Prolog: 00

3.3K 84 6
                                    


Januari 2020

Di sebuah bangunan indah bernuasa putih dan hijau. Bangunan tempat di mana memiliki ketenangan, tempat ditemukan nya kedamaian. Masjid atau yang kerap disebut sebagai 'Rumah Allah'. Bagian dalam nya tertulis kaligrafi-kaligrafi arab yang memiliki makna tertentu, dengan langit-langit nya berwarna biru dan berlukis kan awan putih.

Di syaf perempuan dibatasi dengan kain hijau yang membentang panjang, dan terlihat seorang gadis berdiam diri memegang sebuah benda seperti mutiara yang disambung satu bersatu menggunakan benang khusus. Itu adalah tasbih berwarna biru muda.

Kegiatan itu dilakukan nya berulang kali, hingga suara dering ponsel menyita perhatian nya. Menggapai benda yang berada di samping nya tepat di atas tas yang terletak dilantai sejadah, Melihat nama yang tertera 'Papa' tak lama gadis itu menekan ikon hijau yang terletak di sebelah kiri.

"Assalamu'alaikum, Papa." Gadis itu menempelkan ponsel di telinga kanannya.

"Wa'alaikumussalam. Kamu lagi dimana, Nak?" ucap orang dari seberang sana.

"Masjid dekat kampus, Pa. Ada apa tumben nelpon aku?" balas gadis berjilbab hitam itu.

"Kamu masih ada kelas hari ini? Kalau tidak langsung pulang, ada yang mau Papa bicara kan." Ini lah Papa nya, orang tanpa basa-basi.

"Tidak, dan oke aku pulang." ia sedikit bingung ada apa dengan Papa nya itu, biasa nya dia akan sibuk dengan berkas di kantor dan ini menelpon?

"Cepat lah kembali, Papa tutup, Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

Tutt
Obrolan berakhir meninggal kan rasa penasaran yang melanda gadis itu.

Memasukkan semua barang-barang nya ke dalam tas, gadis yang menggunakan gamis berwarna mauve itu beranjak keluar dari Masjid. Matanya menelisik kesana-kemari mencari sepatu yang ia letakkan di luar Masjid, setelah mendapatkan nya gadis itu menghampiri.

Sepatu putih dengan tinggi dua senti meter itu terpampang sendirian di area Masjid. Setelah selesai memakai sepatunya gadis itu hendak beranjak dari sana, namun Netra nya tak sengaja bertubrukan dengan sebuah buku yang seperti nya tertinggal di teras bangunan ini. Sedikit ragu gadis itu mengambil buku bersampul putih dengan sedikit gradasi jingga dibagian bawah nya, buku yang berukuran A5 itu berjudul kan
'Tak Usai Merindu'.

"Ini buku siapa?" gumam nya seolah melupakan tujuan utama dia keluar dari Masjid.

"Aku bawa nih? Tapi... Oke-oke! Besok aku kembalikan mana tau ada orang yang mencari." gadis itu beranjak dari sana, dengan tangan nya yang membolak-balikkan buku tersebut.

Dia terus berjalan hingga meninggal kan halaman Masjid, memasukkan buku itu ke dalam tas nya, lalu dia mengambil handphone dan memesan taksi.

Dia, Hafizha (ENDING) Where stories live. Discover now