Chap - 15

575 32 1
                                    

Jeha berdiri didepan gerbang menunggu jemputan supirnya, bisa dibilang ia sudah lama berdiri disitu.

"Duh lama banget deh" tangan jeha mengusap keringat yang mengalir dipelipis dan lehernya.

Gerah dengan keadaan jeha mengeluarkan karet dari saku seragamnya dan mencepol rambutnya asal.

"Sendirian aja neng"

Wajah jeha langsung datar "Lo lagi lo lagi bosen gue liat lo"

Revan hanya tertawa "Mau numpang gak?"

"Ogah. Sana lo mending pulang aja"

"Lo yakin? heum yaudah padahal sih tadi gue mau nemenin lo karena gue denger denger pohon rindang depan sana berhantu"

Jeha jadi merinding. Matanya melihat pohon yang lumayan rindang disisi jalan, tepatnya berhadapan dengan sekolahan mereka.

"Lo mau nipu gue kan? gak mempan"

Revan menutup kaca helmnya "Kalo gitu gue duluan, hati hati ya"

Bunyi motor revan mulai menjauh dan tak terdengar lagi. Dan kini jeha sendirian, gugup melanda dirinya.

"Ish jahat banget sih ninggalin cewe sendiri disini, mana sepi lagi" jeha menggerutu sebal.

Jeha menutup kedua matanya agar ketakutannya berkurang.

"Takut ya?"

"Aaa hantu" teriak jeha.

"Hey ini gue revan"

Jeha menggelengkan kepalanya takut. Karena ia melihat jelas bahwa revan sudah pergi jadi disampingnya ini siapa.

"Tolong jangan ganggu gue! "

"Jeha! " teriak revan, tangannya mengguncang bahu jeha "Gue revan bukan hantu"

Perlahan mata jeha terbuka. Tangannya terulur untuk meraba wajah revan.

"Percaya kan?"

PLAK. Sebelah pipi revan ditampar jeha.

"Revan lo nakutin gue! " teriak jeha kesal.

Revan mengusap pipinya "Siapa sih yang nakutin lo. Sakit nih pipi gue"

"Ya maaf" jeha diam diam menahan senyumnya. Lega karena revan tidak benar benar meninggalkannya.

***
Violin sedang nongkrong dicafe bersama teman temannya.

"Eh vio liat deh ganteng banget tuh cowo"

"Iya kayanya dia mau kesini deh"

Violin penasaran dan melihat orang yang dimaksud teman temannya.

Azka berjalan mendekati meja violin, matanya menatap violin.

"Azka kenapa?"

"Boleh duduk disini?"

"Boleh banget" teman teman violin tampak semangat atas kedatangan azka.

Violin mendengus tapi tak ayal ia juga senang karena semeja dengan azka, cowo kedua yang ia kagumi setelah revan.

Setelah mengantar jeha pulang. Revan berniat langsung kerumah daripada nanti dirinya diomeli erza karena terus keluyuran.

"Tumben udah pulang" sindir arka sembari membaca korannya.

Revan mengganti sepatunya dengan sendal rumahan dan setelah itu berjalan menuju dapur untuk mengambil minuman.

"Pulang atau enggak kayanya revan selalu salah deh"

Arka terkekeh "Gak lah. Udah paling bener kamu langsung pulang, papi seneng"

"Hem" balas revan dan meminum minuman kalengnya.

Revan mode nyebelin dimata jeha

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Revan mode nyebelin dimata jeha

Revan mode nyebelin dimata jeha

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jeha kesel ngeliat revan terus

REVANO | On GoingWhere stories live. Discover now