"Hyung!"

" ... pasti lebih sakit dari ini bukan? Jahitannya juga sepertinya banyak Ahh bagaimana bisa aku membuat bocah itu ... "

"Yoongi hyung!"

" ... merasakan sakit seperti ini. Padahal dia sangat tak suka jika kulitnya terluka."

"MIN YOONGI!"

Sentakan Jimin berhasil membuat racauan sang kakak berhenti. Tapi tidak dengan senyum yang masih terkembang begitu sakit pada wajah pucatnya.

"Jimin-ah, aku yang membuat Jungkook terluka. Aku yang–" Perkataan Yoongi terpotong kala dengan cepat Jimin menarik tubuh itu dalam pelukannya.

"Cukup, hyung. Jangan seperti ini. Kumohon." Tubuh dalam pelukannya bisa Jimin rasakan perlahan bergetar dan tak lama setelahnya tangisan yang sama akhirnya terdengar samar.

"Jungkook terluka karena aku, Jimin. Jungkook terluka."

Jimin ikut menangis. "Jungkook akan baik-baik saja, hyung. Dia anak yang kuat."

"Luka Jungkook lebih besar dari ini bukan? Itu pasti lebih sakit. Jungkook terluka karenaku."

"Hyung, kumohon ... hiks ... "

"Ji–Jimin-ah, Jungkook ... "

"HYUNG!" Lagi, tubuh itu kembali terkulai lemas kehilangan kesadarannya dalam pelukan Jimin.

***

Mentari sudah hampir menghilang dari peradabannya saat sebuah senyum simpul berhasil menerbitkan dimple manis pada semesta lainnya. Namjoon tertawa sekilas sebelum akhirnya Jimin yang ikut tertawa juga memeluknya erat.

"Ahhh akhirnya aku terbebas dari baju tahanan itu."

Jimin melepaskan pelukannya dan mulai memperhatikan sang kakak dengan seksama. "Apa ini artinya Kim Daily akan kembali?"

Namjoon tersenyum simpul sebelum mengusak pelan rambut Jimin. "Ya! itu sudah sangat lama." Ia tertawa sekilas. "Dan aku tidak punya pakaian lain selain ini kalau kau lupa. Semua bajuku masih ada di New York."

Keduanya masih berjalan beriringan setelah sebelumnya Namjoon menyelesaikan sesi konseling terakhirnya dengan dokter Han. Ya, kalian tidak salah. Dokter Han Taemu, psikiater yang sama yang juga menangani Jungkook.

Hari ini Namjoon memang sudah diberi tahu bahwa setelah sesi ini Namjoon sudah diperbolehkan pulang, dengan beberapa catatan tentu saja. Setelah berbulan-bulan terjebak disini, bukankah itu cukup menjadi bukti seberapa parah luka yang harus disembuhkan didalam sana?

Oleh karenanya sebagai perayaan Dokter Han juga meminta pemuda Kim itu untuk membawa baju bebas. Dokter itu mengatakan bahwa ini akan menjadi tanda resmi bahwa Namjoon sudah bisa melepaskan seluruh luka itu dari dalam dirinya.

Ingin tahu rahasia lain mengapa Namjoon harus menghabiskan waktunya di sana begitu lama? Namjoon dulu mungkin akan berpikir bahwa luka yang ia derita begitu parah. Meski itu juga nyata, tapi dari kalimat perpisahan dokter Han, Namjoon akhirnya tahu apa alasan sebenarnya dokter Han tidak memberikannya izin untuk pulang dari rumah sakit ini.

"Kau sudah boleh pulang sekarang. Ku harap kau tidak tersesat dan melupakan dimana rumahmu lagi setelah ini."

Ia tersenyum singkat kala bayangan mimpi itu kembali. Memunculkan rasa hangat lain pada hati Namjoon.

"Aku akan selalu ada disini, rumahku. Tepat berada dalam diri hyung sendiri."

Namjoon pulang. Namjoon bisa pulang karena ... ia akhirnya berhasil menemukan jalannya untuk pulang. Rumahnya yang nyata masih ada disana dan selalu ada disana. Rumahnya ... satu untuk tujuh selamanya.

기억 MEMORY || BTSWhere stories live. Discover now