Ch. 63 : As A Grandfather

2.4K 403 426
                                    

Follow akun author yuk! Ga follow ga kawan kita! harumichanz

Dua orang manusia berbeda jenis kelamin dan umur saling melempar tatapan seolah enggan untuk melepaskan. Mata yang satu menatap pria paruh baya di depannya dengan tatapan tajam. Lalu yang satu lagi, membalas tatapan tersebut penuh dengan kelembutan.

"Mengapa kau terlambat saat makan malam?" tanya si pria paruh baya memecah keheningan yang melanda.

Li Xinxi berdecih pelan. "Untuk apa kau tau, Pak tua?" tanyanya sinis. Kaisar Cho yang dipanggil pak tua oleh cucunya sendiri pun merasa lucu, beliau terkekeh pelan. "Pak tua?" beonya. "Tidak terlalu buruk," tambahnya terdengar santai.

Li Xinxi melihat Kaisar Cho dengan tatapan penuh keheranan. "Aneh," cibirnya pelan.

Bukannya marah, Kaisar Cho malah merasa gemas mendengarnya, terlebih wajah yang Li Xinxi miliki lebih cenderung dikatakan imut daripada cantik. Pipi tembam seperti pipi bayi dengan kulit putih susu yang terlihat bersih.

Menyadari ada yang janggal, Kaisar Cho menatap lekat rambut dan bola mata Li Xinxi secara bergantian.

Berdehem pelan, Kaisar Cho memulai perbincangannya. "Bukankah rambut aslimu berwarna putih sedikit keperakan, lalu bola matamu bukankah seharusnya berwarna merah darah?" tanyanya langsung. Tentu saja Kaisar Cho mengingatnya dengan detail karena dengan perbedaan yang mencolok itu bayi yang tidak berdosa dibuang oleh keluarganya sendiri. Mengingat itu, hati Kaisar Cho serasa dicubit.

"En, begitulah," balas Li Xinxi singkat. Dirinya tidak ingin terlalu banyak bicara, bukankah pria tua yang duduk di depannya itu tidak memerdulikan keberadaan raga ini sebelumnya?

Dimana Kaisar Cho saat ia dan ibunya diusir secara tidak hormat? Apa yang beliau lakukan? Mungkin jika beliau memilih diam dan bertindak sebagai orang asing, mungkin saja permasalahan tersebut tidak serumit ini. Tidak cukup diasingkan, rumor buruk mengenai mereka berdua beredar luas dengan bebas.

Tidak ada satupun pihak istana yang bergerak untuk menghukum dalangnya atau setidaknya memutus mata rantai penyebarannya. Semua pihak sama-sama menutup mata dan telinga mereka masing-masing. Tidak memperdulikan nasib buruk apa yang akan menimpa orang lain asalkan mulut mereka masih dapat berguna dengan baik.

Kaisar Cho menghela nafas pelan, rasa sesal memenuhi dadanya. "Kau membenciku?" tanyanya sembari menatap Li Xinxi sendu.

Li Xinxi langsung mengalihkan pandangannya saat melihat tatapan penuh keputus asaan itu. Meski memiliki sisi yang mengerikan, ia juga memiliki hati. Oleh karena itu, ia masih bisa berekspresi dengan baik selain mendatarkan wajahnya dan tersenyum miring.

"Untuk apa anda mengajak putri ini berbicara? Bukankah pak tua sepertimu seharusnya menemui putri-putrimu itu?" tanya Li Xinxi seakan menyindir.

Kaisar Cho menghela nafas pelan saat merasakan aura permusuhan yang begitu kental untuknya. "Aku mendengar kabar bahwa gelarmu telah dikembalikan. Aku takut kau akan digertak oleh mereka yang memiliki gelar lebih tinggi, oleh karena itu aku datang untuk menemuimu," ujarnya sarat akan kekhawatiran sekaligus mengalihkan topik.

Li Xinxi menyeruput sedikit teh yang telah di siapkan oleh pelayan lalu meletakkannya kembali. Mereka berdua sedang berada di ruangan dimana untuk Kaisar Cho menginap malam ini. Rencananya besok beliau akan pulang. Ruangan tersebut dipilih langsung oleh Kaisar Liiu. Ruangan dengan interior mewah dan elegan. Lebih dari cukup luas untuk seorang Kaisar terkenal.

Mengukir senyuman miring, Li Xinxi menatap datar Kaisar Cho. "Tentu saja, milikku tetaplah milikku. Jika milikku berpindah tangan, bukankah itu mudah? Potong saja tangannya, jika kurang, babat habis sisanya," ujarnya santai.

Transmigration Of Psychopath Girl : Be The Goddess Of Death [Yin God]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang