Ch. 82 : Sosok Misterius

3.4K 308 108
                                    

Halo! Akhirnya author bisa nyapa lewat update hehe.. Apa kabar? Moga dalam keadaan baik dan sehat selalu ya! ^^

"Pangeran..."

"Pangeran..."

Pria yang sedang tertidur pulas menyelami alam mimpi itu merasa terusik saat seseorang menggoyang pelan lengan sebelah kirinya. Matanya yang semulanya terpejam rapat itu perlahan terbuka seiringan dengan ringisan kecil yang lolos dari bibirnya.

Pria berparas cukup tampan tersebut memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri. Matanya melirik sekitar sebelum akhirnya histeris sendiri. Dalam keadaan setengah syok, ia menyentuh pipinya sendiri. Mulanya ia hanya mengelus pipinya dengan berulang kali lalu lama kelamaan dirinya tidak sadar menepuk pipinya sendiri cukup keras hingga menimbulkan bunyi.

"Sshh.. Ini nyata," gumamnya linglung.

Selesai dengan kegiatan anehnya, pria itu melirik seorang pria berpakaian sederhana yang berada tidak jauh darinya dengan tatapan haus akan informasi. Menyerbunya dengan banyak pertanyaan beruntun.

"Apa kau tau siapa yang membawaku kemari?"

"Bagaimana ciri-cirinya? Apakah ia pria atau wanita?"

"Sejak kapan aku sudah disini. Apa kau tau?"

"Apa kau..."

Guzhao — pelayan pribadi pria itu langsung mengelus dadanya penuh kesabaran. Padahal dirinya juga ingin bertanya pergi kemana semalam tuannya itu hingga kembali dalam keadaan penuh luka.

"Hamba baru saja ingin bertanya kepada Pangeran. Pangeran bisa terkena masalah apabila ketahuan tidak berada di kediaman," ujar Guzhao sembari memijit kecil hidungnya. Tuannya itu sering berkeliaran entah kemana tiap malam, hampir setiap hari.

"Mengapa kau tidak menjawab pertanyaanku dan malah membuatku semakin pusing saja?!" tanyanya kesal. Guzhao hanya bisa menampilkan raut tertekannya menghadapi sifat mudah pemarah pria itu. Padahal usianya masih muda, tetapi terlalu sering marah-marah bahkan untuk hal kecil sekalipun. Maklum, julukannya adalah pangeran yang manja.

"Aku tidak pernah ketahuan oleh Ayahanda. Bukankah kau tahu itu," timpalnya masih dengan nada kesal yang kental. Guzhao mengangguk kan kepalanya mengiyakannya saja.

"Kembali ke permasalahan awal, Pangeran. Mengenai siapa yang membawa Pangeran kemari hamba benar-benar tidak mengetahuinya. Jadi, hamba tidak tahu dia seorang pria atau wanita," jelas Guzhao sesopan mungkin.

Pangeran Zhang Yizhan seketika meluruhkan bahunya tidak bertenaga. Merasa sangat penasaran dengan indentitas dari orang yang membantunya semalam, seperti seorang pahlawan. Keren sekali.

Pangeran Zhang Yizhan kembali menggali informasi sekecil pun. Berharap setidaknya ia mendapatkan petunjuk walaupun sebenarnya ia tahu mustahil. "Kau yakin tidak melihat siapa pun yang kemari? Tidak mungkin aku jalan sendiri dalam keadaan pingsan!" ujarnya semakin kesal.

Guzhao meliriknya sebentar sebelum akhirnya menghela nafas pelan lalu menggeleng kecil kepalanya. "Maafkan hamba, Pangeran. Hamba benar-benar tidak melihat siapa pun. Hamba juga terkejut saat sesuatu terjatuh di ruangan Pangeran dan secara kebetulan Pangeran sudah terbaring di kasur," jelasnya panjang lebar dengan sesabar mungkin. Terkadang berbicara dengan Pangeran muda satu itu cukup menguras emosi dan tekanan batin. Tidak banyak pelayan yang memilih mengundurkan diri dari pada terkena semburan kata-kata mutiara oleh pangeran satu itu.

Pangeran Zhang Yizhan duduk di atas kasurnya dengan keadaan termenung sembari berpikir. Dirinya pingsan tepat setelah melewati sosok penyelamatnya. Bukankah berarti seharusnya penyelamatnya itu merasa iba dan mengantarkan pulang atau setidaknya membawanya ke penginapan untuk sementara? Tetapi, mengapa sosok itu seolah mengetahui pasti letak kediamannya?

Transmigration Of Psychopath Girl : Be The Goddess Of Death [Yin God]  Where stories live. Discover now