Sejatinya Jungkook tak paham. Benar-benar tak bisa memahami apa yang ada dalam pikirannya. Jungkook bahkan tak bisa memahami perasaan apa yang kini melingkupi dirinya saat ia melihat sosok itu setelah sekian lama.
Akankah ini rindu? Atau marah? Mungkin takut? Atau justru benci?
Jungkook tak bisa mengartikan apapun. Tak ada satupun kata yang pas untuk menggambarkan bagaimana kini tungkainya justru ikut bergerak mengikuti kala melihat sosok itu melangkah pergi ke arah lain.
***
Hoseok terbangun dengan kepala yang terasa cukup pening. Memaksakan diri untuk terduduk namun helaan nafas berat harus ia tarik kala menyadari matahari ternyata belum sepenuhnya memunculkan diri. Kenapa juga dia harus terbangun di jam seperti ini?
Mendengus kesal sejenak dan berniat untuk kembali melanjutkan tidurnya, nyatanya justru kini tubuhnya dengan refleks berdiri seketika kala menatap kasur didekatnya dalam keadaan kosong.
"Jungkook?" Hoseok berusaha memanggil sang adik. Percobaan pertama meyakinkan diri bahwa adiknya hanya tidak ada di kasurnya bukan tidak ada diruangan ini bersamanya.
"Jungkook!" Gagal. Hoseok menaikkan suaranya namun hening tetap menjadi jawaban yang ia terima.
"JEON JUNGKOOK!" ia setengah berlari menyalakan lampu dan memandang sekeliling dengan seksama.
Nihil. Jungkook tak terlihat dimanapun. Masih dengan gerakan panik Hoseok berusaha mencapai pintu kamar mandi. Niat hati mengetuknya pelan namun dadanya mencelos kala pintu itu terbuka dan ternyata tak ada siapapun disana.
*BRAK
Suara bantingan pintu terdengar nyaring membuat sosoknya segera berbalik badan menatap asal suara. Diambang pintu sana, ia bisa melihat Seokjin dan Jimin yang terengah panik menatapnya.
"Hoseok hyung hhh Yoongi hhh Yoongi hyung hhh dia ada disini?"
Hoseok mengernyit tak paham pada pertanyaan yang Jimin lontarkan dengan nafas tak beraturan. Terlebih tak lama setelahnya Taehyung dan Namjoon muncul menyusul keduanya.
"Aku tak bisa menemukannya di lantai bawah." Taehyung terlihat frustasi menatap Seokjin kala mengatakannya.
"Aku juga tak bisa menemukannya di area luar rumah sakit ini. Taman, parkiran, aku tak bisa menemukannya." Pun Namjoon sama terlihat putus asa.
Jimin kembali mengalihkan tatapannya pada Hoseok. Membuat sosok yang ditatapnya itu dengan pelan menggelengkan kepalanya ketika mulai paham bahwa ada yang tidak beres sedang terjadi.
"Yoongi hyung tidak–" Perkataan Hoseok terhenti. Kedua matanya terbelalak ketika dia tersadar sesuatu. Rasa panik kini semakin melahapnya habis kala teringat bahwa ...
"Jungkook ... dia juga menghilang."
***
Kakinya masih terarah pelan. Tak memiliki tujuan pasti karena hanya mengikuti hati yang tak lagi sempurna. Bergerak kosong oleh insting, berjalan tanpa tenaga seolah setiap pijakan anak tangga yang diambil hanya angin belaka.
Tak ada suara bahkan derap pelan pada ruang kosong udara. Jungkook ... hanya terus menatap punggung rapuh di depan sana yang masih belum mau menghentikan langkah. Jungkook sadar kemana anak tangga ini akan membawa mereka. Jungkook tahu dengan pasti karena sudah tak asing dengan tangga seperti ini dalam setiap gedung tinggi yang ia datangi.
Haruskah Jungkook bocorkan? Atap memang tempat sempurna untuk menginjak batas kewarasan. Tersudut pada dua pilihan hanya berdiam menatap langit luas dan menata hati untuk kembali berjuang atau terus maju melewati batas samar penghujung gedung dan mengakhiri seluruh sakit yang menyandera.
YOU ARE READING
기억 MEMORY || BTS
FanfictionSemua kenangan itu tersimpan rapi di laci sudut kepalaku Semua kenangan itu seperti huruf korea 'giyeok' Permulaanku yang berharga An ordinary story between their friendship and memory Inspirasi : 💜 Puisi RM di Run BTS eps 56 ...
MEMORY || 45
Start from the beginning
