Virtualzone - Chapter 22

339 51 24
                                    

Hai guys, nyenengin orang itu dapet pahala lho. Jadi jangan lupa buat klik bintang di pojok kiri bawah, komen, share, dan kalo mau krisar juga boleh kok. Bantu menuju 500 vote yuk!

Langsung aja ya.

Enjoy 💜

"Kok bisa salah kirim? Sengaja pasti," tuduh Bara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kok bisa salah kirim? Sengaja pasti," tuduh Bara.

"Mana ada salah kirim disengaja."

"Yaaa siapa tau itu ngode gue," kekehnya percaya diri.

"Ge-er banget lo." Bara tergelak.

"Gue tuh peka bukan ge-er."

"Peka sama ge-er tuh beda tipis." Rayya menggeleng mendengar sahutan lawan bicaranya, dia selalu bisa menyahut. Setelah membalas pesan yang dikirimnya, Bara langsung menghubungi Rayya melalui telepon. Mungkin mereka sudah menghabiskan waktu sekitar lima belas menit untuk berbincang melalui telepon.

"Oma lagi enggak ngapa-ngapain nih. Mau gue kenalin?"

"Eh, i-iya boleh."

"Lo enggak usah takut, Oma enggak galak kok. Apalagi kalian sama-sama suka Korea, gue yakin bakalan klop."

Rayya kembali merasakan perasaan gugup setelah kurang lebih lima tahun yang lalu, ketika Raga mengajaknya ke rumah dan memperkenalkan Rayya pada orang tuanya. Memang saat itu dia masih bocah dengan seragam putih biru, tetapi dia merasa gugup juga. Apalagi sekarang, dirinya sudah beranjak remaja. Walaupun hanya dikenalkan sebagai teman, tetapi rasanya sama. Takut jika keluarga temannya tidak menerima dirinya.

"Oma, Bara pernah janji buat kenalin Oma sama teman Bara yang suka sama Korea juga. Sekarang aja, mau enggak?"

Rayya masih menempelkan ponsel itu di telinganya, Bara sedang memberitahu Oma perihal rencananya itu. Oma terdengar antusias mendengar penuturan Bara.

"Halo, Ra? Masih di sana?"

"Masih kok."

"Gue vc aja, ya. Biar enak ngobrol sama Omanya."

"Iya," jawab Rayya singkat. Dia masih mencoba menetralkan degup jantungnya. Berbincang dengan orang tua seseorang selalu saja mendebarkan. Rayya tidak berharap ada pertanyaan yang menjebak.

Wajah Bara mulai terlihat di layar ponsel Rayya, terlihat Oma sedang mengintip di sebelahnya karena beberapa kali Bara menggeser posisi ponselnya dan protes pada Oma. Sampai akhirnya ponsel itu sudah berada di tangan Oma. Rayya hanya menyunggingkan senyum ketika Oma melihat Oma.

"Geulis pisan, namanya siapa?"

"Rayya, Oma."

"Masih sekolah atau udah lulus?"

Virtualzone [COMPLETED]Where stories live. Discover now