37. "Kenyataan Pahit"

Mulai dari awal
                                    

"Mau kemana Bu?" tanya supir taksi dengan menatap Ica di kaca atas dalam taksi tersebut.

"Taman kota Pak," balas Ica.

Sepeninggalannya dari Rumah Sakit Ica memutuskan untuk tidak pulang ia ingin menenangkan pikirannya terlebih dahulu agar Arkan tidak curiga pada Ica karena pulang dengan mata sembab.

Sesampainya di Taman Kota ica duduk dekat air mancur yang kebetulan sepi dengan menatap kosong ke arah depan entah terkadang Ica mengukir senyumnya sendiri, terkadang menunduk sedih, tangan Ica dengan sendirinya mengelus perutnya yang didalamnya terdapat janin buah cinta Ica dan Arkan.

"Ica? Lo kenapa?" tanya Ali yang kebetulan ia juga sedang berada disini.

"Ali? Kok lo disini?" tanya Ica bingung.

"Gue tadi disuruh suami lo beli barang yang kurang dikantor dan kebetulan ada disekitar sini dan gue nggak sengaja liat lo lagi nunduk gitu, lo kenapa Ca?" jelas Ali.

"Gue nggak apa-apa kok," balas Ica dengan berbohong.

"Nggak apa-apa tapi kenapa mata lo merah kayak orang habis nangis?"

"Ahh ini cuman kelilipan aja kok,"

Ali tidak yakin dengan jawaban Ica, ia merasa bahwa ada sesuatu yang Ica sembunyikan tapi Ali tidak ingin terlalu mengikut campuri urusan Arkan dan Ica.

"Yaudah kalau gitu gue mau balik kantor sebelum suami lo marah karena lama, lo mau ikut?"

Ica mengangguk setuju ia sudah rindu dengan kebawelan suaminya itu.

👀👀👀

Arkan menggeram kesal karena menunggu Ali yang sejak tadi tidak kunjung balik sementara Harry yang terus mencoba menghubungi Ali tidak bisa karena Ponsel Ali tidak aktif.

"Hai Harry, Arkan dimana?" tanya Ica setelah sampai dikantor Arkan.

"Ada di dalam dia lagi kesel gara-gara lo Li," balas Harry sambil menatap Ali kesal.

"Lah kok gue?" tanya Ali bingung.

"Lagian lo lama banget beli gituan doang,"

"Yaelah lo kayak nggak tau Jakarta aja, macet cuy Jakarta terkenal macetnya,"

"Udah-udah nanti aku yang jelasin kenapa Ali lama tadi, yaudah kalau gitu aku masuk kedalam ya" Lerai Ica.

Ceklek!

Ica melihat Arkan tengah fokus dengan laptopnya sehingga tidak menyadari bahwa ada seseorang yang masuk, dengan melangkah pelan Ica menghampiri Arkan dari belakang. Saat sudah di belakang Arkan lantas Ica langsung memeluk Arkan dari belakang dengan erat. Arkan yang sempat terkejut melihat kebelakang dan ternyata Istrinya yang tengah memeluk dirinya dan menelusupkan wajahnya dileher Arkan.

"Kamu kenapa ada disini? Kok nggak bilang aku sih?" tanya Arkan sambil mengelus lembut kepala Ica yang tertutup dengan jilbab.

"Karena aku mau kasih surprise sama kamu," balas Ica.

"Terus kamu sama siapa kesini?"

"Sama Ali,"

"Ali? Kok bisa?"

"Aaa Sayang jangan bawel dulu dong nanti aku jelasin aku kangen banget tau sama kamu," rengek Ica yang semakin menelusupkan wajahnya dileher Arkan.

Arkan terkekeh gemas mendengar ucapan Ica. "Yaudah duduk sini," ujar Arkan sambil menepuk pahanya untuk menyuruh Ica duduk dipangkuannya.

Dengan senang hati Ica duduk dipangkuan Arkan dengan masih memeluk Arkan dan menyenderkan kepalnya didada bidang Arkan.

"Sayang tangan kamu siniin deh," ujar Ica dan mengambil tangan Arkan lalu menaruhnya diperut Ica.

"Didalam sini ada buah cinta kita berdua dan disini ada satu nyawa yang harus aku jaga,"

Arkan menatap Ica bingung. "Maksud kamu?" tanya Arkan bingung.

"Aku hamil Abi didalam sini ada calon anak kamu,"

"K-k-kamu hamil?" tanya Arkan tidak percaya.

Itu artinya sebentar lagi ia akan menjadi seorang Ayah? Ya Tuhan betapa bahagianya Arkan saat ini.

Ica mengangguk antusias sambil tersenyum. Ica mengeluarkan selembar kertas yang menyatakan dirinya positif hamil dan Arkan membaca surat itu sambil menatap Ica senang, haru, sedih, dan semua rasa itu bercampur menjadi satu.

"Tadi kamu manggil aku apa?"

"Abi," balas Ica tersenyum lembut.

"Berarti aku manggil kamu Umi?MasyaAllah Umi, Abi sangat bahagia hari ini," ujar Arkan sambil memeluk Ica erat.

Ica tersenyum haru andai saja Arkan tau kenyataan yang pahit apakah kebahagiaan Arkan akan hilang begitu saja? Dan inilah yang Ica takutkan jika Arkan mengetahui kenyataan pahit tersebut. Biarlah Ica yang menanggung semuanya daripada Arkan harus ikut sedih juga dan khawatir.

"Aku tidak tau kapan kenyataan pahit ini akan terbongkar dan Arkan mengetahui serta semua keluarga pada tau tapi aku harap itu tidak terjadi karena aku tidak mau kebahagiaan yang baru saja ada lenyap begitu saja karena kenyataan pahit ini"

Halo terimakasih yang sudah baca semoga suka ya!

Jangan lupa vote, komen, dan follow!

Ditunggu part selanjutnya!!!

Kamsahamnida bye bye💖😊

IG : citrani15
Tiktok : unictr
Yuk follow hihihi🤗

I Will Go Out Of Your LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang