36. "Merubah Penampilan?"

Beginne am Anfang
                                    

"Arkan itu sebenarnya orangnya baik cuman ketutupan dari sikap dia, mungkin aja dulu dia belum nerima perjodohannya,"

"Gue juga baru tau kalau dia udah nikah pas istrinya datang nganterin makanan buat dia dan disitu gue bingung karena setau gue dia punya pacar dan pas gue bilang Arkan lagi sama pacarnya Ica kecewa dan dari situ Ica berani cerita sama gue, gue sempet marah besar karena Arkan sebelumnya nggak pernah yang namanya selingkuh,"

"Kita doain aja semoga hubungan Arkan dan Ica langgeng sampai maut memisahkan, dan btw lo kapan nyusul Arkan?" canda Harry.

"Lo tanya gue? Apa kabar diri lo sendiri cuy lo aja masih ngejomblo," balas Ali tertawa.

"Secepatnya gue bakal sebar undangan dan lo harus datang bawa cewek lo,"

"Sialan lo," ujar Ali dengan menoyor pelan kepala Harry sambil tertawa dan tak lama makanan mereka datang dan langsung menyantapnya.

👀👀👀

Setelah berada di dalam sebuah Restoran Arkan dan Ica memesan makanan seraya menunggu makanan datang Arkan mengurus pekerjaannya melalui email sedangkan Ica hanya mengedarkan pandangannya saja ke arah Restoran tersebut.

"Aneisha? Wah ketemu lagi kita ya," Ica menoleh ke arah sumber suara dan ternyata Fadly yang memanggilnya.

"Perasaan tadi lo belum pakai hijab terus kenapa sekarang pakai?" lanjut Fadly.

Arkan yang sedari tadi sibuk dengan pekerjaannya menoleh pada Fadly yang tengah mengobrol dengan Ica.

"Semua orang bisa berubah kan? Gue pengen ubah penampilan gue aja nggak salah kan?" balas Ica santai.

Arkan melepaskan kacamata hitamnya yang bertengger di batang hidungnya. "Ekhemm!" Arkan berpura-pura batuk untuk menyadarkan Ica dan entah siapa itu Arkan tidak kenal.

"Oh iya gue sampai lupa, lo tadi pengen ketemu suami gue kan? Nah ini suami gue namanya Arkan dan sayang ini temen aku pas SMA namanya Fadly," ujar Ica sambil memperknalkan Arkan pada Fadly.

Fadly melihat Arkan tersenyum lalu duduk disebelah Ica. "Oh jadi ini orang yang udah beruntung milikin lo Ca, selamat ya bro lo tu manusia paling beruntung dapetin Ica karena dulu dia paling susah ditaklukin banyak cowok yang suka sama dia tapi dia abaikan sok jual mahal emang," ujar Fadly sambil menyindir Ica.

"Apaan sih nggak usah ngarang deh," kesal Ica.

"Lah gue nggak ngarang gue tu ngomong jujur biar suami lo tau kelakuan lo waktu SMA yang sok jual mahal," balas Fadly sambil tertawa.

"Tau ah bete gue!"

Sedangkan Arkan hanya diam memperhatikan dua orang yang sedang bercanda, jujur Arkan saat ini sedang cemburu karena Fadly teman Ica duduk disebalah istrinya dan terkadang Arkan mendapatkan tatapan intens Fadly pada Ica dan Arkan tidak suka akan hal itu.

"Tapi jujur sih gue senang kalau lo udah berhijab jadi makin cantik tau nggak," ujar Fadly memuji Ica.

Arkan mendengar ucapan Fadly tersulut emosi tapi ia tahan, ia tidak mau adanya keributan disini.

"Mending lo pergi deh ganggu orang honeymoon aja," usir Ica yang sudah merasa risih pada Fadly.

"Jahat lo main usir gue aja,"

"Udah sana lo mending cari bule daripada gangguin gue sama suami gue yang lagi honeymoon,"

"Ngerti gue ngerti lo pengen berduaan kan sama suami lo, yaudah gue pergi deh sambil cari bule sampai ketemu lagi Aneisha oh ya gue minta nomor Whatsapp lo dong," balas Fadly.

Ica melirik Arkan seolah bertanya bolehkah ia memberi nomornya pada Fadly, tapi Arkan hanya diam saja tanpa adanya berekspresi dan Ica yakin pastinya tidak boleh.

"Gue nggak make sosmed," tolak Ica dengan alasan tidak masuk akal.

"Alasan lo klise banget sih, eh Ica jaman sekarang mana ada orang nggak make sosmed lo masih tinggal dimana hari gini nggak make sosmed," ledek Fadly.

"Kalaupun ada gue juga jarang mainin karena gue males main sosmed," kesal Ica.

"Pelit lo,"

"Bodo! udah sana cari bule ganggu orang aja lo,"

Fadly mencibir dan akhirnya ia berlalu dari hadapan Ica dan Arkan.

"Kamu marah?" tanya Ica hati-hati pada Arkan. Tapi Arkan hanya diam saja tak menjawab pertanyaan Ica.

"Aku sebenarnya tadi risih makanya aku ceper usir dia dan aku tau kamu tadi nggak suka kan liat dia duduk disamping aku?" lanjut Ica.

"Kapan kamu ketemu sama dia?" tanya Arkan tenang.

"Tadi pagi pas aku keluar itu," balas Ica pelan.

"Dan kenapa kamu nggak cerita?"

"Aku pikir ini bukan hal penting jadi aku nggak cerita sama kamu,"

"Mau penting atau nggak nya kamu harus cerita sama aku kita ini suami istri dan suami istri harus saling terbuka," balas Arkan sambil menahan emosi.

"Kamu tau? Tadi aku berusaha reda emosi aku saat dia duduk disebelah kamu, aku cemburu liat kamu bercanda sama dia," lanjut Arkan.

"Maaf,--"

"Aku nggak suka liat kamu sama laki-laki lain selain aku,"

"Maafin aku Mas," ujar Ica pelan sambil menunduk. Ica tau kini Arkan tengah terbakar api cemburu, satu hal yang baru Ica ketahui bahwa Arkan sangat cemburu dan possesive. Dulu Ica hanya tau bahwa Arkan sangat kasar tapi lambat laun Ica mengetahui dibalik sikap kasar Arkan terdapat cemburu yang sangat teramat dan possesive terhadap orang yang Arkan cintai dan sayangi.

Arkan mengela napasnya pelan sambil mereda emosinya setelah reda lalu Arkan pindah posisi menjadi disamping Ica dan memeluk Ica. "Jangan diulangi lagi ya aku nggak suka," ujar Arkan lembut.

"Aku minta maaf Mas,"

"Udah nggak apa-apa kali ini aku maafin tapi besok-besok jangan harap," balas Arkan tegas.

Ica mengangguk cepat.

Halo terimakasih yang sudah baca semoga suka ya!

Jangan lupa vote, komen, dan follow!

Ditunggu part selanjutnya!!!

Kamsahamnida bye bye💖😊

I Will Go Out Of Your LifeWo Geschichten leben. Entdecke jetzt