Virtualzone - Chapter 45

623 46 42
                                    

Ini pertemuan terakhir sama mereka, guys. Gimana perasaan kalian?

Langsung aja, ya. Tapi sebelumnya jangan lupa tinggalkan jejak kalian di cerita ini.

Enjoy 💜

Seperti janjinya pada Bara kemarin, sepulang sekolah Rayya kembali mengunjungi rumah sakit bersama Raga

Ουπς! Αυτή η εικόνα δεν ακολουθεί τους κανόνες περιεχομένου. Για να συνεχίσεις με την δημοσίευση, παρακαλώ αφαίρεσε την ή ανέβασε διαφορετική εικόνα.

Seperti janjinya pada Bara kemarin, sepulang sekolah Rayya kembali mengunjungi rumah sakit bersama Raga. Selama beberapa hari ke depan mungkin dia akan menambahkan hal ini ke dalam salah satu agendanya. Di sepanjang jalan menuju rumah sakit tidak ada yang membuka obrolan sama sekali. Dugaan Gita memang benar. Sejak mendengar keputusan Raga yang ingin mendonorkan hatinya pada Bara, sikap Rayya sedikit berubah pada Raga. Dia memberi jarak dengan mengurangi intensitas obrolan di antara mereka.

Jika ditanya bagaimana perasaannya pada dua laki-laki yang sekarang sedang dekat dengan dirinya, Rayya sendiri bingung. Dia tidak ingin kehilangan mereka berdua. Itu sebabnya Rayya kesal pada Raga. Biarkan orang lain menganggapnya egois, tapi itu yang dia rasakan. Namun, di saat seperti ini Rayya tidak melupakan biasnya di NCT. Sebelum tidur malam tadi, gadis ini menyempatkan untuk mengirim pesan melalui DM Instagram pada Jaehyun. Dia mencurahkan isi hatinya pada sang idola, meskipun tahu tidak akan pernah mendapat balasan.

Tujuh meter menuju pintu IGD yang Bara tempati, mereka berpapasan dengan ayah Rayya yang akan pergi ke ICU untuk melihat pasiennya yang beberapa jam lalu baru selesai operasi. Rayya memanggil sang ayah karena kemarin beliau tidak pulang ke rumah, sedangkan Raga pamit pergi ketika mendengar Rayya ingin bertanya sesuatu pada ayahnya.

"Ayah pasti udah tau kalo Bara sakit, tapi kenapa nggak bilang sama Rayya?" tanyanya tanpa basa-basi.

"Awalnya Raga yang ngelarang ayah buat ngomong sama kamu, terus pas Bara udah siuman dia juga bilang hal yang sama. Tanpa ayah kasih tau, kamu juga sekarang ada di sini," papar tenang.

"Jadi ini alasan ayah nggak marah waktu kita ngomongin Bara malem itu?"

"Kamu tau jawabannya." Beliau mengusap puncak kepala putrinya pelan. "Semoga kita secepatnya dapet kabar soal donor hati buat Bara."

"Amin," sahut Rayya.

"Jadi cowok yang bikin kamu senyum-senyum waktu dianterin ayah ke sekolah itu Bara?" Senyuman terbit di bibir sang ayah melihat kegelisahan yang tersirat di wajah cantik putri semata wayangnya.

"Ayah apaan, sih." Air muka Rayya berubah seketika. Dia memutuskan kontak mata dengan ayahnya dan melihat ke arah yang lain dengan gestur tubuh yang mulai tidak tenang. Jelas sekali memperlihatkan jika dirinya salah tingkah.

"Jawabannya iya atau nggak. Bukan apaan, sih."

"Ish, Ayah. Udah, ah, Rayya mau liat Bara dulu."

"Kalo nanti mau pulang telepon ayah aja. Jangan ngerepotin Raga," pintanya memperingati sang anak.

"Eh, ayah loh yang bilang kalo Raga nggak bakal ngerasa direpotin sama Rayya."

"Sekarang, kan, kondisinya beda."

Virtualzone [COMPLETED]Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα