pipi kamu masih sakit sayang?"

"Eum udah mendingan tante tadi udah dikompresin revan juga"

"Revan revan papi gak habis pikir kenapa bisa kamu berantem disekolah hah?"

"Papi gak perlu ikut campur urusan revan"

"Terserah kamu. Papi udah cape"

"Eum om tante kayanya jeha harus pulang deh soalnya ini udah sore banget"

Erza menggangguk kemudian melirik revan "Revan anterin jeha sampai kerumahnya dengan selamat"

"Hm" revan menarik tangan jeha keluar dari rumahnya.

Melihat anaknya sudah keluar erza menyandarkan tubuhnya disofa "Anak kita kenapa jadi lebih bandel dari kamu dulu sih mas? bikin aku setres aja"

Arka menghela nafas dan merangkul mesra pinggang erza "Kamu tenang aja sayang, revan bakal berubah seiring waktu"

REVANO | On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang