Virtualzone - Chapter 2

1.3K 170 413
                                    

Ada yang nungguin gak sih part 2 gak sih? Walaupun enggak ada,aku bakalan tetep update kok.

Kalo ada typo langsung komen yaa :)

Aku tahu kalian readers yang bisa menghargai karya seseorang, jadi jangan lupa klik bintang dan komen ya.

Enjoy 💜

Merasa segar setelah mandi, Raga menjatuhkan tubuhnya di atas kasur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Merasa segar setelah mandi, Raga menjatuhkan tubuhnya di atas kasur. Ia memandangi langit-langit kamar. Perlahan penglihatannya mulai gelap. Dirinya merasa cukup lelah hari ini karena celotehan Rayya. Anehnya, Raga masih betah menemani Rayya ke manapun, sampai mengajar beberapa mata pelajaran yang Rayya rasa sulit.

Baru sepuluh menit Raga pergi ke alam mimpi, pintu kamarnya diketuk. Raga membuka matanya dan merubah posisinya menjadi duduk. Bintang membuka pintu kamar kakaknya dan masuk ke dalam karena tidak mendengar suara Raga. "Kakak ditunggu di meja makan sama Papah, makan dulu." Bintang mengatakan itu sambil mendekat ke arah meja belajar Raga.

"Nyari apa lo?" tanya Raga yang meihat adiknya mencari sesuatu di meja belajar milikknya.

"Pinjem flashdisk dong," jawab Bintang dengan matanya yang masih mencari benda itu.

"Punya lo kemana?"

"Dipinjem temen," jawabnya lagi sambil nyengir.

"Buat drakor pasti," selidiknya. Raga heran mengapa adiknya sama seperti Rayya. Mereka sangat menggandrungi Oppa Korea. Raga merasa dirinya tidak kalah tampan dari cowok-cowok yang biasa dipanggil Oppa-Oppa itu. Raga tidak melarang Bintang menyukai hal-hal berbau Korea, Raga membiarkan adiknya berhalu ria daripada mempunyai pacar -untuk saat ini- dan galau hanya karena cowok yang ia sukai. "Di laci. Jangan sampe hilang, ada tugas gue tuh," lanjutnya.

Senyum Bintang terbit ketika menemukan benda yang dicari. "Aman kalo sama gue," katanya sambil menyimpan benda itu ke saku piyamanya.

Mereka keluar dari kamar Raga menuju meja makan. Makan malam kali ini terasa lebih hangat, karena Papahnya ada di rumah setelah sekian lama terbang di udara. Ya, Papahnya adalah seorang pilot. Raga menghampiri Papahnya kemudian mencium tangannya.

"Gimana sekolahnya?" tanya Papahnya.

"Seperti biasa," jawab Raga singkat.

"Kata Bunda, kamu pulang telat hari ini. Kemana dulu?"

"Pacaran sama Kak Rayyalah, ngapain lagi," jawab Bintang, "Papah kayak enggak pernah muda aja, gitu doang nanya," lanjut Bintang berniat menggoda kakaknya.

Raga menatap Bintang tajam, sedangkan Bintang tidak peduli dengan tatapan kakaknya. Ia terus menggulir layar ponselnya ke atas dan ke bawah berselancar di media sosial.

"Yang ditanya Kakak, bukan kamu," ucap Bunda mengusap rambut Bintang.

"Maaf," ucap Bintang tanpa wajah bersalah.

Virtualzone [COMPLETED]Where stories live. Discover now